Ensefalitis Dengue

Ensefalitis Dengue
Kenali tanda dari penyakit ensefalitis dengue.

Bagikan :


Definisi

Ensefalitis adalah adanya infeksi atau radang pada otak yang dapat disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus. Sementara itu, ensefalitis dengue adalah penyakit yang muncul akibat infeksi dengue yang tidak tertangani dengan baik. Jadi, ensefalitis dengue dapat diterjemahkan sebagai infeksi atau radang pada otak yang disebabkan oleh virus dengue.

Infeksi dengue atau lebih dikenal di masyarakat dengan nama demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini disebarkan dengan cepat oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Setiap tahun ditemukan adanya sekitar 50 juta kasus infeksi dengue. WHO sendiri melaporkan peningkatan kasus dengue terutama pada daerah Asia Tenggara, terutama di Indonesia, dikarenakan nyamuk ini lebih banyak hidup di daerah tropis dan sub tropis.

Penyakit infeksi dengue ini bisa menyerang beragam spektrum organ, yang berarti virus dengue tidak hanya menyerang satu sistem tertentu dalam tubuh. Bila seseorang terkena infeksi dengue, pasien harus ditangani dengan serius dan baik hingga sembuh. Pengobatan yang kurang baik dapat menyebabkan komplikasi pada pasien. Ensefalitis adalah komplikasi yang timbul bila virus dengue menyerang sistem saraf pusat pasien.

 

Penyebab

Penyebab dari ensefalitis dengue adalah virus dengue yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini lebih sering menggigit pada siang hari dan hidup menyebar di kawasan tropis dan subtropis.

Penjelasan ilmiah terkait mekanisme virus dengue dapat menyebar ke sistem saraf pusat pasien masih belum jelas. Diyakini penyebarannya berhubungan dengan proses peradangan masif yang terjadi pada tubuh akibat virus dengue. Hal ini akan berdampak pada jaringan otak pasien dan menimbulkan salah satu komplikasi.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari ensefalitis dengue kurang lebih sama dengan faktor risiko infeksi dengue, antara lain adalah:

  • Perubahan demografi masyarakat pada negara tropis dan subtropis.
  • Kurangnya distribusi air.
  • Rendahnya kualitas pengolahan limbah.
  • Rendahnya kualitas infrastruktur pengendalian nyamuk.
  • Gaya hidup menggunakan benda yang tidak dapat didaur ulang.
  • Meningkatnya jumlah perjalanan udara.
  • Riwayat terkena penyakit pada sistem susunan saraf pusat sebelumnya.
  • Riwayat kejang.
  • Riwayat menderita penyakit autoimun atau memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
  • Menderita sindrom Guillain–Barre, penyakit langka di mana sistem imun tubuh berbalik menyerang sel saraf tubuh yang sehat. Penyakit ini bisa muncul setelah demam dengue, walaupun langka terjadi.

 

Gejala

Gejala dari ensefalitis dengue biasanya akan muncul dengan gejala klasik infeksi dengue seperti demam, nyeri otot, muntah, dan diare. Namun, dokter akan mencurigai bahwa pasien infeksi dengue memiliki gejala yang lebih mengarah pada peradangan otak saat pasien memiliki gejala berikut. Keluhan di bawah ini dapat muncul sejak hari pertama pasien terdiagnosis infeksi dengue, yaitu:

  • Nyeri kepala hebat.
  • Disorientasi, penurunan kesadaran, kebingungan.
  • Postur tubuh abnormal.
  • Kelumpuhan saraf wajah.
  • Amnesia.
  • Kejang.
  • Munculnya refleks pada pemeriksaan saraf yang seharusnya tidak ada.

 

Diagnosis

Sama seperti penyakit lain, penegakkan diagnosis ensefalitis dengue memerlukan berbagai proses yakni dimulai dengan sesi tanya jawab (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

 

Wawancara Medis

Dari sesi tanya jawab, dokter akan menggali informasi pasien. Dokter akan menanyakan:

  • Keluhan utama pasien.
  • Keluhan penyerta pasien.
  • Sudah berapa lama keluhan tersebut muncul.
  • Adanya riwayat penyakit terdahulu, seperti riwayat infeksi dengue sebelumnya atau adanya riwayat terkena penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf pusat.
  • Riwayat bepergian ke daerah dengan kasus dengue yang tinggi.
  • Riwayat pengobatan.
  • Riwayat penyakit pada keluarga.

 

Pemeriksaan Fisik

Lalu dokter akan melanjutkan penegakkan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dimulai dengan pemeriksaan umum pada kesadaran pasien, tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan nadi pasien. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dimulai dari kepala hingga kaki.

Gejala saraf yang muncul pada ensefalitis dengue umumnya akan membuat dokter juga melakukan pemeriksaan saraf. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa bila ada tanda keterlibatan sistem saraf pusat yang muncul, seperti:

  • Refleks yang tidak wajar.
  • Kejang.
  • Penurunan kemampuan mengingat dan menggerakkan otot.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah pasien kekurangan cairan (dehidrasi) atau tidak.

