Definisi
Fraktur humerus atau patahnya tulang lengan atas berjumlah sekitar 4-6 persen dari seluruh kasus penderita patah tulang yang berusia muda, dan 1-3 persen dari seluruh kasus penderita patah tulang berusia lanjut. Pada pria muda, jenis patah tulang ini biasanya disebabkan oleh cedera dengan energi besar. Sementara itu pada orang yang berusia lanjut, fraktur humerus biasanya ditemukan pada wanita setelah terpeleset di lantai.
Penyebab
Segala benturan dan cedera pada lengan dapat menyebabkan fraktur humerus, namun ada beberapa jenis benturan yang lebih sering menyebabkan patah tulang di area lengan atas. Misalnya, benturan dengan energi besar seperti pada kecelakaan lalu lintas atau olahraga rugby lebih sering menyebabkan patah tulang di bagian ujung humerus.
Fraktur humerus juga dapat terjadi karena pasien memiliki kondisi tertentu yang memperlemah tulang. Hal ini menyebabkan tulang lebih mudah patah akibat pekerjaan sehari-hari yang seharusnya tidak menyebabkan cedera. Penyakit yang dapat memperlemah kekuatan tulang adalah:
- Osteoporosis
- Kanker tulang
- Kista atau tumor pada tulang
- Infeksi tulang
Faktor Risiko
Semua orang dapat mengalami fraktur humerus, namun kasus patah tulang pada lengan atas lebih sering terjadi pada pria berusia muda dan wanita berusia lanjut. Atlet olahraga yang rentan mengalami benturan keras pada tubuh bagian atasnya juga bisa mengalami fraktur humerus.
Gejala
Ada tiga jenis fraktur humerus tergantung lokasi patahan tulangnya, yaitu:
- Fraktur humerus proksimal, yaitu patah tulang yang terjadi pada tulang humerus di bagian atas atau di dekat bahu.
- Bagian tengah, di mana fraktur terjadi di bagian tengah tulang humerus.
- Fraktur humerus distal, merupakan patah tulang humerus di bagian bawah atau di dekat siku. Tipe ini biasanya merupakan cedera siku yang cukup kompleks dan dapat disertai patah tulang berbentuk fragmen.
Gejala yang timbul dari fraktur humerus bisa bervariasi tergantung jenis patah tulangnya, misalnya bila tulang patah total atau patah sebagian. Umumnya keluhan yang dapat timbul meliputi:
- Rasa nyeri.
- Bengkak dan memar.
- Ketidakmampuan menggerakkan bahu.
- Rasa bergesek ketika bahu digerakkan.
- Deformitas atau kelainan bentuk lengan atas.
- Perdarahan bisa timbul jika patah tulang terbuka (disertai luka yang membuat jaringan tulang terlihat secara kasat mata).
- Tidak dapat menggunakan lengan apabila terjadi cedera saraf.
Diagnosis
Diagnosis fraktur humerus dapat ditentukan berdasarkan riwayat penyakit pasien atau cedera yang terjadi, keluhan yang dialami, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya:
- Peradangan pada area patah tulang.
- Ketidakmampuan menggerakkan lengan akibat nyeri.
- Memegang siku lengan yang patah untuk penopang.
Pemeriksaan juga melibatkan pemeriksaan aliran darah dan respon saraf pada bagian bawah lengan serta jari-jari. Hal ini dilakukan untuk memastikan bila terdapat keterlibatan pembuluh darah dan saraf dalam patah tulang.
Biasanya, pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ini adalah pemeriksaan pencitraan. Pencitraan ini dapat berupa pemeriksaan rontgen yang akan melibatkan beberapa posisi tulang. Selain itu, computed tomography scan (CT scan) dapat pula dilakukan untuk perencanaan pembedahan jika kasus patah tulang cukup rumit atau posisi bagian atas tulang tidak dapat ditentukan.
Tata Laksana
Tata laksana fraktur humerus dapat tergantung oleh beberapa faktor, misalnya tipe fraktur dan bila ada bagian tulang yang longgar. Untuk menentukan penanganan terbaik, dokter akan melakukan pemeriksaan rontgen serta meminta pasien melakukan beberapa gerakan lengan. Hal ini dapat membantu dokter mengetahui jenis patah tulang dan keberadaan cedera lain yang bisa menyertai.
Pemasangan Bidai
Pada banyak kasus, fraktur yang terjadi pada tulang lengan bagian atas dan tengah tidak membutuhkan pembedahan karena bagian yang patah biasanya tetap menempel. Hal ini mempermudah pemulihan tulang humerus secara alami. Namun, Anda biasanya akan menggunakan sling, brace, atau bidai untuk menjaga agar lengan atas tidak bergerak, serta stabilisasi bahu jika diperlukan.
