Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan pada bagian dalam bola mata, umumnya terjadi akibat infeksi. Infeksi ini dapat berasal dari dalam tubuh atau luar tubuh, namun seringkali terjadi pasca operasi mata seperti operasi katarak. Angka kejadian endoftalmitis setelah operasi katarak berkisar antara 0,08-0,68% dan jumlah ini menyusun sekitar 60% dari seluruh kasus endoftalmitis. Sementara itu, infeksi endogen (dari dalam tubuh) jarang terjadi, hanya sekitar 2-15% dari seluruh kasus endoftalmitis.
Penyebab
Endoftalmitis dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau jamur. Bakteri yang menjadi penyebab tersering endoftalmitis adalah bakteri Gram positif seperti Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus pada kasus pasca operasi, serta bakteri Gram negatif seperti Pseudomonas, Escherichia coli, dan Enterococcus pada luka tusuk. Sementara itu, penyebab jamur tersering adalah Candida albicans.
Infeksi dapat bersifat endogen (dari dalam tubuh) atau eksogen (dari luar tubuh). Pada keadaan normal, bola mata memiliki sistem pertahanan untuk mencegah masuknya bakteri ataupun jamur. Pada infeksi endogen, bakteri atau jamur dapat masuk ke bola mata dengan merusak sawar darah-bola mata secara langsung atau mengeluarkan zat yang mengubah struktur lapisan dalam pembuluh darah. Sementara itu, pada infeksi eksogen, bakteri dan jamur dapat masuk ke bola mata akibat trauma, benda asing, operasi, atau penyuntikan obat ke dalam bola mata.
Selain infeksi, endoftalmitis dapat pula disebabkan oleh agen beracun dan sisa lensa setelah operasi katarak.
Faktor Risiko
Faktor risiko endoftalmitis endogen adalah infeksi pada bagian tubuh lainnya seperti:
- Endokarditis (radang bagian dalam jantung)
- Meningitis (radang selaput otak)
- Infeksi saluran kemih
- Penurunan sistem imun tubuh akibat HIV/AIDS
- Diabetes melitus
- Penggunaan obat-obat penurun imun dalam jangka panjang
Sementara itu, faktor risiko endoftalmitis eksogen adalah:
- Luka tusuk bola mata
- Riwayat operasi katarak (terutama dalam 1 minggu pasca operasi)
- Penyuntikan obat ke dalam bola mata
- Paparan terhadap senyawa beracun
Gejala
Pada umumnya, orang yang menderita endoftalmitis akan mengeluhkan adanya mata merah dan buram. Selain itu, keluhan nyeri pada mata, sakit kepala, demam, rasa silau, dan adanya cairan seperti nanah keluar dari mata umum ditemui. Biasanya, endoftalmitis hanya terjadi pada satu bola mata saja.
Pada kasus pasca operasi, infeksi paling sering terjadi dalam 1 minggu setelah operasi, namun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam beberapa bulan atau tahun kemudian. Pada endoftalmitis akibat bakteri, keluhan yang sering muncul adalah nyeri pada mata, mata merah, kelopak bengkak, dan penurunan ketajaman penglihatan yang bersifat akut.
Sementara itu, pada endoftalmitis akibat jamur, keluhan yang dapat ditemui dapat berupa penglihatan buram dan nyeri yang bertahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Pada infeksi jamur Candida, demam dapat mendahului gejala pada bola mata.
Diagnosis
Diagnosis endoftalmitis dapat dilakukan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan ketajaman penglihatan, tekanan bola mata, serta pemeriksaan bola mata luar dan dalam. Pemeriksaan bola mata luar bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan kelopak mata, injeksi atau penampakan pembuluh darah pada mata, serta adanya hipopion (lapisan seperti nanah di bola mata depan). Pemeriksaan bola mata dalam dapat dilakukan menggunakan funduskopi atau slit lamp. Tujuannya adalah untuk menentukan apabila cairan dalam bola mata keruh atau jernih, serta adanya penurunan refleks cahaya merah. Dalam pemeriksaan ini, dapat pula ditemukan adanya titik-titik seperti kapas serta debris pada cairan dalam bola mata.
Selain itu, dokter akan memesan beberapa pemeriksaan lainnya untuk menunjang diagnosis, seperti:
- Hitung darah lengkap dengan hitung jenis untuk menegakkan adanya infeksi
- Kultur cairan bola mata untuk menentukan agen penyebab infeksi
Beberapa pemeriksaan ini akan dilakukan sesuai dengan gejala penyerta:
- Pemeriksaan fungsi ginjal jika ada riwayat penyakit ginjal atau diabetes
- Foto toraks dan USG jantung jika dicurigai infeksi pada jantung
- Kultur cairan serebrospinal jika dicurigai infeksi pada selaput otak
- Kultur darah jika terdapat demam akibat infeksi yang sudah diketahui atau belum diketahui
- Kultur usap tenggorok jika dicurigai infeksi tenggorokan
- Kultur benda asing penyebab luka tusuk jika Anda memiliki riwayat tertusuk pada bola mata
- Kultur urin jika dicurigai infeksi saluran kemih atau tidak diketahui asal infeksinya
- Kultur feses jika dicurigai infeksi pencernaan
Tata Laksana
Tata laksana endoftalmitis akan tergantung dari agen penyebab dan faktor risikonya. Secara umum, terapi utama endoftalmitis adalah pemberian antibiotik. Pada kasus pasca operasi, tata laksana dapat dilakukan dengan pengeluaran cairan dalam bola mata yang terinfeksi disertai pemberian antibiotik ke dalam bola mata. Pada kasus trauma, dapat dilakukan operasi untuk mengeluarkan benda asing atau menutup bola mata yang terluka, ditambah dengan pemberian obat antibiotik ke dalam bola mata dan imunisasi tetanus. Pada kasus infeksi endogen, endoftalmitis dapat diterapi dengan cairan antibiotik spektrum luas yang dimasukkan langsung ke dalam bola mata. Pada kasus infeksi jamur, antijamur dapat diberikan dengan diminum, disuntikkan lewat infus, atau langsung ke bola mata.
Tingkat kesembuhan endoftalmitis pada umumnya sangat tergantung oleh kuman penyebabnya, seberapa berat penurunan ketajaman penglihatan saat didiagnosis, serta secepat apa terapi awal diberikan. Pada umumnya, endoftalmitis endogen memiliki tingkat kesembuhan yang lebih rendah daripada endoftalmitis eksogen. Hal ini terjadi karena pada endoftalmitis endogen, agen penyebab merupakan bakteri atau jamur yang lebih ganas ditambah kondisi imun yang biasanya lebih rendah akibat diabetes, HIV/AIDS, atau penggunaan obat penurun imun jangka panjang.
Semakin rendah ketajaman penglihatan pada saat diagnosis, semakin rendah pula ketajaman penglihatan yang diharapkan saat sembuh. Semakin cepat terapi diberikan, tingkat kesembuhan akan semakin tinggi, dan sebaliknya, jika terapi terlambat diberikan akibat keterlambatan diagnosis, komplikasi akan semakin berat.
Komplikasi
Endoftalmitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi, di antaranya gangguan penglihatan yang menetap, kebutaan, kerusakan bentuk bola mata, hingga perlu dilakukan enukleasi, yaitu pengangkatan bola mata dengan menyisakan otot dan jaringan sekitar bola mata.
Pencegahan
Pencegahan endoftalmitis dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko, misalnya:
- Pencegahan diabetes dengan mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal
- Jika Anda sudah memiliki diabetes, kontrol gula darah dengan konsumsi obat secara teratur sambil melakukan pemantauan terhadap gula darah
- Pencegahan HIV/AIDS dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual dan menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
- Jika Anda telah terdiagnosis HIV/AIDS, Anda perlu minum obat antiviral secara teratur sesuai resep dokter
- Jika pekerjaan Anda berisiko memaparkan benda asing ke dalam bola mata (seperti pandai besi, petani, atau bekerja di pabrik kimia), selalu gunakan pelindung mata saat bekerja
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti:
- Mata merah disertai penurunan penglihatan
- Nyeri pada mata
- Kelopak mata bengkak
- Keluar cairan seperti nanah dari mata
- Memiliki riwayat operasi katarak
- Terpapar benda asing di bola mata
Segeralah pergi ke IGD terdekat. Dokter umum akan merujuk Anda ke spesialis mata untuk pemeriksaan lanjutan dan tata laksana. Diagnosis endoftalmitis perlu dilakukan secara cepat agar dapat ditangani sebelum komplikasi terjadi.
Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
- dr Hanifa Rahma