Fraktur Gigi

Fraktur Gigi
Bila gigi yang retak atau patah didiamkan saja, kerusakan yang timbul akan menjadi semakin berat.

Bagikan :


Definisi

Fraktur dental atau fraktur gigi adalah salah satu jenis cedera trauma gigi berupa retakan (crack) atau patahan (fracture) pada stuktur gigi, yaitu lapisan enamel, dentin, dengan atau tanpa keterlibatan pulpa. Lapisan enamel adalah lapisan pelindung terluar dari gigi, sementara lapisan dentin berada di bawahnya, dan pulpa adalah jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah serta saraf.

Sebagian besar fraktur gigi terjadi pada gigi seri atas karena berada di bagian depan rongga mulut. Kondisi ini banyak ditemukan pada anak-anak dan orang muda. Sekitar 5% dari kasus cedera gigi akibat trauma adalah fraktur gigi. Fraktur gigi dapat terjadi dalam banyak situasi, tetapi yang paling umum adalah trauma berat yang tiba-tiba pada gigi atau jaringan mulut. Kondisi tersebut bisa ditemukan pada kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik atau cedera olahraga.

Tergantung dari tipe kasusnya, fraktur pada gigi bisa menimbulkan nyeri, pembengkakan, dan kerusakan pada gigi. Gigi bisa terkelupas, terlepas sebagian atau seluruhnya dari rongga mulut. Tapi kondisi ini juga mungkin tidak menimbulkan gejala apapun.

Tidak semua gigi patah dengan cara yang sama. Jenis-jenis fraktur gigi yang bisa terjadi meliputi:

  • Retakan berupa garis halus (craze lines)

Pada kondisi ini, retakan yang terjadi sangat kecil pada lapisan enamel di bagian terluar gigi. Biasanya tidak menimbulkan gejala atau rasa nyeri sehingga tidak memerlukan perawatan apapun.

  • Patah pada mahkota gigi

Retakan terdapat pada permukaan gigi yang berfungsi untuk mengunyah.

  • Gigi retak seluruhnya

Retakan terjadi pada permukaan gigi sampai ke akar gigi.

  • Gigi patah menjadi dua

Fraktur terjadi hingga ke akar gigi sampai gigi terbelah menjadi dua.

  • Fraktur gigi vertikal

Retakan mulai terjadi dari akar gigi sampai naik ke atas hingga ke permukaan gigi.

 

Penyebab

Beberapa hal yamg dapat menyebabkan fraktur gigi, antara lain:

  • Peningkatan tekanan pada gigi yang berlubang.
  • Memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi yang dapat memberi tekanan.
  • Tambalan gigi yang berlebihan, sehingga berbenturan dengan gigi yang berada di atas atau di bawahnya saat menggigit.
  • Mengunyah atau menggigit makanan keras, seperti es batu, kacang atau permen.
  • Mengalami kecelakaan yang melibatkan mulut, contohnya jatuh, kecelakaan bermotor atau cedera saat berolahraga.
  • Area kepala dan mulut terkena benturan keras.
  • Terjadinya perubahan pada rongga mulut yang ekstrem, seperti setelah mengonsumsi makanan bersuhu panas langsung memakan makanan dengan suhu dingin.

 

Faktor Risiko

Fraktur gigi umumnya disertai dengan cedera lain pada mulut. Rasio kasus fraktur gigi yang ditemukan pada laki-laki dan perempuan adalah 2-3 : 1. Rata-rata usia pasien fraktur gigi bervariasi, namun banyak remaja dan dewasa muda yang mengalami fraktur gigi. Aktivitas olahraga yang melibatkan kontak fisi dan kebiasaan berkendara yang buruk bisa meningkatkan risiko mengalami cedera. Selain itu, adanya kondisi medis seperti karies gigi atau malposisi gigi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur gigi.

 

Gejala

Karena derajat dari fraktur pada gigi bervariasi, tidak semua yang mengalami fraktur gigi akan merasakan gejala. Bahkan, beberapa orang ada yang tidak menyadari dirinya mengalami kondisi ini. Beberapa tipe fraktur gigi pun tidak berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan.

Namun, saat menimbulkan gejala, beberapa kondisi di bawah ini bisa Anda rasakan yaitu:

  • Muncul rasa nyeri yang datang dan hilang tiba-tiba, bisa muncul juga saat makan, terutama saat mengunyah dan menggigit makanan.
  • Nyeri dirasakan di sekitar gusi dan gigi, tapi tidak jelas sumbernya.
  • Gusi bengkak di sekitar gigi yang patah.
  • Gigi tiba-tiba terasa sensitif saat mengonsumsi makanan atau minuman manis.
  • Terlihat perubahan warna gigi atau perubahan bentuk gigi.

 

Diagnosis

Terkadang, fraktur gigi tidak bisa dilihat langsung oleh mata. Untuk memastikan kondisi ini, dokter akan memeriksa riwayat Anda dengan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apakah Anda baru saja mengunyah makanan atau benda yang keras?
  • Sejak kapan rasa nyeri dirasakan?
  • Makanan seperti apa yang memicu timbulnya rasa nyeri?

