Definisi
Abrasi kornea adalah cedera pada mata yang berupa goresan dangkal pada permukaan kornea (bagian depan mata yang jernih). Hal ini terjadi ketika terdapat gangguan pada sel permukaan atas kornea, yang disebut dengan epitel kornea. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai hal seperti lensa kontak, benda asing, ataupun spontan.
Penyebab
Kornea dapat tergores akibat kontak dengan debu, kotoran, pasir, serpihan kayu, partikel logam, kuku jari, kuas make-up, peralatan olahraga, atau bahkan pinggiran kertas. Lensa kontak yang rusak atau pemakain lensa kontak dengan durasi yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko abrasi kornea. Abrasi kornea yang disebabkan oleh bahan organik seperti tanaman, cabang pohon, biasanya membutuhkan perhatian khusus karena dapat menyebabkan peradangan yang terlambat di dalam mata (iritis).
Penyebab lain abrasi kornea adalah mengucek mata dan mata kering.
Faktor Risiko
Abrasi kornea merupakan cedera mata yang sering terjadi pada seluruh kelompok usia. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya abrasi kornea, yaitu:
- Riwayat cedera
- Penggunaan kontak lensa
- Jenis kelamin laki-laki, terutama jika pekerjaannya memiliki risiko tinggi mengalami cedera pada mata
- Usia antara 20-34 tahun
- Bekerja dibagian konstruksi atau manufaktur
- Tidak menggunakan pelindung mata saat bekerja
Gejala
Gejala dan tanda abrasi kornea meliputi:
- Nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata
- Sulit membuka mata
- Sensasi ada benda yang mengganjal pada mata
- Rasa berpasir pada mata
- Mata berair
- Kemerahan pada mata
- Sensitif terhadap cahaya
- Pandangan buram atau berkabut
- Nyeri kepala
Kornea memiliki banyak sel saraf. Sel yang disebut reseptor nyeri akan menghantarkan nyeri untuk memberi tahu otak bahwa terdapat kemungkinan adanya kerusakan pada permukaan mata. Faktanya, terdapat ratusan kali lipat reseptor nyeri pada kornea dibandingkan pada kulit.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis suatu abrasi kornea, dokter akan menanyakan riwayat kejadian yang mendahului terjadinya abrasi kornea serta melakukan pemeriksaan pada mata menggunakan senter mata dan slit lamp. Pewarnaan fluoresen merupakan alat pemeriksaan yang paling membantu untuk menilai adanya abrasi kornea. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memberikan cairan berwarna yang disebut fluoresen pada permukaan mata. Kemudian, dokter akan melihat kornea dengan alat yang disebut slit lamp. Cairan berwarna akan tinggal pada lokasi abrasi sehingga menunjukan adanya goresan atau diskontinuitas pada kornea. Bentuk goresan atau abrasi dapat memberi petunjuk penyebab yang mungkin.
Dokter juga akan memeriksa bagian bawah dan dalam dari kelopak mata dengan cara membalikan kelopak mata. Terkadang serpihan kayu atau logam yang sangat kecil dapat tersangkut di bawah kelopak mata dan menyebabkan kerusakan pada kornea.
Untuk membantu pemeriksaan pada mata, dokter dapat memberikan tetes obat anestesia (untuk menghilangkan nyeri selama pemeriksaan).
Tata Laksana
Jika Anda mengalami gejala abrasi kornea, lakukan langkah berikut ini untuk pertolongan pertama yaitu:
- Cuci mata dengan air bersih atau cairan infus yang mengalir. Mencuci mata dapat menyingkirkan benda asing yang ada di permukaan mata
- Mengedipkan mata beberapa kali. Hal ini dapat menghilangkan partikel-partikel kecil
- Menarik kelopak mata atas kearah kelopak mata bawah. Hal ini dapat menyebabkan mata berair, yang mana mampu mambantu partikel asing keluar. Gerakan ini juga dapat membantu bulu mata menyapu benda asing keluar.