Pada fraktur humerus proksimal yang tidak disertai dislokasi sendi, dokter biasanya akan menyarankan pembidaian agar bahu tidak dapat bergerak. Setelah 2 minggu, Anda akan memulai latihan fisik untuk mengembalikan rentang gerak bahu secara perlahan.
Sementara itu pada patah tulang humerus di bagian tengah, Anda kemungkinan akan menggunakan gips atau bidai jika fraktur tidak disertai dengan kerusakan saraf atau pembuluh darah. Pemulihan biasanya akan memakan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Prosedur Bedah
Sementara itu, fraktur lengan atas di tulang bagian bawah serta fraktur humerus yang parah biasanya membutuhkan pembedahan. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh dokter bedah Anda, yaitu:
- Pin dan sekrup
Jika Anda mengalami patah tulang terbuka yang melibatkan bagian tulang yang menembus kulit, pembedahan dibutuhkan untuk membersihkan ujung tulang dan bagian kulit yang terluka. Pin, sekrup, dan pelat selanjutnya dapat digunakan untuk menahan bagian ujung patah tulang pada tempatnya semula.
- Graf tulang
Apabila beberapa bagian tulang hilang atau patah berkeping-keping, dokter bedah dapat mengambil sebagian tulang dari bagian tubuh lain atau dari orang lain, lalu menyambungkannya dengan tulang Anda. Pada beberapa kasus lainnya, dokter dapat menggunakan bahan buatan untuk membentuk tulang.
Pemulihan
Waktu penyembuhan sangat bervariasi tergantung pada tipe patah tulangnya. Jika patah tulang tidak membutuhkan pembedahan, Anda perlu memakai sling selama 2-6 minggu. Patah tulang jenis proksimal biasanya membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih cepat daripada patah tulang jenis distal.
Jika Anda menjalani operasi, Anda kemungkinan akan perlu memakai gips, sling, bidai, atau brace selama beberapa minggu. Pada periode ini, Anda perlu kontrol ke dokter secara rutin untuk mengecek perbaikan tulang yang patah.
Pada patah tulang yang serius, Anda mungkin akan memerlukan pemeriksaan rontgen beberapa kali selama beberapa bulan. Sebagian besar orang dengan fraktur humerus dapat kembali beraktivitas seperti biasa dalam beberapa bulan. Kadang-kadang, terapi fisik dan terapi okupasi wajib dilakukan untuk mengembalikan kehilangan gerak pada sendi dan menambah kekuatan otot Anda.
Beberapa jenis patah tulang humerus pada umumnya akan sembuh tanpa meninggalkan komplikasi. Agar proses ini berjalan dengan lancar, Anda perlu kontrol ke dokter sesegera mungkin setelah Anda menyadari adanya kemungkinan patah tulang.
Komplikasi
Fraktur dapat menyebabkan kecacatan sementara bagi orang berusia muda dan kecacatan permanen bagi orang berusia lanjut.Komplikasi yang dapat terjadi pada fraktur humerus dapat berupa kelumpuhan saraf radialis.
Saraf radialis berjalan dari lengan atas hingga lengan bawah dan jari-jari. Komplikasi kelumpuhan ini dapat terjadi pada saat cedera atau prosedur terapi tertentu pada tulang. Komplikasi ini paling sering terjadi pada patah tulang tipe distal karena posisi saraf radialis terletak paling dekat dengan tulang humerus di bagian bawah.
Pada fraktur tertutup, kelumpuhan saraf ini tidak menjadi alasan pembedahan. Kelumpuhan ini biasanya membaik tanpa penanganan khusus setelah 3-6 bulan. Jika dalam 3-4 bulan tidak ada perbaikan pada fungsi, pemeriksaan elektromiografi (EMG) diperlukan untuk memeriksa kemampuan kontraksi otot terkait dengan fungsi saraf. Pada kasus ini, pembedahan terbuka harus dilakukan.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya patah tulang lengan atas, berikut ini adalah tips yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
- Selalu memakai sabuk pengaman ketika sedang berkendara dan mengemudi dalam batas kecepatan yang aman.
- Pakai alat pelindung diri ketika sedang berolahraga.
- Bersihkan area rumah dari benda-benda yang bisa membuat Anda atau orang lain terpeleset.
- Hindari kondisi yang memerlukan Anda untuk berdiri di atas meja atau tangga. Gunakan alat untuk menjangkau benda yang Anda ingin raih.
- Rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan tulang.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda dapat berkunjung ke IGD setelah mengalami cedera atau mengalami gejala-gejala patah tulang seperti pada humerus. Selama perjalanan ke IGD, Anda dapat membuat sling untuk mencegah pergerakan lengan terlalu banyak.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma