Sianosis Sentral

Sianosis Sentral
Credit: Shutterstock. Gambaran lidah yang kebiruan pada kondisi Sianosis Sentral.

Bagikan :


Definisi

Sianosis merupakan suatu kondisi medis yang biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir. Perubahan warna ini disebabkan oleh kurangnya oksigen dan sirkulasi darah. Darah yang mengandung cukup oksigen akan tampak berwarna merah cerah, sedangkan ketika kekurangan suplai oksigen, darah akan tampak berwarna ungu tua atau merah kebiruan. Sianosis biasanya menunjukkan adanya suatu kelainan atau penyakit yang mendasarinya, seperti penyakit paru-paru atau jantung.

Secara umum, sianosis dapat terbagi menjadi 2, yaitu sianosis sentral dan sianosis periferal. Sianosis sentral adalah jenis sianosis yang secara spesifik mempengaruhi individu yang menderita penyakit jantung atau paru-paru, dan kelainan darah tertentu seperti Methemoglobinemia dan Sulfhemoglobinemia. Tanda utama orang dengan sianosis sentral adalah perubahan warna kebiruan pada lidah dan bibir. Perubahan warna kebiruan pada sianosis sentral terjadi secara umum pada tubuh dan selaput lendir, sedangkan pada peripheral sianosis, perubahan warna kebiruan terjadi pada tangan, ujung jari tangan, atau jari kaki, dan terkadang di sekitar mulut.

 

Penyebab

Dalam keadaan normal, biasanya sel darah merah akan membawa sebagian besar oksigen di dalam darah. Ketika berada di suatu jaringan, hemoglobin (zat dalam sel darah merah yang berikatan dengan oksigen) akan melepaskan oksigen dan berubah warna menjadi lebih gelap. Darah yang sudah terdeoksigenasi (hilang kadar oksigennya) akan dibawa oleh pembuluh darah kembali menuju paru-paru untuk diisi ulang dengan oksigen segar dari pernapasan dan kemudian akan kembali ke jantung untuk dipompa keluar lagi untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

Sianosis sentral akan terlihat di lidah dan bibir jika kadar darah yang terdeoksigenasi mencapai antara 4 sampai 6 mg/dL, sebagai akibat adanya gangguan jantung dan pernapasan yang menimbulkan masalah dalam pertukaran oksigen dan sel darah merah di paru-paru ataupun aliran darah di jantung. Darah ini berwarna kebiru-biruan atau keunguan yang tampak pada kulit dan selaput lendir.

Penyebab timbulnya sianosis sentral dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

  • Sianosis sentral pada bayi baru lahir

Penyebab sianosis sentral pada bayi baru lahir meliputi gangguan pada jantung dan sistem pernapasan. Beberapa gangguan jantung (akibat kandungan oksigen yang rendah dalam darah) yang menyebabkan sianosis sentral pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

    • Transposisi arteri besar (TAG)
    • Tetralogi Fallot
    • Defek septum atrium (adanya lubang di antara serambi jantung kiri dan kanan)
    • Stenosis / atresia katup pulmonal atau trikuspid (katup jantung yang menyempit atau tidak berlubang)
    • Trunkus arteriosus (satu arteri besar yang meninggalkan jantung dan bercabang menjadi arteri pulmonalis dan aorta)
    • Hipoplastik jantung kiri
    • Persistent fetal circulation (kondisi di mana darah terus mengalir melalui suatu struktur pembuluh darah yang seharusnya sudah menutup ketika bayi lahir)

 

Beberapa gangguan sistem pernapasan yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan pertukaran oksigen dan darah di paru-paru sehingga menimbulkan sianosis sentral pada bayi baru lahir meliputi:

    • Sindrom gangguan pernapasan (respiratory distress syndrome)
    • Cedera lahir / asfiksia lahir
    • Pneumotoraks (adanya udara di rongga pleura, yaitu lapisan pembungkus paru-paru)
    • Aspirasi meconium (tertelan kotoran ketika bayi lahir)
    • Efusi pleura (adanya cairan di kantong yang melapisi paru-paru)
    • Edema paru (paru-paru yang bengkak akibat adanya cairan yang berlebihan)
    • Sumbatan saluran pernapasan bagian atas

