Emfisema Subkutis

Emfisema Subkutis

Bagikan :


Definisi

Emfisema subkutis adalah keberadaan udara di bawah lapisan kulit. Keberadaan udara ini dapat menjadi gejala yang ringan atau merupakan sebuah penanda adanya penyakit berat. Kondisi ini cukup jarang ditemui.

 

Penyebab

Emfisema subkutis dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, mulai dari tindakan medis, trauma, infeksi, bahkan bisa terjadi secara spontan.

 

Tindakan Medis

Tindakan medis yang dapat menyebabkan munculnya emfisema subkutis biasanya melibatkan pemasangan selang pada tubuh, di antaranya:

  • Endoskopi, pemeriksaan pencitraan dengan selang berkamera yang dimasukkan melalui mulut, melewati kerongkongan dan lambung
  • Infus vena sentral, selang yang dimasukkan ke pembuluh darah balik di dekat jantung
  • Intubasi endotrakeal, prosedur pemasangan selang napas yang masuk ke tenggorokan melalui hidung atau mulut
  • Bronkoskopi, pemeriksaan pencitraan dengan selang berkamera, yang dimasukkan ke dalam saluran pernapasan bawah melalui mulut

 

Trauma

Trauma atau cedera yang dapat menyebabkan emfisema subkutis dapat berupa trauma tumpul, trauma akibat ledakan, luka tusuk, dan trauma akibat menyelam. Kondisi yang terkait trauma dan emfisema subkutis dapat berupa pneumotoraks (terjebaknya udara pada rongga dada di luar paru-paru) yang sering terjadi bersamaan dengan patah tulang rusuk, patah tulang wajah, robekan pada saluran napas, serta robekan pada kerongkongan atau bagian saluran pencernaan lainnya. Kerusakan pada kerongkongan ini dapat disebabkan oleh luka bakar yang ditimbulkan asam atau basa kuat serta muntah yang terlalu kuat. 

 

Infeksi

Udara juga dapat ditemukan di antara lapisan kulit lengan dan tungkai setelah infeksi tertentu, terutama infeksi bakteri yang menghasilkan gas. Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi setelah menyelam. Orang dengan asma memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami hal ini.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko emfisema subkutis terkait dengan penyebabnya. Apabila seseorang mengalami sebuah kondisi yang membuatnya harus dimasukkan selang ke dalam tubuh, risiko emfisema subkutis meningkat. Selain faktor terkait prosedur medis, faktor risiko lain bisa berupa:

  • Trauma dapat menyebabkan udara terjebak di antara lapisan kulit, contohnya:
    • Trauma tumpul
    • Trauma ledakan
    • Luka tusuk
    • Trauma akibat menyelam
  • Penyakit-penyakit yang menyebabkan muntah atau batuk keras sehingga merobek dinding saluran pencernaan atau saluran pernapasan

 

Gejala

Pada emfisema subkutis, saat kulit diraba terdapat sensasi gemeretak, seperti ada udara di dalam lapisan kulit tersebut (bunyi krepitasi). Selain itu, gejala yang dapat muncul bisa berupa pembengkakan atau peregangan perut, dada, leher, dan wajah. 

 

Diagnosis

Emfisema subkutis merupakan sebuah gejala, bukan merupakan diagnosis penyakit. Oleh karena itu, proses penegakan diagnosis dilakukan untuk mencari penyebab emfisema subkutis beserta komplikasinya. Biasanya, kondisi ini ditemukan saat dokter melihat atau melakukan pemeriksaan dengan menekan bagian tubuh tertentu. Dokter akan menanyakan riwayat lengkap penyakit dan keluhan pasien saat ini yang dapat menunjukkan kemungkinan penyebab dari emfisema subkutis. Emfisema subkutis yang terjadi pada bagian luas tubuh dapat disertai dengan gangguan pernapasan dan peredaran darah, sehingga harus diselidiki lebih lanjut.

Pemeriksaan pencitraan seperti foto rontgen dan computed tomography scan (CT scan) dapat membantu menyelidiki penyebab emfisema subkutis. Pemeriksaan ini akan dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami emfisema subkutis. Jika kondisi ini terjadi saat pemasangan selang napas, pelepasan selang ini akan dilakukan secara hati-hati agar dokter dapat mengecek adanya luka yang terkait dengan kondisi ini. Pada kondisi seperti ini, pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memeriksa keadaan saluran napas setelah pemasangan selang adalah bronkoskopi. Bronkoskopi dilakukan dengan memasukkan selang dengan kamera di ujungnya ke dalam saluran napas. Sementara itu, pada kondisi pneumotoraks (terjebaknya udara di rongga dada namun di luar paru-paru), pemeriksaan ultrasonografi dapat dilakukan untuk mendeteksi emfisema subkutis dengan cepat.

