Brand/Nama Lain
Arsitam, Bacbutinh, Bacbutol, Corsabutol, Emkapulmo, Erabutol Plus, Etibi, Kalbutol, Lilung, Metham, Niazitol, Panduan OAT Kategori 1, Panduan OAT Kategori 2, Panduan OAT Sisipan, Primbutol, Pro Tb4, Pulna, Pulna Forte, Restibi ZE, Rifastar, Rimstar 4-FDC, Santibi, TB-2, TB-Scan, Tibigon, Tibiq 1, Tibiq 3, Tibitol.
Cara Kerja
Ethambutol adalah salah satu obat yang dipakai dalam pengobatan penyakit tuberkulosis (TB). Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran kuman penyebab penyakit TB, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Di dalam tubuh, obat ini didistribusikan secara luas ke dalam cairan dan jaringan tubuh, sehingga obat ini efektif untuk pengobatan TB paru maupun TB ekstra paru (contohnya TB tulang atau TB usus).
Bila ethambutol dipakai sendiri bisa dengan cepat menyebabkan kuman penyebab TB resisten terhadap obat, sehingga obat menjadi tidak efektif dalam melawan kuman TB. Untuk menghindari terjadinya hal ini, ethambutol diberikan bersama obat-obatan TB lainnya, yaitu rifampicin, isoniazid dan pyrazinamide.
Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai artikel tuberkulosis, Anda bisa membacanya di sini: TB Paru - Definisi, Penyebab, dan Faktor Risiko.
Indikasi
Ethambutol digunakan sebagai pengobatan pasien dengan penyakit TB, baik yang belum pernah menerima pengobatan TB maupun yang telah mendapat pengobatan TB sebelumnya.
Selain itu obat ini juga digunakan sebagai pencegahan penyakit TB pada anak-anak berikut:
- Anak yang berusia di bawah lima tahun.
- Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (anak dengan HIV, kanker, gizi buruk) dan berkontak erat dengan pasien TB resisten obat.
Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai artikel TB resisten obat, Anda bisa membacanya di sini: Multidrug Resistant TB - Definisi, Penyebab, dan Faktor Risiko.
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Hipersensitif terhadap obat ini.
- Neuritis optik, suatu gangguan penglihatan akibat peradangan pada saraf mata.
- Memiliki kondisi yang menyebabkan pasien tidak mampu melaporkan gangguan penglihatan, seperti kehilangan kesadaran.
Efek Samping
Ethambutol dapat menyebabkan gangguan pada persarafan mata. Gangguan penglihatan ini terjadi pada sekitar 1% pasien yang mengonsumsi ethambutol dan kebanyakan terjadi 2 bulan setelah pengobatan dimulai. Gangguan yang terjadi dapat berupa:
- Penurunan ketajaman penglihatan kedua mata yang tidak nyeri.
- Buta warna.
- Kebutaan juga bisa terjadi.
Umumnya gangguan penglihatan ini dapat kembali lagi dan membaik seperti sedia kala, namun terdapat beberapa kasus yang melaporkan kebutaan permanen. Oleh karena itu, bila Anda mengalami penurunan kemampuan penglihatan setelah mengonsumsi obat ini, segera konsultasikan hal ini dengan dokter.
Selain itu, efek samping lain yang dapat terjadi antara lain:
- Rasa kebas dan kesemutan di kaki atau tangan
- Trombositopenia, jumlah trombosit atau keping darah lebih rendah dari normal.
- Ruam pada kulit.
- Mual, muntah serta rasa tidak nyaman di perut.
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan pengobatan TB lain dalam sediaan kombinasi dosis tetap (KDT).
- Sebagai sediaan tunggal, obat ini tersedia dalam bentuk tablet 250 dan 500 mg.
- Dalam setiap kaplet KDT pengobatan TB kategori 1, terdapat 275 mg ethambutol di dalamnya.
Dosis
Dewasa
- 15 mg/kg sekali sehari untuk kasus TB baru.
- Untuk pengobatan ulang, dosis dinaikkan menjadi 25 mg per kilogram berat badan pasien sehari sekali selama 60 hari, selanjutnya diturunkan menjadi 15 mg per kg berat pasien sekali sehari.
Anak-Anak
- Untuk pengobatan kasus baru dan pengobatan ulang, dosis diberikan 25 mg per kilogram berat badan pasien sekali sehari selama 60 hari, selanjutnya 15 mg per kg berat pasien.
- Dosis untuk pencegahan TB diberikan sebesar 15 mg per kg berat pasien.
Keamanan
Ethambutol tergolong sebagai obat kategori C dalam kehamilan. Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan uji coba, terlihat adanya risiko atau efek merugikan pada janin hewan tersebut. Namun belum ada data yang memadai dari penelitian yang dilakukan pada wanita hamil. Pemakaian obat perlu dikonsultasikan dengan dokter bila Anda sedang hamil.
Interaksi Obat
Penggunaan ethambutol bersama obat antasida (obat penyakit lambung) yang mengandung aluminium hydroxide dapat mengganggu penyerapan ethambutol.
Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai obat aluminium hydroxide, Anda bisa membacanya di sini: Aluminium Hidroksida - Cara Kerja, Indikasi, dan Kontraindikasi.
- dr Hanifa Rahma
MIMS Indonesia. (2022). Ethambutol: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. Retrieved 6 September 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ethambutol?mtype=generic#disclaimer.
Pusat Informasi Obat Nasional. (2022). ETAMBUTOL. Retrieved 6 September 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/etambutol.
European Medicines Agency. (2012). Assesment Report: Anti-tuberculosis medicinal products containing isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, ethambutol, rifabutin: posology in children. Retrieved 6 September 2022, from https://www.ema.europa.eu/en/documents/referral/assessment-report-article-53-procedure-anti-tuberculosis-medicinal-products-containing-isoniazid_en.pdf.
Medicines.org. (2022). Ethambutol 400 mg Tablets - Summary of Product Characteristics (SmPC) - (emc). Retrieved 6 September 2022, from https://www.medicines.org.uk/emc/product/8557/smpc#gref.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis [Ebook]. Jakarta. Retrieved from https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf.
EyeWiki - American Academy of Ophthalmology. (2022). Ethambutol Optic Neuropathy. Retrieved 6 September 2022, from https://eyewiki.aao.org/Ethambutol_Optic_Neuropathy.