Furosemide

Ilustrasi furosemide tablet

Bagikan :


Brand/nama lain

Classic, Furosix, Diurefo, Glosix, Diuresix, Gralixa, Diuvar, Impugan, Edemin, Impugan, Edemin, Lasix, Farsiretic, Farsix, Laveric, Farsix, Naclex, Frusid, Naclex, Furomed, Roxemid, Furosemide, Silax Furosemide, Uresix, Furosix.

 

Cara Kerja

Furosemide adalah obat diuretik dari golongan loop diuretic yang biasanya digunakan untuk mengurangi bengkak, tekanan darah tinggi, atau gangguan berkemih pada penyakit ginjal akut atau kronis. Furosemide bekerja dengan menghambat penyerapan kembali natrium dan klorida di ginjal. 

Obat ini memiliki efek diuresis, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi berkemih. Selain itu, obat ini dapat meningkatkan pengeluaran beberapa elektrolit seperti natrium, klorida, kalium, dan hidrogen. Oleh karena itu, furosemide juga memiliki efek menurunkan resistensi pembuluh darah yang berujung pada penurunan tekanan darah.

                 

Indikasi

Furosemide diindikasikan pada pasien dengan edema paru, hipertensi, oliguria pada pasien gagal ginjal akut maupun kronik, dan edema.

Baca lebih lanjut seputar penyakit di atas pada artikel Ai Care berikut:

 

Kontraindikasi

Furosemide dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas furosemide dan sulfonamide, tidak dapat berkemih 'anuria', gagal ginjal akibat keracunan obat, gagal ginjal dengan koma hepatikum, gangguan elektrolit (seperti hiponatremia berat, hipokalemia berat), hipovolemia, dehidrasi, koma akibat sirosis hati atau ensefalofati, penyakit Addison, porfiria, keracunan digitalis, dan menyusui.

                                                                                                                                                                                                               

Efek Samping

Efek samping dapat terjadi pada kondisi tertentu pada penggunaan furosemide. Berikut ini merupakan efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan furosemide:

  • Gangguan cairan dan elektrolit,
  • hipotensi simptomatik,
  • hiperurisemia asimtomatik,
  • nefrotoksisitas 'efek keracunan pada ginjal',
  • ototoksisitas (misalnya gangguan pendengaran, tinitus, tuli),
  • fotosensitifitas,
  • alergi sulfonamid,
  • retensi urin,
  • eksaserbasi atau aktivasi SLE;
  • nefrokalsinosis atau nefrolitiasis (pada bayi prematur),
  • penurunan toleransi glukosa,
  • peningkatan sementara hormon tiroid bebas.

Penggunaan furosemide juga dapat menyebabkan gangguan pada beberapa organ penggunanya. Berikut ini gangguan yang dapat terjadi pada penggunaan furosemide:

  • Gangguan sistem darah dan limfatik: Hemokonsentrasi. 
  • Gangguan mata: Penglihatan kabur.
  • Gangguan gastrointestinal: Mual, muntah, diare, konstipasi.
  • Gangguan umum dan kondisi tempat pemberian: Kelelahan, nyeri pada tempat inj (IM).
  • Gangguan yang terlihat pada pemeriksaan penunjang: Peningkatan kreatinin, kolesterol serum dan trigliserida; peningkatan ureum darah dan volume urin.
  • Gangguan sistem kekebalan: Jarang, reaksi anafilaksis atau anafilaktoid yang parah.
  • Gangguan metabolisme dan nutrisi: Dehidrasi, hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia, hipomagnesemia, hipovolemia, asam urat.
  • Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat: Kejang otot.
  • Gangguan sistem saraf: Sakit kepala, pusing, ensefalopati hepatik (pada pasien dengan insufisiensi hati), parestesia.
  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: Ruam, pruritus, urtikaria, eritema multiforme.
  • Gangguan vaskular: Hipotensi ortostatik.

 

Sediaan

Tablet 40 mg, Injeksi 10 mg/mL.

 

Dosis

Pengobatan edema paru

Dewasa: 

Terapi adjuvan: Dosis inisial, 40 mg via injeksi lambat 1-2 menit, dapat ditingkatkan menjadi 80 mg diberikan injeksi lambat jika tidak tercapai dalam 1 jam.

 

Hipertensi

Dewasa:

Bisa digunakan tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lainya: 40-80 mg per hari, dosis diatur berdasarkan respon pasien. Dosis pemeliharaan 20-40 mg per hari dapat diberikan.

Usia lanjut:

Mulai pada dosis terendah.

 

Oliguria pada gagal ginjal akut dan kronik

Dewasa:

Pada pasien gagal ginjal kronik: Mulai dengan 250 mg, dapat ditingkatkan 250 mg setiap 4-6 jam jika respon tidak dapat dicapai. Dosis maksimal : 1500 mg per hari.

Usia lanjut:

Mulai pada dosis terendah.

 

Edema

Oral (sediaan tablet):

Dewasa: Kasus yang berhubungan dengan CHF, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom nefrotik: Awalnya, 40 mg setiap hari sebaiknya di pagi hari, disesuaikan seperlunya sesuai dengan respons pasien. Kasus ringan dapat merespon 20 mg setiap hari atau 40 mg pada hari alternatif. Dalam beberapa kasus, 80 mg atau lebih setiap hari dalam 1 atau 2 dosis terbagi mungkin diperlukan.

Anak-anak: dosis harian 1-3 mg/kg per hari. Dosis : 40 mg per hari.

Lanjut usia: mulai dengan dosis yang rendah.

 

Parenteral (sediaan injeksi):

Dewasa:  Awalnya, 20-50 mg melalui injeksi melalui pembuluh darah/intravena atau melalui otot/intramuskular lambat, dapat ditingkatkan secara bertahap 20 mg setiap 2 jam jika perlu. Dosis >50 mg harus diberikan melalui infus IV lambat dengan kecepatan maksimal 4 mg/menit. Maks: 1.500 mg setiap hari.

Anak-anak: 0.5-1.5 mg/kg per hari. Dosis maksimal: 20 mg per hari.

Usia lanjut: mulai dengan dosis yang rendah.

 

Keamanan

Ibu hamil:

Kategori C (Penelitian pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil). Obat ini hanya boleh digunakan apabila manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko.

Ibu menyusui :

Furosemide dapat terserap kedalam ASI atau tidak. Obat ini tidak boleh digunakan tanpa konsultasi dan persetujuan dokter.

 

Interaksi Obat

Furosemide dapat meningkatkan risiko penurunan kadar kalium darah atau hipokalemia jika digunakan bersamaan dengan obat diuretik hemat kalium seperti amiloride, spironolakton.

Obat ini juga dapat menurunkan efek obat seperti fenitoin, probenesid, dan metotreksat. 

Jika digunakan bersama obat antihipertenis golongan ACE inhibitor atau antagonis reseptor angiotensin II, maka dapat meningkatkan risiko hipotensi.

Furosemide berisiko kardiotoksisitas atau menyebabkan efek keracunan pada jantung jika digunakan dengan glukosida, antihistamin, antipsikotik, meningkatkan efek nefrotoksik dari obat aminoglikosida, cisplatin, cephalosporin, meningkatkan risiko ototoksisitas (keracunan pada telinga) jika digunakan dengan aminoglikosida, polimyxin, vankomisin, cisplatin, asam ethacrynic dan obat ototoksik lainya.

Obat ini juga dapat mengalami penurunan absorpsi jika digunakan dengan sucralfate.

 

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 00:39

Pusat Informasi Obat Nasional. (2022).Monografi- Furosemide Retrieved 23 September 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/furosemid

MIMS Indonesia. (2022). Furosemide: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. Retrieved 23 September 2022, from https://www.mims.com/malaysia/drug/info/furosemide?mtype=generic

National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 3440, Furosemide. Retrieved September 26, 2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Furosemide.

Clinical Key . (2022). Drug monograph-  Furosemide. Retrieved 23 September 2022, from https://www.clinicalkey.com/#!/content/drug_monograph/6-s2.0-270