Semua orang tua wajib menyadari bahwa di balik menyenangkannya masa remaja, ada banyak tekanan yang tidak mudah dihadapi oleh anak-anak. Mereka harus melewati berbagai transisi yang penuh gejolak, mulai dari perubahan fisik, emosional, hormonal, seksual, dan intelektual, yang menghadirkan tekanan besar tersendiri.
Bagi orang dewasa, tekanan-tekanan tersebut tampak remeh. Namun tidak bagi anak. Anda tentunya ingat saat Anda berusia remaja dulu, segala sesuatunya juga tidak mudah dilewati. Setiap perubahan membawa tekanan dan tantangan besar, yang terkadang membuat anak merasa tidak siap dan kesulitan mengelolanya. Terutama bila tidak ada peran aktif orang tua yang mendampingi dan selalu memberikan dukungan.
Ketika anak tidak merasa sanggup menghadapi gelombang transisi itu, anak cenderung mudah mengalami gangguan kesehatan mental.
Seperti apa Gangguan Mental pada Anak Remaja?
Gangguan mental pada anak remaja bisa berbeda dengan yang dialami orang dewasa, karena permasalahan yang dihadapi juga berbeda. Adanya media sosial dan teknologi ponsel pintar turut meningkatkan tekanan yang dialami para remaja. Seperti tidak ada ruang untuk menghela napas dengan tenang karena seolah diawasi 24 jam setiap harinya.
Gangguan mental yang umum dialami para remaja di antaranya sebagai berikut:
- Kecemasan
- Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang paling sering dialami para remaja. Mereka dapat mencemaskan berbagai hal mulai dari penampilan, pakaian yang dikenakan, mengapa tubuhnya tidak setinggi teman-temannya, warna kulit, jenis rambut yang dimiliki, dan lain sebagainya. Kecemasan tersebut bisa berkembang menjadi semakin serius, walaupun sebenarnya hal-hal tersebut mungkin tidak seharusnya dicemaskan.
- Fobia sosial
- Perasaan tidak aman yang parah dalam lingkungan sosial juga menjadi salah satu gangguan mental pada remaja, di mana mereka menarik diri dan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamar. Tidak lagi seperti saat masih kanak-kanak yang gemar mengikuti Anda ke pasar, supermarket, atau sekedar bertemu teman-teman, sebagai remaja ia cenderung takut dan cemas ketika harus keluar dan bertemu banyak orang.
- Depresi
- Remaja juga cenderung mudah tenggelam dalam kesedihan, kecemasan dan merasa tidak berharga. Mendengarkan lagu sedih saja bisa membuat mereka terhanyut dalam perasaan yang berlarut-larut, yang membuat kecemasan dan depresinya semakin parah.
Tanda-Tanda bila Remaja Mengalami Gangguan Mental
Sangatlah tidak mudah bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental pada remaja, terutama karena sikap mereka yang tertutup dan keinginan menarik diri dari keluarga. Orang tua perlu lebih banyak meluangkan perhatian sehingga bisa mengenali apabila tanda-tanda gangguan mental berikut ini muncul pada anak Anda.
Tanda-tanda terkait gangguan kecemasan pada remaja, di antaranya:
- Perasaan tidak berguna, terluka dan tidak punya harapan
- Mudah merasa lelah
- Berusaha keras berkonsentrasi saat melakukan sesuatu
- Mudah tersinggung
- Peningkatan ketegangan otot
- Kesulitan mengelola kecemasan yang dirasakan
- Kesulitan tidur, termasuk kesulitan untuk tertidur dan kesulitan kembali tidur
Tanda-tanda terkait fobia sosial pada remaja, di antaranya:
- Merasa kecemasan saat memikirkan berada di tempat ramai yang banyak orang
- Berjuang keras untuk bisa berbicara dengan orang lain
- Takut akan dipermalukan, penolakan, atau menyinggung orang
- Kecemasan akan dihakimi oleh orang lain
- Merasa cemas berhari-hari atau berminggu-minggu menjelang acara sosial
- Menghindari tempat di mana ada orang banyak berkumpul
- Berjuang untuk memulai dan mempertahankan pertemanan
- Tersipu, berkeringat atau gemetar ketika berada di sekitar orang lain
- Mengalami mual di sekitar orang lain
Tanda-tanda terkait gangguan depresi pada remaja, di antaranya:
- Perasaan sedih yang teramat sangat, kebingungan atau merasa kosong
- Kehilangan harapan dan pesimis
- Berusaha keras untuk tidak mudah tersinggung
- Merasa bahwa diri selalu tidak berharga, bersalah, tidak berdaya
- Kehilangan minat terhadap hal menyenangkan yang dulu disukai
- Seringkali mengalami kelelahan dan kekurangan energi
- Bergerak atau berbicara lebih lambat dari biasanya
- Seringkali merasa gelisah
- Berjuang untuk bisa berkonsentrasi, mengingat atau mengambil keputusan
- Mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan yang tidak jelas penyebabnya
- Memiliki pikiran tentang kematian dan bunuh diri
- Merasakan sakit atau nyeri yang tidak dapat dijelaskan dan tidak hilang setelah diobati
Ketika menyadari adanya tanda-tanda di atas, sebaiknya Anda menyediakan waktu lebih untuk mendampingi anak remaja Anda tanpa harus menghakiminya. Apa yang harus mereka lalui tidaklah mudah, sehingga mereka mungkin tidak hanya butuh pendampingan orang tua, namun juga bantuan psikolog atau psikiater.
Ajak anak untuk mau lebih terbuka pada hal yang dirasakan, dan mengunjungi dokter anak untuk mendapat bantuan dari ahli.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina