Definisi
Fraktur adalah terminologi medis untuk patah tulang, di mana tulang bisa patah sebagian atau seluruhnya. Definisi fraktur adalah terputusnya kesinambungan tulang yang terjadi karena tekanan berlebihan pada tulang, bisa diakibatkan oleh cedera atau trauma fisik.
Fraktur merupakan penyakit yang sering terjadi ketika tulang menerima gaya dan tekanan yang melebihi kapasitas kekuatannya. Ada fraktur terbuka, di mana tulang terlihat menembus kulit, atau ada luka berat yang menyebabkan tulang dapat terlihat dengan mata telanjang. Sementara itu, bila patah tulang menimbulkan keluhan dan hanya terlihat melalui pemeriksaan pencitraan seperti rontgen, fraktur ini disebut dengan fraktur tertutup.
Fraktur juga memiliki beragam jenis tergantung dengan gambaran patahannya. Ada yang garis patahannya melingkar, miring, tegak lurus mengelilingi tulang, garis patahan yang tidak saling terhubung, sampai remuk pada tulang.
Penyebab
Prinsip dasar terjadinya fraktur adalah adanya tekanan hebat yang diterima tulang, melebihi batas kemampuan tulang. Tekanan yang berlebih ini dapat terjadi karena jatuh, cedera, olahraga, pukulan, tendangan atau terkena benda berat. Selain itu, melakukan gerakan berulang seperti berlari dapat membuat otot lelah dan bisa menimbulkan tekanan berlebih ke tulang. Kondisi ini umum terjadi pada atlet.
Kondisi medis seperti osteoporosis dan kanker tulang juga bisa melemahkan kekuatan tulang, sehingga tulang menjadi rentan mengalami fraktur.
Faktor Risiko
Terdapat berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya fraktur pada seseorang, antara lain:
- Merokok dapat menurunkan massa tulang.
- Penggunaan alkohol berlebihan.
- Usia lanjut.
- Berat badan berlebih (obesitas).
- Menderita kondisi medis tertentu seperti:
- Diabetes.
- Penyakit autoimun rheumatoid arthritis.
- Kanker tulang.
- Osteoporosis.
- Penyakit kronis lain seperti penyakit crohn.
- Penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid.
- Riwayat pernah mengalami fraktur sebelumnya.
- Riwayat fraktur di keluarga.
Gejala
Gejala fraktur bergantung dengan lokasi terjadinya fraktur, mekanisme cedera, keparahan fraktur, dan kondisi umum pasien. Namun pada umumnya, penderita fraktur akan mengalami gejala-gejala berikut:
- Nyeri.
- Bengkak atau memar.
- Perubahan warna pada kulit di sekitar tulang yang patah.
- Adanya penonjolan pada sudut tulang yang patah.
- Berkurangnya kemampuan pergerakan dari tulang yang patah.
- Ketidakmampuan menaruh beban pada bagian tulang yang patah.
- Perdarahan dan tulang yang menembus kulit (pada fraktur terbuka).
Pada kasus yang berat seperti fraktur terbuka, pasien perlu ditangani segera jika mereka merasa pusing, mual, dan ingin pingsan, karena kondisi tersebut sudah masuk ke dalam kasus kegawatdaruratan.
Diagnosis
Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan baik wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis.
Wawancara Medis
Dokter bisa bertanya mengenai:
- Keluhan utama pasien dan keluhan lain yang menyertai secara rinci.
- Detail mekanisme cedera.
- Kronologi kejadian.
- Riwayat penyakit pasien.
- Riwayat penyakit dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan guna mengecek keadaan umum dan tanda vital pasien. Selain itu dokter juga akan melakukan pemeriksaan lokal pada bagian yang mengalami fraktur. Pada area tubuh yang dikeluhkan pasien akan dilihat apakah ada:
- Kelainan bentuk atau warna.
- Perubahan suhu.
- Luka atau perdarahan.
- Adanya tulang yang menonjol.
Kemudian dokter akan meraba bagian tersebut untuk memastikan derajat nyeri yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan mencoba menggerakkan bagian yang terkena untuk memastikan apakah masih ada kemampuan bergerak pada bagian yang patah bila perlu, untuk menentukan derajat keparahan dari fraktur.
Pemeriksaan Penunjang
Kemudian, pemeriksaan penunjang akan dilakukan guna mengkonfirmasi jenis dan pola fraktur. Dokter bisa melakukan jenis pemeriksaan radiologi seperti:
- X-Ray: Pemeriksaan x-ray atau rontgen adalah baku emas untuk melihat adanya fraktur pada tulang. Pemeriksaan ini cukup mudah ditemui di rumah sakit.
- MRI: Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah pemeriksaan yang lebih canggih. Dilakukan untuk melihat organ, tulang, otot, dan jaringan lunak tubuh lain seperti sistem saraf.
- CT Scan: CT Scan (Computerized Tomography Scan) adalah jenis pemeriksaan untuk melihat kelainan otot dan tulang, serta dapat mendeteksi adanya kanker atau tumor pada bagian tubuh.
Tata Laksana
Prinsip tata laksana dari fraktur adalah untuk menggabungkan tulang yang patah menjadi satu bagian yang utuh kembali. Pengobatan juga diberikan untuk mengontrol nyeri, mencegah timbulnya komplikasi di kemudian hari, dan mengembalikan fungsi utama dari bagian tulang yang patah.
Beberapa pilihan tata laksana meliputi:
Penggunaan Bidai dan Gips
Bidai adalah metode imobilisasi menggunakan alat untuk menyangga anggota badan agar tidak bergerak, sehingga dapat mendukung proses penyembuhan tulang. Sementara itu, gips adalah metode imobilisasi dengan balutan serat yang mengandung kalsium sulfat. Gips akan dicetak sesuai dengan bentuk anggota tubuh yang patah. Penggunaan bidai atau gips ini ditentukan oleh dokter spesialis bedah tulang berdasarkan derajat keparahan fraktur.
Pengobatan
Obat digunakan untuk membantu mengatasi nyeri. Pemberian obat ini akan bergantung dengan keparahan nyeri yang dirasakan pasien. Selain obat antinyeri, dokter juga dapat memberikan suplementasi kalsium bila perlu untuk membantu mendukung pertumbuhan tulang.
Traksi
Metode traksi berguna untuk menarik tubuh menggunakan beban seperti katrol atau tali supaya tulang meregang ke arah tertentu. Metode ini juga digunakan untuk mengurangi pergerakan tulang, membuat tulang menjadi sejajar, dan mengurangi kelainan bentuk di tulang.
Prosedur Operasi
Tindakan operasi harus dilakukan pada beberapa jenis fraktur. Dokter spesialis bedah tulang akan menggunakan alat bantu seperti pin besi untuk membantu menyambungkan tulang. Pin besi dapat dipasang di dalam tulang dan lebih dikenal dengan fiksasi internal, atau di luar tulang fiksasi eksternal. Tindakan ini hanya bisa dikerjakan oleh dokter spesialis bedah tulang.
Komplikasi
Fraktur dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yakni:
- Syok hipovolemik, tubuh bisa kekurangan darah dan cairan dan jatuh ke dalam kondisi syok bila perdarahan pada fraktur tidak tertangani dengan baik.
- Sindrom kompartemen, kondisi meningkatnya tekanan dalam otot akibat perdarahan atau pembengkakan setelah cedera.
- Deep Vein Thrombosis (DVT), penggumpalan darah pada pembuluh darah vena bagian dalam.
- Emboli lemak, penyumbatan pembuluh darah oleh sel lemak.
- Infeksi tulang (osteomielitis).
- Infeksi lokal pada kulit sekitar bagian yang patah (selulitis).
- Infeksi seluruh tubuh (sepsis).
- Penyembuhan tulang yang tidak normal (malunion).
Pencegahan
Untuk mencegah fraktur, Anda dapat melakukan tips berikut:
- Konsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D. Makanan tinggi kalsium dan vitamin D seperti ikan, telur, dan sayuran hijau terbukti dapat meningkatkan kekuatan tulang.
- Konsumsi suplementasi kalsium dan vitamin D bila perlu, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
- Melakukan olahraga rutin yang berfokus pada kekuatan otot terbukti dapat memberikan dampak baik terhadap kekuatan tulang.
- Berkendara dengan hati-hati, karena salah satu faktor risiko dari fraktur adalah kecelakaan lalu lintas.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda disarankan untuk segera ke dokter setelah mengalami cedera. Terutama ketika Anda melihat ada tulang menembus ke kulit yang merupakan tanda dari fraktur terbuka. Selain itu, segera ke dokter bila Anda mengalami kesulitan bergerak pada bagian anggota gerak atau tulang belakang.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Cleveland Clinic - Bone Fractures. (2020). Retrieved 11 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15241-bone-fractures
John Hopkins Medicine - Fractures. (2021). Retrieved 11 August 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/fractures
WebMD - Understanding Bone Fractures: The Basics. (2022). Retrieved 11 August 2022, from https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-fractures-basic-information
Hernigou, J., Schuind, F. Tobacco and Bone Fractures. (2019). Retrieved 25 August 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6609869/#