 

Sianosis sentral pada bayi baru lahir juga dapat ditimbulkan akibat penyebab lainnya, seperti:

    • Infeksi
    • Kejang
    • Kelainan metabolik, misalnya hipoglikemia, hipomagnesemia

 

  • Sianosis sentral pada dewasa

Sianosis sentral dewasa dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

    • Emboli paru (adanya sumbatan pada pembuluh darah di paru-paru yang biasanya diakibatkan bekuan atau gumpalan darah)
    • Edema paru
    • Pneumonia berat (infeksi paru-paru)
    • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
    • Sindrom gangguan pernapasan (respiratory distress syndrome) dewasa akut
    • Asma berat akut
    • Kelainan hemoglobin sehingga tidak memungkinkan pengangkutan kadar oksigen yang cukup, seperti pada:
      • Methaemoglobinemia, yang mungkin bersifat genetik atau terkait dengan penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya kuinon, primakuin, sulfonamid..
      • Sulfhaemoglobinemia, yang biasanya berhubungan dengan penggunaan obat-obatan tertentu, terutama sulfonamid.
    • Polisitemia vera (jumlah sel darah merah yang berlebihan)

 

Faktor Risiko

Pada bayi baru lahir, risiko terkena sianosis sentral akan meningkat pada kasus di mana terdapat gangguan berat pada jalan napas, sistem pernapasan, atau jantung dan sirkulasi bayi. Adanya kelainan jantung bawaan pada bayi baru lahir juga akan meningkatkan risiko terjadinya sianosis sentral. Kelainan jantung ini biasanya terjadi jika bayi memiliki kelainan genetik seperti sindrom Down, sindrom Turner, sindrom Marfan, sindrom Noonan dll. Kelainan jantung ini juga mungkin ditemukan pada bayi dengan ibu yang menderita infeksi selama kehamilan, seperti campak atau rubella. Wanita dengan diabetes selama kehamilan dan mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan juga memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan kelainan jantung bawaan.

Pada orang dewasa, risiko untuk mengalami sianosis sentral akan meningkat jika memiliki gangguan dasar yang dapat mencetusnya, seperti gangguan di paru-paru, jantung, dan hemoglobin.

 

Gejala

Gejala paling umum dari sianosis sentral adalah perubahan warna menjadi kebiruan pada lidah dan bibir. Sianosis sentral juga dapat menyertai gejala lain yang mempengaruhi jantung atau sistem pernapasan termasuk:

  • Nyeri dada
  • Sulit bernapas
  • Mencondongkan tubuh ke depan saat duduk untuk bernapas lebih mudah
  • Napas yang cepat atau sesak napas
  • Penggunaan otot tulang rusuk dalam upaya untuk bernapas lebih mudah

 

Sianosis sentral juga dapat menyertai gejala yang berhubungan dengan sistem tubuh lainnya termasuk:

  • Kebingungan atau kehilangan kesadaran untuk sesaat
  • Demam
  • Rewel, nafsu makan yang kurang, dan sulit tidur pada bayi dan anak kecil
  • Kelesuan atau kelemahan
  • Sering sakit kepala

 

Diagnosis

Dalam situasi darurat, dokter mungkin perlu menstabilkan diri pasien terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk mendiagnosis sianosis sentral, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan pasien atau keluarga pasien. Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami, berapa lama gejala sudah dirasakan, serta riwayat medis secara menyeluruh, termasuk riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat pengobatan sebelumnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada jantung dan paru-paru. Dokter akan mendengarkan kedua organ tersebut menggunakan stetoskop dan mungkin memeriksa dada, perut, leher, serta tangan dan kaki. Anda mungkin akan dipakaikan pulse oksimeter di jari tangan untuk mengukur seberapa baik kadar oksigen dalam darah Anda (saturasi oksigen). Sianosis sentral mungkin mudah untuk dikenali melalui tampilan klinis berupa perubahan warna kebiruan yang tampak pada bibir dan lidah. Namun, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan tambahan untuk mencari penyebab timbulnya sianosis sentral. Pemeriksaan tambahan yang mungkin disarankan dokter, antara lain:

