Brand/Nama Lain
Merek dagang dari obat ini yang dapat ditemui di pasaran adalah Nesp.
Cara Kerja
Obat ini berisi suatu hormon eritroproetin buatan. Hormon ini merangsang pembentukan sel darah merah (eritrosit) pada sumsum tulang belakang, sehingga dapat dihasilkan sel darah merah yang matang. Pada kondisi anemia akibat kekurangan sel darah merah, diharapkan dengan penggunaan obat ini dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Indikasi
Obat ini digunakan pada pasien yang mengalami anemia akibat penyakit kanker atau penyakit ginjal kronik.
Kontraindikasi
Terdapat beberapa kondisi medis yang menjadi kontraindikasi atau tidak dapat diberikan obat ini yaitu:
- Mengalami reaksi alergi jika menggunakan obat ini
- Terdapat riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak terkontrol
Efek Samping
Berikut ini adalah efek samping dari penggunaan obat ini:
- Tekanan darah tinggi atau bahkan dapat mengalami tekanan darah rendah
- Nyeri dada
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri kepala atau pusing
- Nyeri pada seluruh tubuh
- Peningkatan kadar kalium darah
- Sesak
- Batuk
- Peningkatan kadar keping darah (trombosit) sementara waktu
- Edema (pembengkakan di tubuh)
- Nyeri pada persendian
- Dapat terjadi infeksi
- Ruam kulit
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi suntikan 30 mcg/mL, 40 mcg/mL, 60 mcg/mL dan 100 mcg/mL.
Dosis
Dosis obat bervariasi sesuai dengan tujuan pengobatan, namun obat diberikan melalui jalur suntik. Berikut ini dosis dari darbepoetin:
Anemia akibat penyakit ginjal kronik
- Dewasa, dosis awal dimulai dari 0.45 mcg/kgBB setiap seminggu sekali. Dapat juga diberikan dengan dosis 0.75 mcg/kgBB per 2 minggu sekali atau 1.5 mcg/kgBB setiap bulan sekali.
- Dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan sebesar 25% dari dosis awal setiap 4 minggu sekali sesuai dengan kadar Hb (hemoglobin) jika dibutuhkan.
- Sedangkan dosis harian yang dapat digunakan adalah 0.45 mcg/kgBB setiap 1-2 minggu sekali. Peningkatan dosis dapat dilakukan sesuai dengan target Hb yang diinginkan.
- Anak, dosis sama dengan pasien dewasa.
Anemia pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi
- Dosis permulaan dimulai dari 500 mcg setiap 3 minggu sekali. Atau dapat juga menggunakan dosis 2.25 mcg/kgBB perminggu sekali.
- Perubahan dosis dapat dilakukan sesuai dengan kadar Hb. Dosis dapat diberhentikan jika sudah menjalani 4 minggu pengobatan dan pengobatan kemoterapi berakhir.
Keamanan
Obat ini masuk ke dalam kategori C pada kehamilan. Artinya obat ini pada hewan uji coba dapat menyebabkan efek buruk pada janin. Namun pada manusia belum ada penelitian yang memadai dampak buruk terhadap janin. Sedangkan pada ibu menyusui belum diketahui keamanannya.
Interaksi Obat
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat penurunan tekanan darah seperti captopril dan lisinopril. Efek yang dapat ditimbulkan berupa penurunan tekanan darah dan terjadi peningkatan kadar kalium dalam darah.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina