Definisi
Abses adalah kumpulan nanah yang menyebabkan nyeri, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses otak berisi jaringan otak yang sudah mati dan dikelilingi oleh jaringan yang sehat. Keadaan ini langka dan merupakan keadaan yang berbahaya karena dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani. Abses di dalam otak dapat terbentuk dari infeksi yang berasal dari sekitar otak seperti infeksi telinga atau infeksi di rahang dan infeksi yang menyebar lewat darah. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan yang permanen, sehingga perlu diobati segera. Menurut data di Amerika Serikat, abses otak lebih banyak dialami oleh laki-laki dengan jumlah kasus 1500-2500 setiap tahunnya. Abses otak adalah keadaan yang berat dan membutuhkan penanganan medis yang segera. Gejala yang ditimbulkan oleh abses otak sangat berkaitan dengan lokasi abses.
Penyebab
Infeksi bakteri atau jamur yang mencapai ke otak dan menyebabkan abses dapat melalui beberapa jalur, yaitu:
- Trauma kepala: trauma kepala yang membuat keretakkan pada tulang tengkorak dapat menyebabkan abses otak. Hal ini disebabkan oleh luka terbuka yang memungkinkan bakteri untuk bersarang di dalam jaringan otak.
- Operasi kepala: Operasi untuk mengeluarkan benda asing atau operasi yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak berisiko untuk mengalami abses otak.
- Penyebaran melalui darah: Bakteri dapat meluas dan menginfeksi organ lain, termasuk otak. Pada kasus abses otak yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar lewat darah, gambaran abses yang dapat ditemukan adalah abses yang lebih dari satu dan ditemukan paling banyak di daerah sekitar pembuluh darah otak yang besar.
- Infeksi di daerah telinga, hidung atau gigi: Infeksi yang berasal dari hidung dan telinga cenderung membutuhkan waktu yang lama. Penyebaran infeksi ke otak disebabkan oleh struktur anatomi yang berdekatan antara otak dengan telinga, hidung dan rongga mulut, terutama rongga sinus.
Faktor Risiko
Beberapa penyakit yang dapat membuat anda lebih rentan terkena abses otak adalah:
- Riwayat gangguan jantung
- HIV/AIDS
- Riwayat gangguan pada sistem imun
- Riwayat trauma pada kepala
- Memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang yang menggunakan jarum suntik.
Gejala
Pada tahap awal, abses otak memiliki gejala yang cukup umum seperti:
- Nyeri kepala
- Demam
- Mual dan Muntah
- Kejang
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh tekanan di dalam rongga kepala yang meningkat. Keempat gejala dapat terjadi secara bersamaan. Nyeri kepala awalnya dirasakan di bagian kepala tempat abses, kemudian dapat menyebar ke seluruh bagian kepala. Pada tahap yang lebih lanjut, perubahan pada perilaku dapat dilihat pada pasien. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah tampak bingung atau lelah, sulit untuk merespon dan fokus dalam berkegiatan, sulit untuk mencerna informasi hingga dapat jatuh ke keadaan koma. Perubahan mood dapat juga dilihat saat sedang beraktivitas.
Kerusakan lebih lanjut pada otak dapat membuat keluhan seperti sulit menggerakkan tangan atau anggota tubuh yang lain, kelumpuhan pada satu atau sebagian anggota tubuh, kesulitan untuk berbicara dan adanya koordinasi gerakan yang buruk. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan leher yang sangat kaku atau gangguan dalam melihat. Perkembangan gejala mulai dari nyeri kepala hingga ke gejala yang lebih berat dapat terjadi dalam hitungan hari hingga minggu.
Diagnosis
Pada saat datang ke fasilitas kesehatan, pertama akan dilakukan wawancara untuk mengetahui riwayat penyakit dan riwayat gejala yang dialami seperti riwayat infeksi atau riwayat gangguan autoimun. Proses wawancara dapat dilakukan secara detail untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain karena gejala yang timbul dapat cukup umum ditemui dalam praktik sehari-hari. Kemudian pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologi akan dilakukan untuk menilai kerusakan atau gejala yang dialami. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa abses otak adalah:
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography Scan (CT-Scan): Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan yang ada di dalam otak dan sekitarnya. MRI mempunyai kelebihan untuk melihat jaringan lunak seperti tumor dan abses dibandingkan dengan CT-scan.
- Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah lengkap digunakan untuk melihat tanda-tanda infeksi seperti kenaikan jumlah sel darah putih.
- Pemeriksaan sampel nanah yang ada di dalam abses otak dapat diambil untuk melihat organisme yang menyebabkan abses.
- Pemeriksaan cairan otak: Pemeriksaan ini jarang dilakukan dan harus dilakukan setelah pemeriksaan MRI atau CT-scan untuk melihat apakah ada tanda peningkatan tekanan di dalam rongga kepala.
Tatalaksana
Penanganan abses otak membutuhkan pengobatan dan tindakan medis. Kedua hal ini biasanya dilakukan secara bersamaan. Dalam mengobati abses otak, ukuran dan lokasi menjadi pertimbangan yang penting bagi klinisi dalam menentukan langkah selanjutnya. Pengobatan yang dapat diberikan adalah antibiotik yang dapat menembus lapisan sawar darah otak. Pemberian antibiotik harus sesuai dengan organisme yang menyebabkan abses, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Selain pemberian antibiotik, steroid dapat diberikan untuk menurunkan inflamasi di dalam otak. Tindakan operasi untuk mengevakuasi abses di dalam otak merupakan tindakan paling optimal yang dapat dilakukan. Jenis operasi yang dilakukan adalah operasi kraniotomi, selain untuk mengeluarkan pus di dalam abses dapat dilakukan tindakan diagnostik untuk menganalisa cairan di dalam abses. Tindakan operasi dilakukan dengan mempertimbangkan lokasi dan fasilitas yang ada terapi harus diberikan segera.
Komplikasi
Komplikasi paling berat dari abses otak adalah peningkatan tekanan di dalam kepala yang dapat menyebabkan kematian. Beratnya komplikasi sangat berkaitan dengan luasnya abses dan kerusakan yang terjadi di dalam otak. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dengan abses otak adalah:
- Perubahan perilaku dan perubahan dalam kemampuan intelektual.
- Kejang yang berulang, hal ini terjadi pada 10-30% dari kasus abses otak.
- Kelumpuhan pada anggota tubuh yang menetap.
- Kesulitan dalam bergerak atau menggerakkan anggota tubuh.
- Penumpukan cairan otak di dalam rongga kepala (Hidrosefalus).
Pencegahan
Abses otak dapat dicegah dengan penanganan infeksi yang optimal. Jika anda mengalami infeksi, segera obati sesuai dengan petunjuk dokter. Pengobatan infeksi yang efektif akan mencegah penyebaran infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi seperti abses otak. Hal kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter. Beberapa antibiotik diberikan sebelum tindakan medis seperti tindakan operasi atau tindakan yang invasif membutuhkan pasien untuk mengonsumsi antibiotik. Pemberian obat sebelum tindakan bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi yang masuk melalui tindakan medis. Dalam menggunakan obat, selalu ikuti petunjuk dokter.
Kapan harus ke dokter?
Dalam mengobati abses otak, terapi harus dimulai secepat mungkin. Jika anda atau orang terdekat anda memiliki gejala di bawah ini segera ke fasilitas kesehatan terdekat:
- Kekakuan di leher disertai dengan gangguan dalam status mental seperti kejang, gangguan kesadaran, atau tampak cenderung tidur.
- Demam disertai dengan muntah dan nyeri kepala yang sangat berat.
- Kelumpuhan yang terjadi di satu atau seluruh tubuh secara tiba-tiba.
- Gangguan dalam perilaku atau berbicara secara pelo.
- Gangguan dalam penglihatan.
Ingin tahu informasi seputar penyakit lainnya? yuk simak informasinya di sini ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
-
Bokhari, M., & Mesfin, F. (2021). Brain Abscess. Ncbi.nlm.nih.gov.
-
Abscess. nhs.uk. (2021).
-
Brood, I. (2021). Brain Abscess Treatment & Management: Medical Care, Surgical Care, Consultations. Reference.medscape.com.
-
Brain abscess: Symptoms, causes, diagnosis, treatment. Medicalnewstoday.com. (2021).
-
Cerebral Abscess. Hopkinsmedicine.org. (2021).