  • Analisis gas darah arteri, untuk mengukur saturasi oksigen dan tanda-tanda lain dari fungsi paru-paru.
  • Tes darah, termasuk hitung darah lengkap dan tes autoimun.
  • Rontgen dada atau pencitraan dada lainnya, seperti CT-scan (Computed Tomography).
  • Tes jantung, termasuk EKG (elektrokardiogram) dan ekokardiogram, yang merupakan ultrasound
  • Tes fungsi paru dan mungkin juga pemeriksaan bronkoskopi, yaitu tes yang menggunakan alat endoskopi (suatu kabel berkamera yang dimasukkan ke dalam saluran napas) untuk memeriksa bagian dalam paru-paru dan saluran napas.

 

Tata Laksana

Pada dasarnya sianosis sentral merupakan gejala dari suatu penyakit atau kondisi lain, sehingga tatalaksananya akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Langkah pertama dalam tatalaksana sianosis sentral adalah dengan memberikan oksigen tambahan untuk mengatasi kadar oksigen yang rendah dalam darah. Kemudian, dokter mencari penyebabnya dan melakukan tatalaksana sesuai penyebabnya.

 

Komplikasi

Sianosis sentral dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau gangguan yang serius, sehingga keterlambatan dalam pengobatan dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi serius dan kerusakan permanen, seperti gagal jantung dan gagal napas.

 

Pencegahan

Beberapa penyebab sianosis sentral sulit untuk dicegah. Tetapi Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk menurunkan risiko terkena sianosis dan beberapa kondisi yang menyebabkannya, seperti:

  • Lindungi kesehatan jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan Anda dengan menghindari rokok dan berolahraga secara teratur.
  • Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter untuk memantau kesehatan Anda, dan beri tahu mereka jika Anda melihat ada perubahan pada kesehatan Anda.
  • Ikuti rencana perawatan yang direkomendasikan dokter untuk kondisi kesehatan apa pun yang Anda miliki, seperti diabetes, penyakit jantung, asma, atau PPOK.
  • Pada wanita hamil, dapat dilakukan pemeriksaan ekokardiografi prenatal (sebelum bayi lahir), dan pengujian genetik untuk mendeteksi adakah penyakit jantung bawaan pada bayi. Pemberian obat kortikosteroid sebelum bayi lahir juga dapat mencegah terjadinya sindrom gangguan pernapasan pada bayi baru lahir.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan diri Anda atau anak Anda ke dokter jika mengalami perubahan warna kebiruan pada bibir dan lidah. Kondisi ini mungkin suatu tanda dari penyakit atau gangguan yang lebih serius.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Selasa, 9 Juli 2024 | 08:05

Bharati, Kaushik. Cyanosis. (2018). Retrieved 1 April 2022, from https://www.medindia.net/patientinfo/cyanosis.htm#overview

Burke, Daria. What You Should Know About Discoloration of Skin. (2019). Retrieved 1 April 2022, from https://www.healthline.com/health/skin-discoloration-bluish

Cashin-Garbutt, April. Causes of Cyanosis. (2021). Retrieved 1 April 2022, from https://www.news-medical.net/health/Causes-of-cyanosis.aspx

Central Cyanosis. Retrieved 1 April 2022, from https://www.apollohospitals.com/central-cyanosis/

Knott, Laurence. Cyanosis. (2020). Retrieved 1 April 2022, from https://patient.info/doctor/cyanosis

Lloyd, William C. Cyanosis. (2021). Retrieved 1 April 2022, from https://www.healthgrades.com/right-care/symptoms-and-conditions/cyanosis

Pahal, Parul, et al. Central and Peripheral Cyanosis. (2021). Retrieved 1 April 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559167/