Asma Eksaserbasi Akut pada Anak

Asma Eksaserbasi Akut pada Anak
Ilustrasi anak dengan masalah pernapasan. Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Asma adalah penyakit peradangan kronis pada saluran napas yang bisa menyebabkan serangan akut. Kondisi ini banyak diderita oleh anak-anak, dicirikan dengan episode penyumbatan jalan napas yang bisa terjadi mendadak dan berulang. Hal ini bisa terjadi karena adanya pembengkakan, penyempitan otot saluran napas (bronkus), dan peningkatan produksi lendir pernapasan.

Episode eksaserbasi akut pada anak bisa terjadi ketika saluran napas terpapar suatu pemicu, seperti menghirup debu, cuaca yang dingin atau infeksi. Asma pada anak dapat mengganggu aktivitas mereka sehari-hari, seperti saat bermain, berolahraga dan tidur. Pada beberapa anak, bila penyakit asma mereka tidak terkontrol karena mereka tidak mendapat pengobatan, bisa terjadi serangan asma atau asma eksaserbasi yang sangat berbahaya.

Penyakit asma pada anak menjadi salah satu penyebab kunjungan ke IGD yang banyak ditemukan, membuat anak sakit, tidak bisa bersekolah dan beraktivitas seperti biasa. Karena kondisi ini bersifat kronis atau jangka panjang, asma hanya bisa dikendalikan agar tidak mengganggu kehidupannya. Dengan pengobatan yang tepat, orang tua dan anak bisa mengontrol gejala asma dan mencegah kemunculan episode eksaserbasi akut yang bisa menimbulkan bahaya.

 

Bila ingin membaca lebih lanjut mengenai asma pada anak, baca di sini: Asma pada Anak.

 

Penyebab

Kejadian asma pada anak masih belum dipahami sepenuhnya. Diduga terdapat kontribusi antara faktor genetik dan paparan lingkungan baik selama dalam kandungan dan masa kanak-kanak, yang dikaitkan dengan perkembangan asma pada anak. Riwayat alergi anak dan riwayat asma pada orang tua menjadi faktor yang penting, dan hal-hal ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan.

Pada anak dengan asma, terjadi peningkatan sensitivitas kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran napas dan produksi mukus berlebihan ketika terpapar suatu bahan.

Episode eksaserbasi akut pada asma bisa dipicu oleh berbagai macam hal, seperti:

  • Infeksi virus
  • Obat-obatan tertentu
  • Paparan polusi udara, asap rokok atau asap pembakaran
  • Makanan
  • Debu
  • Serbuk sari tanaman
  • Bulu binatang
  • Tungau
  • Aktivitas fisik
  • Stres emosional
  • Perubahan cuaca atau suhu yang dingin, dll.

     

    Faktor Risiko

    Diteliti bahwa kebiasaan merokok ibu selama masih mengandung diduga bisa meningkatkan risiko anak mengalami mengi saat kanak-kanak dan risiko munculnya asma. Paparan asap rokok juga menjadi salah satu pemicu episode eksaserbasi akut pada anak dengan asma.

    Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya asma pada anak antara lain:

    1. Mengalami mengi berulang hingga usia 6 tahun
    2. Jenis kelamin laki-laki
    3. Adanya riwayat keluarga dengan asma
    4. Memiliki penyakit atopi atau alergi
    5. Fungsi paru tidak normal sejak kecil
    6. Terpapar asap rokok
    7. Lahir prematur
    8. Berat badan lahir rendah
    9. Tinggal di lingkungan dengan polusi yang tinggi

     

    Gejala

    Gejala klasik asma meliputi batuk, rasa berat di dada, mengi saat bernapas dan sesak napas. Gejala-gejala ini bisa berulang bila anak terpapar pemicu seperti asap rokok atau debu, dan umumnya memburuk di malam hari. Ketika mengalami eksaserbasi akut, anak mengalami peningkatan usaha dalam bernapas atau terdengar jelas suara mengi saat bernapas.

    Peningkatan usaha napas bisa diobservasi dari dinding dada yang terlihat jelas naik-turun atau cuping hidung yang kembang-kempis. Anak juga tidak bisa berbicara satu kalimat penuh karena sesak yang dialaminya. Pada anak-anak yang sudah "lelah" karena berusaha bernapas, mereka bisa menjadi sangat kelelahan (letargi) dan tidak responsif.

     

    Diagnosis

    Wawancara dan Pemeriksaan Fisik

    Pada anak yang dicurigai menderita asma, dokter akan bertanya pada orang tua atau wali yang mengantar anak mengenai keluhan, riwayat penyakit anak dan orang tua, serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari tahu bila anak memiliki riwayat alergi, bagaimana riwayat kehamilan ibu saat mengandung anak tersebut, dan penyakit yang diderita oleh orang tuanya. Dokter akan melihat bila terdapat salah satu indikator berikut pada anak, seperti:

    • Episode berulang dari gejala batuk, mengi, sulit bernapas atau rasa berat di dada
    • Keluhan yang dialami banyak terjadi di malam hari atau sampai mengganggu tidur anak
    • Keluhan diduga timbul karena suatu pemicu seperti:
      • Infeksi saluran napas
      • Olahraga
      • Debu
      • Asap
      • Stres
      • Suatu binatang
      • Perubahan cuaca, dll.