Untuk pemeriksaan selanjutnya, dokter juga akan melakukan beberapa pilihan pemeriksaan tambahan yang meliputi:

  • Rontgen gigi untuk melihat kondisi dan gambaran patahan pada gigi.
  • Menggunakan pewarna khusus yang dioleskan di gigi untuk membantu melihat retakan halus.
  • Meraba permukaan gigi menggunakan alat khusus bernama probe.
  • Melakukan tes gigit. Anda akan diminta untuk mengigit sesuatu untuk melihat posisi gigi yang menimbulkan masalah.

 

Tata Laksana

Pertolongan Pertama

Pada kasus fraktur gigi karena cedera dari luar, bagian yang terkena cedera dapat diberikan kompres dingin dahulu untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan sebelum dilakukan perawatan dental. Jika ada luka dan perdarahan pada jaringan sekitar rongga mulut, maka harus dilakukan perawatan luka.

Pengobatan fraktur gigi meliputi restorasi dari jaringan keras gigi, agar struktur dan fungsi gigi pulih seperti semula. Selain itu, terapi juga meliputi penyembuhan dari jaringan lunak di sekitar gigi. Proses penyembuhan dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung dari keparahan dan penyebab trauma.

Komponen estetik adalah salah satu pertimbangan penting dalam pemilihan metode perawatan. Fraktur gigi bagian depan (anterior) bisa menurunkan kepercayaan diri, terutama pada remaja, sehingga restorasi gigi bagian depan penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Perawatan yang dilakukan akan bergantung pada tingkat keparahan fraktur gigi yang terjadi. Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Penambalan gigi

Prosedur ini dapat dilakukan jika gigi yang retak tidak terlalu parah, dan bentuknya masih bisa dikembalikan dengan penambalan. Saat penambalan gigi, dokter juga akan mengikis tepi-tepi gigi yang patah menggunakan bur agar halus dan dapat ditambal dengan baik.

  1. Pemasangan veneer

Jika fraktur yang terjadi tidak terlalu besar, veneer dapat dijadikan pilihan untuk mengembalikan gigi ke bentuk semulanya. Anda dapat berdiskusi dengan dokter mengenai jenis veneer yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi Anda.

  1. Pemasangan mahkota jaket

Berbeda pula dengan penanganan untuk gigi patah cukup besar, misalnya hingga menghilangkan sebagian besar mahkota gigi, namun akar giginya masih kuat. Pada kondisi ini, pemasangan mahkota jaket bisa menjadi pilihan perawatan yang ideal.

Mahkota jaket adalah sejenis gigi palsu, yang dipasangkan menutupi sisa gigi asli. Mahkota jaket akan ditempel ke gigi asli menggunakan bahan khusus dan bersifat permanen.

  1. Perawatan saluran akar

Jika fraktur gigi yang terjadi sudah mencapai lapisan yang terdapat saraf gigi, dokter gigi mungkin akan menyarankan perawatan saluran akar. Tujuannya adalah mengangkat saraf gigi yang telah rusak.

Setelah perawatan saluran akar selesai, dapat dilakukan perawatan lanjutan berupa pemasangan mahkota jaket pada gigi. Prosedur ini akan mengembalikan bentuk gigi menjadi baik seperti semula.

  1. Pencabutan gigi

Pencabutan adalah pilihan perawatan terakhir. Langkah medis ini dilakukan jika fraktur gigi yang terjadi sudah sangat parah dan tidak memungkinkan dilakukan perawatan lainnya.

 

Komplikasi

Fraktur gigi dapat menyebabkan:

  • Kematian lapisan pulpa pada gigi dan infeksi, komplikasi yang paling sering terjadi pada fraktur gigi.
  • Perubahan warna mahkota gigi.
  • Abses periapikal, adanya kantung nanah pada gigi.
  • Obliterasi saluran akar, kondisi di mana saluran akar menjadi sempit.

 

Pencegahan

Gigi yang patah memang tidak sepenuhnya bisa dicegah, terutama jika berkaitan dengan kecelakaan tidak terduga. Namun beberapa langkah di bawah ini mungkin dapat membantu Anda untuk menghindarinya:

  • Jangan mengunyah atau menggigit benda keras, seperti es batu atau pulpen.
  • Hentikan kebiasaan menggeretakkan gigi.
  • Jika Anda memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur, konsultasikan kondisi tersebut ke dokter gigi agar dibuatkan alat pelindung gigi. Alat ini bisa Anda pakai saat tidur.
  • Gunakan alat pelindung gigi saat berolahraga, terutama olahraga yang banyak melakukan benturan fisik.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter gigi apabila Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas. Anda juga disarankan untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi apabila menyadari ada retakan di permukaan gigi, meski tidak menimbulkan rasa nyeri.

Semakin lama gigi yang patah atau retak didiamkan, kerusakan yang terjadi juga akan semakin besar. Jika sudah begitu, perawatan yang dilakukan pun akan semakin sulit, bahkan bisa berujung pada pencabutan gigi tersebut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Dapa Hayarosa
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 16:21

Patnana AK, Kanchan T. Tooth Fracture. 2021. StatpPearls. Retrieved 12 Januari 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551650/.

Peng LF. Fractured Teeth. 2021. Retrieved 12 Januari 2023, from https://emedicine.medscape.com/article/763458-overview.

American Association of Endodontist. Retrieved 12 Januari 2023, from https://www.aae.org/patients/dental-symptoms/cracked-teeth/.

Dusen MV, Hutten-Czapski P, Giles SM. The occasional dental fracture. Can J Rural Med 2021Retrieved 12 Januari 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34643558/.