 

Tata Laksana

Pemantauan

Tata laksana emfisema subkutis dilakukan dengan mengatasi penyebabnya terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan karena jika penyebab teratasi, emfisema subkutis akan berangsur-angsur hilang. Pada pasien yang sakit ringan akan dilakukan pemantauan. Jika tidak ada keterlibatan jaringan dalam, korset dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan.

 

Terapi Oksigen

Bila pasien merasa tidak nyaman, terapi yang dapat dilakukan adalah menggunakan oksigen berkonsentrasi tinggi. Pemberian oksigen ini dapat membantu menghilangkan gas nitrogen serta melarutkan partikel gas lainnya, terutama pada pasien dengan pneumotoraks. Emfisema subkutis biasanya akan hilang dalam waktu 10 hari jika penyebabnya ditangani.

 

Prosedur pembedahan

Apabila emfisema subkutis terjadi akibat pemasangan selang napas, pembedahan dapat dilakukan. Pembedahan ini dapat berupa trakeostomi, yaitu pembentukan lubang pada trakea (batang tenggorokan). Pembedahan ini bertujuan untuk mempermudah udara masuk ke saluran napas, serta mencegah penyebaran emfisema subkutis. Jika ada luka pada saluran napas, antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi. Jika pasien sudah tersambung dengan mesin ventilator (yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen pada tekanan tertentu), tekanan dan volume udara yang dimasukkan dapat diatur agar emfisema subkutis dapat hilang.

 

Pemotongan jaringan kulit

Jika emfisema subkutis terjadi secara luas, pemotongan jaringan kulit dapat dilakukan untuk mencegah perluasan emfisema subkutis. Pilihan terapi invasif (melibatkan pembedahan besar) akan dipertimbangkan dokter pada kasus yang berat.

 

Komplikasi

Pengumpulan udara di bawah kulit berpotensi membuat dinding dada kaku. Akibatnya, emfisema subkutis dapat mempersempit ruang gerak rongga dada, sehingga muncul masalah pernapasan. Masalah ini dapat berupa penurunan kadar oksigen di dalam darah, gagal napas, hingga gagal jantung.

Apabila udara bebas meluas ke paru-paru, dapat terjadi kesulitan menelan serta sumbatan pada jalan napas. Jika pasien sedang menerima bantuan napas dari mesin ventilator, tekanan pada paru akan meningkat sehingga menyebabkan barotrauma (trauma akibat tekanan yang tinggi) serta penyebaran pneumotoraks.

Jika emfisema subkutis menghalangi ruang di antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama (thoracic outlet), dapat terjadi penurunan aliran udara saat bernapas serta penurunan aliran darah balik ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen.

Bila emfisema subkutis meluas ke daerah kelamin, udara ini dapat menekan pembuluh-pembuluh darah kecil yang memperdarahi area tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kematian sel-sel kulit.

Jika pasien menggunakan alat pacu jantung, dapat terjadi masalah pada fungsi alat tersebut karena adanya udara yang terjebak di dalam pemacu.

 

Pencegahan

Emfisema subkutis yang terjadi secara spontan tanpa penyebab sulit dicegah. Namun, emfisema subkutis yang memiliki penyebab jelas dapat dicegah. Misalnya, trauma dapat dicegah dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Sementara itu, emfisema subkutis yang terjadi setelah operasi dapat dicegah dengan berhati-hati saat melakukan pemasangan selang napas, karena pemasangan selang napas yang melukai saluran napas dapat menyebabkan emfisema subkutis.

Jika pasien sedang menjalani pembedahan yang melibatkan pembukaan lapisan kulit dan otot, kulit dan otot harus dijahit secara rapat untuk memastikan tidak ada udara bebas yang terjebak di antara lapisan-lapisan tersebut. Selain itu, jika seseorang baru saja menjalani operasi pada dada, sebaiknya paru-paru dibiarkan mengembang sempurna untuk mengisi rongga dada serta menurunkan risiko emfisema subkutis.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda baru saja mengalami trauma, mengalami pembengkakan akibat infeksi atau pascaoperasi, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Emfisema subkutis dapat menjadi salah satu kemungkinan gejala yang muncul sebagai tanda dari penyebab yang jauh lebih berbahaya. Jika penyebab ini tidak segera ditangani, kondisi tersebut berpotensi mengancam nyawa.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 9 Desember 2022 | 13:39

Borke, J., & Zieve, D. (2020). Subcutaneous emphysema: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 5 March 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/003286.htm

Kukuruza, K., & Aboeed, A. (2021). Subcutaneous Emphysema. Retrieved 5 March 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542192/

Lodhia, J., & Tenconi, S. (2021). Postoperative subcutaneous emphysema: prevention and treatment. Shanghai Chest, 5, 17-17. doi: 10.21037/shc.2020.03.08