     

    Pemeriksaan Penunjang

    Anak juga dapat menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan dalam proses diagnosis, seperti:

    • Tes Fungsi Paru (Spirometri)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur seberapa banyak udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan oleh anak. Pada pasien asma, setelah spirometri dilakukan, anak bisa diberikan suatu obat pelebar bronkus di saluran napas (bronkodilator), lalu dilihat apakah anak merespon obat tersebut atau tidak.

    • Tes Nitrit Oksida

    Pada pemeriksaan ini, kadar nitrit oksida yang dihembuskan dalam napas akan dihitung. Umumnya, kadar nitrit oksida akan meningkat bila terjadi peradangan atau pembengkakan saluran napas.

    • Pencitraan

    Pada gangguan napas, bisa dilakukan pemeriksaan pencitraan seperti rontgen atau sinar x untuk mengetahui gambaran paru dan jalan napas anak.

    • Skin Prick Test

    Pemeriksaan alergi juga bisa dilakukan bila asma anak diduga berkaitan dengan alergi. Pada pemeriksaan ini, kulit anak akan diberikan berbagai zat pemicu alergi dalam jumlah kecil. Kemudian kulit anak akan diobservasi apakah terjadi suatu reaksi pada kulit dan untuk mengetahui dengan pasti zat mana yang bisa memicu alergi pada anak.

     

    Tata Laksana

    Pengobatan yang diberikan akan tergantung dengan usia anak, keluhan yang dialami, dan derajat keparahan asma anak. Tujuan dari pengobatan asma pada anak adalah untuk mengontrol gejala dan mencegah terjadinya perburukan pada anak, diharapkan:

    • Anak hanya memiliki gejala minimal atau tidak mengalami keluhan selama beberapa waktu
    • Tidak terjadi gejala eksaserbasi asma akut di kemudian hari
    • Tidak mengalami keterbatasan dalam olahraga dan beraktivitas sehari-hari
    • Fungsi paru anak terjaga agar terus normal atau mendekati normal
    • Tidak terjadi perubahan struktur jalan napas dan penurunan fungsi paru

    Episode eksaserbasi akut pada asma adalah kondisi gawat darurat yang memerlukan pertoongan segera. Anak akan mendapat obat-obatan seperti bronkodilator (membantu melebarkan jalan napas atau bronkus yang menyempit) dan obat golongan steroid. Terapi oksigen juga bisa diberikan untuk menjaga agar saturasi oksigen anak tidak rendah.

    Anak yang sudah stabil kemudian akan mendapat obat-obatan, untuk mengontrol gejala dan pada kondisi akut untuk meredakan gejala dengan cepat. Orang tua juga akan disarankan untuk menghindarkan anak dari paparan zat di lingkungan yang dapat memicu gejala asma. 

     

    Komplikasi

    Serangan eksaserbasi akut yang berat dan membutuhkan penanganan IGD dan rawat inap. Bisa berbahaya bila serangan akut asma tidak segera ditangani. Asma dapat sangat membatasi kemampuan anak untuk beraktivitas secara normal. Asma yang tidak terkontrol bisa menyebabkan:

    • Perubahan dan sumbatan jalan napas yang kronis
    • Penurunan fungsi paru yang permanen
    • Tidak hadir sekolah dan penurunan performa di sekolah

     

    Pencegahan

    Episode eksaserbasi atau serangan asma akut bisa dicegah selama asma terkontrol dengan baik. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah asma, yaitu:

    • Ajarkan anak untuk menghindari zat atau bahan pemicu dan iritan yang dapat menyebabkan gejala asma muncul
    • Jangan izinkan orang atau anggota keluarga untuk merokok di sekitar anak Anda
    • Semangati anak Anda untuk lebih aktif dan melakukan aktivitas fisik dengan teratur
    • Kunjungi dokter dengan rutin dan jangan sepelekan tanda-tanda asma pada anak
    • Kenali gejala asma tidak terkontrol pada anak Anda
    • Jaga kesehatan lambung, perlu diketahui bahwa GERD dapat memperparah gejala asma anak 

     

    Kapan Harus ke Dokter?

    Bawa anak Anda ke dokter jika Anda menduga anak Anda memiliki asma atau mengalami serangan asma akut. Pengobatan yang cepat dan tepat akan membantu untuk mengontrol gejala dan pencegahan untuk mencegah eksaserbasi asma.

    Jika anak Anda memiliki asma, anak Anda bisa menyampaikan bahwa ada sesuatu di dadanya atau mereka selalu batuk. Mendengarkan suara batuk akan membuat anak Anda terbangun dari tidurnya, bahkan ketika dia sedang mengantuk. Menangis atau anak dengan kondisi emosional atau stres akan memicu terjadinya batuk atau suara mengi.

    Kunjungi dokter jika Anda melihat tanda berikut pada anak, yaitu:

    • Batuk berulang
    • Suara mengi ketika anak menghembuskan nafas
    • Sesak napas dan napas yang cepat
    • Anak mengeluhkan dadanya terasa berat
    • Infeksi paru (pneumonia) berulang

     

    Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

     

     

    Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
    Editor :
    • dr Hanifa Rahma
    Last Updated : Selasa, 9 Juli 2024 | 03:52

    Mayo Clinic (2022). Childhood Asthma. Retrieved from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-asthma/symptoms-causes/syc-20351507

    Elsevier (2022). Asthma in Children. Retrieved from: https://elsevier.health/en-US/preview/clinical-overview-asthma-in-children

    Lizzo, J. M., Cortez, S. (2023). Pediatric Asthma. Retrieved from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551631/