Zat Besi

Zat Besi

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Suplemen zat besi dapat terdiri dari zat besi elemental, fero fumarat, fero sukrosa, dan fero sulfat.

  • Suplemen zat besi yang mengandung zat besi elemental: Sangobion, Biosanbe.
  • Suplemen zat besi yang mengandung fero fumarat: Hufabion, Hemobion, Benovit M, Folamil, Hemafort, Siobion.
  • Suplemen zat besi yang mengandung fero sulfat: Iberet 500, Ferrous sulphate.
  • Suplemen zat besi yang mengandung fero sukrosa: Venofer, Nefrofer (sediaan injeksi dan golongan obat keras).

Cara Kerja

Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup zat besi, tubuh tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah merah normal yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan manusia. Kondisi ini disebut dengan defisiensi besi (iron deficiency) atau anemia defisiensi besi.

Indikasi

Zat besi biasanya digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis anemia yang disebabkan oleh kadar zat besi yang rendah. Zat besi juga digunakan untuk terapi gagal jantung, memori dan keterampilan berpikir, perkembangan anak, kelelahan, dan banyak kondisi lainnya.

Kontraindikasi

Hipersensitivitas / alergi dan hemokromatosis (kondisi bawaan dimana zat besi disimpan secara berlebihan) adalah kontraindikasi utama. Pengawasan ketat dibutuhkan pada pasien dengan penyakit tukak lambung, penyakit radang usus, dan pasien yang menerima transfusi darah secara teratur.

Efek Samping

Efek samping yang paling umum dari pemberian zat besi oral adalah gangguan pencernaan, seperti mual, diare, kram, dan yang lebih umum, konstipasi / susah buang air besar. Efek samping yang lebih serius adalah perdarahan organ pencernaan dan ulserasi, serta reaksi hipersensitivitas.

Sediaan

Tablet, injeksi (obat keras).

Dosis

Zat besi ditemukan dalam banyak makanan, termasuk daging sapi, hati, domba, ayam, ikan, bayam, dan kacang-kacangan. Jumlah yang harus dikonsumsi setiap hari disebut rekomendasi diet yang dianjurkan / recommended dietary allowance (RDA).

  • RDA untuk pria 19 tahun ke atas dan wanita 51 tahun ke atas adalah 8 mg.
  • Untuk wanita usia 19-50 tahun, RDA adalah 18 mg.
  • Saat hamil, RDA adalah 27 mg.
  • Saat menyusui, RDA adalah 10 mg untuk mereka yang berusia 14-18 tahun, dan 9 mg untuk mereka yang berusia 19-50 tahun.
  • Pada anak-anak, RDA tergantung pada usia.

Jangan mengonsumsi lebih dari 45 mg zat besi setiap hari kecuali di bawah pengawasan dokter.

Keamanan

  • Kehamilan dan menyusui: FDA belum mengkategorikan keamanan untuk fero sulfat. Namun, untuk jenis zat besi lainnya memiliki kategori B, yaitu tidak berisiko pada kehamilan menurut beberapa penelitian.
  • Anak-anak: Zat besi kemungkinan aman bila diminum dalam dosis di bawah 40 mg per hari. Tetapi zat besi dosis tinggi kemungkinan tidak aman untuk anak-anak. Zat besi adalah penyebab paling umum kematian akibat keracunan pada anak-anak. Dosis sebesar 60 mg/kg bisa berakibat fatal.
  • Diabetes: Asupan zat besi yang tinggi dalam makanan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita dengan diabetes tipe 2. Jika Anda menderita diabetes, diskusikan asupan zat besi Anda dengan dokter Anda.

Interaksi Obat

Antibiotik (golongan kuinolon dan tetrasiklin), bifosfonat, levodopa, levotiroksin, dan metildop. Mengonsumsi zat besi bersama dengan obat-obat ini dapat mengurangi efek dari obat-obat ini. Untuk menghindari interaksi ini, konsumsi zat besi 2 jam sebelum atau 2 jam setelah obat-obat tersebut.

Writer : dr David Wiliam
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 19:37
  • Jonathan B and Leila M. (2021).Iron. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 22 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542171/.
  • WebMD.Iron – Use, Side Effects, and More. Webmd.com. Retrieved 23 January 2022, from https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-912/iron.
  • Medlineplus. Iron. Medlineplus.gov. Retrieved 23 January 2022, from https://medlineplus.gov/iron.html.