Tato dianggap sebagai seni yang dapat mengubah atau merefleksikan kepribadian seseorang. Umumnya, tato dibuat dengan menggunakan jarum yang digunakan untuk memasukkan sejumlah pigmen warna ke dalam kulit. Ketika kondisi kulit memulih dari tusukan jarum dengan baik, maka Anda dapat melihat sebuah gambar permanen yang indah seperti yang Anda inginkan.
Namun, terdapat beberapa risiko yang dapat terjadi ketika Anda membuat tato, begitu pula saat Anda ingin menghapusnya. Simak penjelasannya.
Risiko Pembuatan Tato
Sekalipun menggunakan jarum yang sudah disterilkan sebelumnya, bukan berarti tato tidak memiliki risiko kesehatan. Dilansir Healthline, berikut adalah risiko kesehatan yang bisa mengancam dalam pembuatan tato:
Infeksi kulit
Seni menggambar di kulit ini memanfaatkan bantuan jarum yang secara teknis membuat sebuah luka di kulit sebelum memasukkan pigmen warna. Umumnya, tattoo artist akan memberikan panduan terlebih dahulu sebelum memulai proses, yang salah satunya adalah petunjuk untuk mencegah terjadinya infeksi. Sayangnya, ada kalanya infeksi kulit tetap terjadi.
Infeksi ini ditandai dengan adanya kemerahan, rasa gatal, dan perubahan warna kulit atau bahkan pembengkakan. Jika infeksi telah menyebar, maka Anda juga akan mengalami demam.
Reaksi alergi
Beberapa orang juga mengalami reaksi alergi setelah mendapatkan tato. Umumnya reaksi alergi ini didapatkan dari tinta yang digunakan.
Bekas keloid
Tato juga dapat memicu munculnya bekas luka yang tumbuh menjadi keloid, yaitu gumpalan luka yang muncul pada jaringan bekas jarum ditancapkan.
Menyembunyikan kanker kulit
Tato secara teknis adalah gambar yang terkadang digunakan untuk menutupi luka atau tahi lalat, maka ada risiko bahwa tanda adanya kanker kulit juga disembunyikan dengan baik melalui tattoo.
Sekalipun merupakan gambar permanen, namun teknologi modern menawarkan prosedur untuk menghapus tattoo dengan aman. Prosedur ini sebaiknya dilakukan oleh ahli dermatologi untuk menekan adanya efek samping atau infeksi.
Cara menghapus tatto yang aman
Biasanya, Anda mungkin memikirkan untuk menghapus tato bila Anda kurang puas dengan hasil tato pada tubuh Anda atau adanya reaksi alergi serta masalah kesehatan yang timbul akibat adanya tato tersebut. Namun, sama halnya dengan proses pembuatan tato, menghapus tato juga dapat mengakibatkan efek samping kesehatan, terutama masalah kulit. Dilansir Mayo Clinic, berikut adalah beberapa cara untuk menghapus tato dengan aman:
Perawatan laser digunakan untuk menghapus tato. Sebelumnya Anda akan diberikan injeksi anestesi lokal agar tidak merasakan sakit sepanjang proses menghapus tato. Setelah prosedur laser dilakukan, Anda akan mengalami sedikit bengkak, benjolan atau pendarahan kecil di bekas tato. Namun, dokter akan meresepkan gel antibakteri yang akan membantu mempercepat proses penyembuhannya.
Berbeda dengan laser, operasi juga dapat dilakukan untuk menghapus tato. Prosedur dilakukan dengan cara mengangkat kulit menggunakan pisau bedah dan menjahit kembali tepi kulit. Menghapus tato dengan cara pembedahan ini cukup efektif, namun meninggalkan bekas luka khususnya pada tattoo berukuran kecil. Umumnya, biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
Prosedur dermabrasi dilakukan dengan membuat kulit di bagian tato yang akan dihapus mati rasa. Kemudian, tato akan dihapus dengan teknik amplas menggunakan alat putar berkecepatan tinggi yang memiliki roda atau sikat abrasif.
Teknik ini menyebabkan rasa sakit di bekas tattoo dan pemulihannya cenderung memakan waktu lebih lama, sekitar dua atau tiga minggu. Ada kalanya sisa tinta tidak dapat dibersihkan dengan maksimal, sehingga cara ini sedikit kurang efektif dibandingkan prosedur lainnya.
Menghapus tato dapat menjadi kegiatan yang cukup sulit, tak hanya dari efektivitasnya dalam menghapus tato secara permanan, tetapi juga adanya beberapa masalah kulit yang dapat terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan dengan baik sebelum Anda memutuskan membuat tato agar tidak merugikan kesehatan Anda sendiri.