Untuk menghindari cedera yang lebih lanjut, perhatikan hal di bawah ini:
- Jangan mencoba untuk mengambil objek yang terbenam di bola mata atau membuat mata susah ditutup
- Jangan menggosok atau mengucek mata setelah cedera pada mata. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan, bahkan dapat memperberat cedera
- Jangan menyentuh bola mata dengan kapas, penjepit (pinset), atau alat lainnya
- Jika Anda menggunakan lensa kontak, jangan pakai lensa kontak saat mata sedang mengalami penyembuhan. Tanyakan pada dokter kapan Anda boleh menggunakan lensa kontak kembali
Di fasilitas kesehatan, jika objek benda asing dapat terdeteksi, dokter akan mencoba untuk membuang benda tersebut. Jika benda asing berada di bawah kelopak mata, dokter akan membuangnya dengan cara membalikkan kelopak mata. Jika irigasi atau swab tidak dapat membuang benda asing, maka akan digunakan alat khusus. Percobaan pengambilan benda asing ini akan dilakukan dengan obat anestesia tetes.
Setelah objek berhasil dibuang, dokter akan melanjutkan untuk menangani mata Anda berdasarkan hasil pemeriksaan mata yang telah dilakukan. Pilihan terapi untuk abrasi kornea meliputi:
- Dokter mungkin akan meresepkan tetes atau salep mata antibiotik untuk mencegah infeksi mata. Pemberian antibiotik dalam bentuk salep akan memberikan lubrikasi untuk mata yang cedera. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil. Hal ini akan membantu mengurangi nyeri. Kedua terapi ini merupakan terapi utama abrasi kornea, terutama pada abrasi yang berukuran besar. Durasi pemberian terapi bervariasi, biasanya terapi dapat dihentikan jika mata sudah bebas gejala selama 24 jam.
- Pemakaian penutup mata pada mata yang terkena. Hal ini dilakukan untuk mencegah kedipan mata yang dapat memperburuk abrasi kornea. Namun, hal ini tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara rutin. Tanyakan kepada dokter apakah Anda perlu untuk menutup mata.
- Pemakaian tetes atau salep mata yang melembapkan. Obat ini akan menambahkan lapisan pelembap di atas kornea.
- Anda mungkin akan diberikan lensa kontak khusus untuk mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan.
- Pemberian vaksin atau serum antitetanus hanya pada cedera mata penetrasi (luka tusuk), bukan untuk abrasi kornea sederhana.
- Pemberian kortikosteroid tetes atau salep tidak disarankan karena dapat memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Abrasi yang berukuran kecil (kurang dari 4 mm) biasanya tidak membutuhkan antinyeri. Nyeri ringan dan sedang biasanya dapat ditangani dengan pemberian obat antinyeri non steroid (OAINS). Jika abrasi kornea berukuran kecil, biasanya akan sembuh dalam satu sampai dua hari. Abrasi kornea yang lebih besar dapat membutuhkan waktu sampai satu minggu untuk sembuh.
Komplikasi
Abrasi kornea yang berukuran kecil biasanya sembuh tanpa penyulit, namun abrasi yang lebih besar dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Ulkus kornea
- Keratitis
- Sindrom erosi kornea kambuhan
- Iritis traumatis
Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kornea mengalami abrasi, antara lain:
- Memakai kacamata goggles atau pelindung mata lainnya ketika melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera pada mata, misalnya memotong rumput, memotong kayu, dan mengelas logam
- Selalu memakai kacamata pengaman saat berolahraga, terutama pada olahraga yang ekstrim
- Potong kuku, terutama pada bayi dan anak-anak. Mereka dapat secara tidak sengaja menggores kornea dengan kuku jari
- Perhatikan atau berhati-hati saat memakai makeup pada mata atau menggunakan sisir maupun kuas makeup
- Jika Anda memakai lensa kontak, ikuti petunjuk untuk pemakaian dan perawatan lensa kontak yang baik dan benar
Kapan Harus ke Dokter ?
Jika Anda mengalami gejala abrasi kornea, segera cari pertolongan medis. Jika tidak mendapatkan tata laksana yang baik, hal ini dapat menyebabkan infeksi dan berujung pada pembentukan ulkus (luka) kornea.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Corneal abrasion (scratch): First aid. (2022). Retrieved 21 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-corneal-abrasion/basics/art-20056659
Corneal Abrasion and Erosion. (2022). Retrieved 21 June 2022, from https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-corneal-abrasion
Domingo, E., Moshirfar, M., & Zabbo, C. (2022). Corneal Abrasion. Retrieved 21 June 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532960/