Sering Buang Air Kecil, Berbahayakah Bagi Tubuh?

Daftar Isi


ADS

287 x 220

Bagikan :


Setelah makanan atau minuman diproses, sisanya akan dibuang baik saat buang air kecil maupun buang air besar. Ginjal bertugas menampung urine yang kemudian diteruskan ke kandung kemih untuk dibuang.

Ada kalanya kandung kemih tiba-tiba terasa penuh dan membuat Anda ingin buang air kecil. Kondisi ini sering disebabkan akibat salah komunikasi antara otak dan kandung kemih. Otak menangkap sinyal bahwa kandung kemih harus dikosongkan, sedangkan kondisi nyatanya kandung kemih belum penuh. Alhasil, kandung kemih tetap berkontraksi dan muncul keinginan kuat untuk buang air kecil walaupun urine yang dikeluarkan terlalu sedikit.

Kondisi sering buang air kecil ini disebut overactive bladder yang gejalanya seperti dilansir Medical News Today:

Seringnya buang air kecil

Anda akan merasa ingin buang air kecil lebih dari delapan kali sehari, bahkan setelah selesai buang air kecil.

Sulit tidur

Anda mengalami sulit tidur dan buang air kecil satu hingga dua kali selama malam hari .

Tidak tahan buang air kecil

Sekalipun berusaha mengabaikan sinyalnya namun Anda akan merasa sulit menahan buang air kecil.

Saat mengalami overactive bladder, Anda bisa saja merasa tidak tuntas saat buang air kecil. Perasaan ini akan membuat Anda resah dan tidak nyaman.

Sekalipun umum dialami orang dewasa dan lanjut usia, overactive bladder dianggap sebagai kondisi tidak normal yang perlu mendapatkan perawatan atau pengobatan. Sebelumnya, ketahui dulu apa penyebab overactive bladder seperti dilansir Mayo Clinic berikut ini:

Reaksi normal kandung kemih

Ginjal memproduksi urine dan dikeluarkan melalui kandung kemih. Saat dikeluarkan, urine akan melewati sebuah saluran yang disebut urethra. Otot di dalam urethra yang disebut sphincter akan membantu membuka jalan agar urine keluar dari tubuh.

Kontraksi kandung kemih yang tidak disengaja

Overactive bladder dapat terjadi apabila otot pada kandung kemih tidak sengaja berkontraksi walaupun kandung kemih sedang kosong. Kontraksi ini mendesak tubuh untuk buang air kecil. Beberapa penyebab overactive bladder:

  • Adanya gangguan sistem syaraf seperti stroke atau sklerosis
  • Diabetes
  • Infeksi saluran kencing
  • Perubahan hormon (terutama wanita) saat menopause
  • Adanya tumor atau batu kandung kemih
  • Pembengkakan prostat, sembelit atau efek samping operasi

Faktor lain yang bisa mempengaruhi overactive bladder:

  • Pengobatan yang memicu peningkatan produksi urine
  • Konsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan
  • Penurunan fungsi kognitif akibat penuaan dini
  • Kesulitan berjalan
  • Pengosongan kandung kemih yang kurang sempurna

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah overactive bladder:

  • Menjaga berat badan agar tidak berlebih
  • Melakukan olahraga secara teratur
  • Membatasi konsumsi kafein dan alkohol
  • Berhenti merokok
  • Aktif dan disiplin melakukan pengobatan (khususnya bagi penderita diabetes)
  • Melakukan senam kegel untuk melatih otot-otot panggul

Apabila gejala tidak hilang lebih dari 2 hari dan Anda merasa terganggu karena tak bisa beristirahat dengan nyenyak, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut kondisi dan pengobatan apa yang harus dilakukan.

 

Writer: Agatha

Edited By: dr. Ayu Munawaroh

Last Updated: 22-Oct-2021

 

Sumber:

  1. Nall R. What can I do about an overactive bladder? (2017). Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/316670.
  2. Mayo Clinic. Overactive bladder (2020). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/overactive-bladder/symptoms-causes/syc-20355715.