Inilah Jenis Vaksin untuk Pria Sebelum Menikah

Inilah Jenis Vaksin untuk Pria Sebelum Menikah
Ilustrasi pemberian vaksin pada pria. Credits: Freepik.

Bagikan :


Selain mendapatkan premarital check-up atau pemeriksaan kesehatan pranikah, Anda juga perlu merencanakan imunisasi pranikah. Imunisasi pranikah sebenarnya sama seperti imunisasi pada umumnya, tujuan utamanya adalah mencegah penyakit yang berpotensi ditularkan oleh pasangan dan ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan. Baik pria maupun wanita sebaiknya mendapatkan vaksinasi sebelum menikah ini.

Sama seperti wanita, pria juga membutuhkan vaksin untuk melindungi diri sendiri dan pasangan serta janin yang akan dikandung istri di kemudian hari setelah menikah. Berikut adalah beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan untuk pria sebelum menikah:

 

Vaksin HPV

HPV termasuk salah satu infeksi menular seksual yang terutama banyak ditemukan pada orang dengan usia 15-59 tahun. Tak hanya wanita, pria juga bisa terinfeksi HPV terutama bila aktif berhubungan seksual tanpa pengaman dan gemar berganti-ganti pasangan.

Infeksi HPV bisa menular melalui hubungan seksual oral, anal atau vagina dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Virusnya juga bisa menyebar melalui kontak kulit secara langsung selama berhubungan intim. Sebagian besar pria yang mengalami infeksi HPV tidak mengalami gejala apa pun, namun virusnya tidak akan hilang dan bisa berkembang menjadi kutil, benjolan, atau pertumbuhan tidak normal pada penis, buah zakar, dubur, mulut atau tenggorokan.

Untuk mencegah risiko infeksi menular seksual tersebut, pria disarankan mendapatkan vaksin HPV yang bisa diperoleh sejak usia 11 atau 12 tahun. Orang dewasa hingga 26 tahun juga direkomendasikan untuk mendapat vaksin HPV, bila belum pernah mendapat vaksin ini sebelumnya. Vaksin ini diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke-0, 2 dan 6.

Baca Juga: Kapan Sebaiknya Mendapatkan Vaksin HPV?

 

Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B tidak hanya direkomendasikan untuk anak-anak saja. Pria dewasa berusia 19-59 tahun, serta yang berusia >60 tahun baik dengan faktor risiko hepatitis B atau sedang mencari perlindungan tambahan, bisa mendapatkan vaksin hepatitis B. Vaksin ini akan diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke-0, 1 dan 6.

Imunisasi bisa memberikan perlindungan dari hepatitis B dalam waktu lama pada individu yang sehat, minimal selama 30 tahun. Vaksin juga memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis dan infeksi hepatitis B yang kronis.

 

Vaksin MMR

Vaksin MMR melindungi anak-anak dan orang dewasa dari measles, mumps dan rubella (campak, gondongan dan campak Jerman). Penyakit ini sangat menular dan bisa dengan mudah menyebar lewat udara ketika seseorang bersin, tertawa, batuk, atau hanya bernapas.

Infeksi rubella terutama yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi kehamilan pasangan seperti gangguan bawaan lahir yang memengaruhi jantung, sistem pendengaran, organ hati dan limpa, serta retardasi mental.  Selain anak-anak, orang dewasa juga bisa memperoleh vaksin MMR, mendapat 1 atau 2 dosis dengan jeda antara kedua dosis tersebut minimal 28 hari.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Bintik Kemerahan pada Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Campak

 

Vaksin Tdap

Vaksin Tdap adalah kombinasi vaksin yang memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus, difteri dan batuk rejan (pertusis). CDC merekomendasikan vaksin Tdap pada semua orang dewasa yang berumur minimal 19 tahun, bisa diberikan setiap 10 tahun sekali. Vaksin ini selain direkomendasikan untuk wanita hamil, disarankan juga untuk pekerja medis dan orang yang bepergian ke daerah dengan angka kasus batuk rejan yang tinggi.

 

Mendapatkan vaksinasi sebelum menikah tidak hanya penting untuk diri sendiri, namun juga bermanfaat memberikan perlindungan pada kehamilan yang direncanakan. Konsultasikan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care tentang bagaimana dan kapan Anda dan pasangan bisa mendapatkan kesemua jenis vaksin sebagai bagian perencanaan pernikahan.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 7 Agustus 2023 | 09:40