 

Pemeriksaan Penunjang

Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan laboratorium darah untuk melihat penanda infeksi dan radang pada darah. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang radiologi berupa:

  • X–ray biasanya dilakukan untuk melihat adanya penumpukan cairan pada selaput pembungkus paru
  • CT scan dilakukan untuk membantu melihat:
    • Kelainan bentuk pada otak.
    • Kematian jaringan otak.
    • Membantu menentukan derajat keparahan pasien.
    • Membedakan apakah ensefalitis disebabkan oleh virus dengue atau karena sebab lain.
  • Pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang) untuk melihat adanya jenis bakteri, virus, jamur, atau parasit lain yang dapat menyebabkan ensefalitis pada pasien.

     

Tata Laksana

Tata laksana dari ensefalitis dengue antara lain adalah:

  • Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh

Pemberian cairan untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh yang hilang dilakukan dengan pemberian infus yang sesuai. Pemberian cairan harus dilakukan dalam pengawasan dokter yang merawat. Pasien yang kehilangan darah juga akan mendapat transfusi sesuai pedoman pengobatan.

  • Obat-Obatan

Tidak ada pengobatan spesifik untuk mengatasi infeksi dengue. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang muncul, salah satunya adalah dengan memberikan obat kejang pada pasien ensefalitis dengan gejala dan riwayat kejang. Pemberian antikejang bervariasi mengikuti keparahan gejala dan hanya bisa ditentukan oleh dokter yang merawat.

Umumnya obat demam juga akan diberikan pada pasien dengan infeksi dengue, karena demam merupakan salah satu gejala umum yang muncul tersering akibat infeksi dengue. Bila pasien memiliki penyakit komorbid atau penyakit lain yang menyertai, maka dokter dapat sekaligus mengobati penyakit tersebut.

  • Pemberian Vitamin

Dokter dapat memberikan suplementasi vitamin sebagai terapi tambahan untuk mengembalikan fungsi saraf bila memang dirasa perlu.

 

Komplikasi

Karena ensefalitis dengue menyerang sistem saraf pusat yakni otak, maka komplikasi yang dapat muncul tidak jauh dari keluhan pada sistem saraf baik itu masalah motorik, perilaku, atau proses berpikir. Komplikasi dari ensefalitis dengue bila tidak ditangani dengan baik adalah sebagai berikut:

  • Syok perfusi, terjadi kegagalan sirkulasi peredaran darah yang terjadi karena sel-sel jaringan tidak mendapat darah yang cukup dan kekurangan oksigen, bisa menimbulkan gagal organ.
  • Gangguan saraf.
  • Kejang berulang.
  • Kematian.

 

Pencegahan

Pencegahan dari ensefalitis dengue adalah dengan melakukan pencegahan dari infeksi dengue itu sendiri. Pencegahan dari infeksi dengue yang dapat dilakukan adalah:

  • Menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk).
  • Memasang kelambu di kamar tidur dan kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela.
  • Menggunakan obat oles anti nyamuk.
  • Memakai baju lengan panjang dan celana panjang terutama ketika berada di luar ruangan.
  • Tidak menggantung pakaian di kamar.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, dan lavender.
  • Memangkas dan membersihkan tanaman liar di pekarangan rumah bila ada.
  • Melakukan penyemprotan insektisida (fogging) terutama pada musim pancaroba dan angka demam berdarah meningkat di lingkungan tempat tinggal.
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan menjaga asupan nutrisi dan cairan, makan dengan pola gizi seimbang, minum air putih yang cukup sesuai keperluan tubuh.
  • Melakukan vaksin dengue pada anak-anak sebagai upaya mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi virus dengue.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Bila Anda atau keluarga Anda mengalami demam yang disertai dengan kejang, penurunan kesadaran, gelisah, atau kebingungan, kondisi tersebut harus segera diperiksa ke dokter dan dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pastikan juga agar mereka tidak dehidrasi selama perjalanan menuju fasilitas kesehatan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 00:14

Borawake K., Prayag P., Dole S., (2011). Dengue Encephalitis. Retrieved 9 September 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3190475/.

Mehta V. K., Rajesh V., Ayushi J., Neha S., Ali Abbas M., (2021). A study of dengue encephalitis with laboratory and clinical parameters in tertiary centers in North India. Retrieved 9 September 2022, from https://journals.lww.com/jfmpc/Fulltext/2021/11000/A_study_of_dengue_encephalitis_with_laboratory_and.17.aspx.

Mayo Clinic - Dengue Fever. (2020). Retrieved 9 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078.

National Healthcare Services - Complications of Encephalitis. (2022). Retrieved 9 September 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/encephalitis/complications/#:~:text=Common%20complications&text=speech%20and%20language%20problems,anxiety%2C%20depression%20and%20mood%20swings.

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI - 4 Langkah Pencegahan Demam Berdarah Dengue. (2022). Retrieved 9 September 2022, from https://penanggulangankrisis.kemkes.go.id/4-langkah-pencegahan-demam-berdarah-dengue.