Gagal Jantung Kronis

Gagal Jantung Kronis
Credit: istockphoto.

Bagikan :


Definisi

Gagal jantung kronis didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung yang berkelanjutan untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh. Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks, terjadi akibat gangguan pada struktur jantung. Karena jantung tidak bekerja dengan efisien seperti dulu, kebutuhan sirkulasi darah di tubuh dan oksigen di jaringan jadi kurang terpenuhi. Pada gagal jantung kronis, keluhan dari kegagalan jantung bersifat relatif stabil dibandingkan dengan gagal jantung akut.

Ketika volume darah yang dipompa jantung berkurang, tubuh akan berusaha mengompensasinya. Jantung mulai berdetak lebih cepat dan ukuran jantung jadi membesar. Organ-organ lain di tubuh yang tidak menerima cukup darah dan oksigen akhirnya turut mengalami kerusakan.

Gagal jantung merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan akan terus memburuk seiring waktu. Namun, jika diobati dengan baik, gejala yang muncul dapat diatasi secara efektif. Gagal jantung sering ditemukan di dunia, memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi. Diperkirakan ada 64 juta orang di dunia yang menderita gagal jantung. Angka yang besar ini memberikan beban yang signifikan pada pelayanan kesehatan.

 

Penyebab

Gagal jantung kronis terjadi akibat gangguan struktur dan fungsi jantung. Sebagian besar kasus gagal jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yaitu kondisi terhambatnya aliran darah yang menuju otot jantung karena pembuluh darah koroner tersumbat oleh plak-plak lemak. Bila penyakit jantung koroner tidak ditangani, pembuluh darah otot jantung bisa tersumbat total, dan sel otot jantung bisa mengalami kematian (infark miokard). Kedua kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik, dan dapat berujung menjadi gagal jantung.

Selain itu, terdapat gangguan jantung lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Penyakit katup jantung
  • Gangguan irama jantung yang tidak terkontrol
  • Peradangan pada otot jantung (miokarditis)
  • Penyakit jantung bawaan
  • Kerusakan otot jantung (kardiomiopati)

 

Faktor Risiko

Usia merupakan faktor penentu utama dari gagal jantung. Angka kasus dari gagal jantung meningkat seiring peningkatan usia pasien. Gagal jantung merupakan salah satu penyebab utama lansia dirawat inap di rumah sakit.

Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal jantung:

  • Gaya hidup yang tidak aktif
  • Pola makan yang tidak sehat
  • Memiliki faktor risiko metabolik seperti:
    • Berat badan berlebih (obesitas)
    • Tekanan darah tinggi
    • Diabetes melitus
    • Kolesterol tubuh yang tinggi
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan

 

Gejala

Gejala dari gagal jantung yang paling sering dilaporkan adalah sesak napas. Keluhan sesak napas yang muncul juga nantinya akan diperiksa lebih jauh oleh dokter, bila pasien sesak saat beraktivitas, ketika berbaring di tempat tidur, dan apakah keluhan bersifat akut atau kronis. Sesak napas juga bisa dirasakan pasien di malam hari dan sampai membangunkan pasien dari tidurnya.

Keluhan khas lainnya yang rutin dilaporkan pasien gagal jantung adalah kelelahan, jantung berdebar-debar, nyeri dada, dan juga pembengkakan pada area kaki.

Selain gejala di atas, bisa ditemukan juga gejala-gejala yang kurang khas pada pasien seperti:

  • Batuk malam
  • Penurunan nafsu makan
  • Kebingungan atau penurunan status mental
  • Pusing
  • Pingsan
  • Denyut nadi tidak teratur
  • Perut membesar dan terasa kembung

 

Diagnosis

Wawancara dan Pemeriksaan Fisik

Untuk menegakkan diagnosis gagal jantung kronis, dokter Anda akan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan keluhan Anda secara rinci. Dokter Anda juga akan menanyakan riwayat penyakit lain yang mungkin Anda derita, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, penyakit pada katup jantung dan tekanan darah tinggi. Selain itu, dokter Anda juga akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan faktor risiko yang mungkin ada pada Anda dan keluarga Anda, serta pertanyaan lain yang berkaitan dengan gagal jantung. 

Dokter akan melihat penampilan klinis dari pasien. Pada pemeriksaan fisik, dokter Anda akan mendengarkan suara jantung dan paru Anda dan melihat bila terdapat penumpukan cairan kaki dan pergelangan kaki Anda. Dokter juga akan memeriksa status nutrisi Anda dan bagaimana sirkulasi darah pada tubuh Anda, bila tangan atau kaki teraba dingin dan terlihat kebiruan karena kurang oksigen.

 

Pemeriksaan Penunjang

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dilakukan dokter Anda dapat berupa:

 

1. Pemeriksaan Darah

Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium untuk mengetahui adanya kelainan lain seperti anemia, gangguan ginjal atau gangguan fungsi kelenjar tiroid. Pemeriksaan elektrolit, khususnya kadar natrium dalam darah, memiliki nilai prognostik terkait risiko kematian pada pasien dengan gagal jantung kronis.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan gula darah, kadar kolesterol, fungsi hati dan fungsi jantung. Salah satu pemeriksaannya yaitu BNP (B-type Natriuretic Peptide), akan menghitung kadar BNP untuk menilai tingkat keparahan gagal jantung, risiko kematian dari penyakit, serta memeriksa bila terapi yang diberikan memiliki manfaat pada pasien.

 

2. Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti rontgen dada dengan sinar X bisa dilakukan untuk melihat gambaran jantung, paru, serta struktur pembuluh darah dan jaringan lain di dalam dada. Dari hasil pemeriksaan, akan memperlihatkan bila terdapat pembesaran jantung, penumpukan cairan yang tidak normal, atau tanda-tanda kerusakan organ paru. Pemeriksaan pencitraan lain yang menjadi pilihan dokter pada pemeriksaan gagal jantung adalah ekokardiografi atau ultrasound jantung. Ultrasound doppler juga merupakan salah satu metode pemeriksaan, dapat memberi gambaran aliran darah pada jantung dan paru.

 

3. Pemeriksaan EKG (Ekokardiogram) 

Pada saat pemeriksaan EKG, akan dilakukan pemasangan elektroda ke dada dan kedua kaki serta tangan Anda. Elektroda ini akan merekam aktivitas listrik dari jantung Anda. Dokter Anda kemudian akan melakukan interpretasi dan menilai kondisi jantung Anda, seperti irama jantung, bila terdapat tanda penyakit jantung koroner, pembesaran jantung, atau bila Anda pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.

Ada juga pemeriksaan EKG khusus yaitu exercise stress test, yang dilakukan saat Anda berjalan pada mesin treadmill atau sepeda stasioner. Dada Anda akan terhubung dengan monitor jantung. Dari pemeriksaan ini, dokter akan menilai bagaimana performa jantung Anda saat aktivitas atau olahraga berat. Pada kondisi tertentu, pasien bisa melakukan pemeriksaan ini tanpa olahraga namun dengan bantuan obat tertentu.

 

4. Kataterisasi Jantung

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi pembuluh darah dalam jantung. Pemeriksaan ini dilakukan ketika penyebab terjadinya gagal jantung terjadi karena penyakit jantung koroner. Tindakan ini dilakukan di ruang operasi yang steril.

 

Tata Laksana

Dokter akan memberikan terapi berdasarkan keluhan yang Anda sebutkan dan bagaimana keluhan tersebut memengaruhi aktivitas Anda sehari-hari. Apakah Anda masih bisa beraktivitas dengan normal, mulai merasa sesak saat beraktivitas berat, atau gejala timbul bahkan saat Anda beristirahat atau tidak melakukan apa-apa. Tujuan dari terapi gagal jantung kronis adalah untuk memperbaiki keluhan, meningkatkan kualitas hidup, menurunkan angka kejadian rawat inap di rumah sakit, serta menurunkan tingkat kematian terkait penyakit ini.

Ketika diagnosis gagal jantung kronis telah ditegakan, dokter Anda akan memberikan rencana pengobatan untuk Anda. Pada sebagian besar kasus, rencana pengobatan ini termasuk merubah gaya hidup dan pemberian obat. Pemberian obat dilakukan sesuai dengan jenis gagal jantung yang Anda alami, penyebab yang mendasari, serta tingkat keparahannya. Pada pemberian kombinasi obat, terapi akan dipantau dan diubah secara berkala tergantung pada kebutuhan dan perkembangan kondisi Anda. Dokter Anda juga akan menyarankan Anda untuk mengikuti program rehabilitasi guna membantu Anda untuk berolahraga dengan aman serta memonitor gaya hidup sehat bagi jantung Anda. Jika diperlukan, dokter Anda akan menawarkan pemasangan alat yang berfungsi untuk membantu jantung agar dapat berdenyut dengan baik. Transplantasi jantung jarang dibutuhkan dalam kasus ini.

 

Komplikasi

Bila gagal jantung kronis terus berlanjut tanpa terapi dan pengobatan, pasien dapat mengalami penurunan kualitas hidup, penurunan berat badan, gangguan ginjal, atau gangguan hati. Selain itu, bisa muncul komplikasi penyakit jantung lainnya, seperti gangguan irama pada bilik jantung, penyakit jantung koroner stadium akhir, atau pelebaran bilik jantung yang membuat jantung sulit memompa darah. Sudden cardiac death atau kematian jantung mendadak juga bisa terjadi.

 

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya gagal jantung adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dan hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Berhenti merokok dan menghindari asap rokok dari perokok aktif
  • Menjaga pola makan yang sehat dengan menghindari makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, gula, atau garam
  • Turunkan berat badan bila Anda obesitas atau memiliki berat badan berlebih
  • Rutin berolahraga
  • Tidak mengonsumi alkohol
  • Mengelola tingkat stres 

Selain itu, jika Anda memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes, lakukan medical check-up secara berkala dan patuhi anjuran dokter.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Monitor selalu kesehatan Anda. Karena gagal jantung kronis bisa memburuk seiring waktu, Anda harus familiar dengan perubahan yang terjadi pada tubuh Anda. Bila keluhan yang muncul dirasa semakin berat, atau muncul keluhan baru seperti yang telah disebutkan di atas, segera kunjungi dokter dan cari pertolongan medis.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 30 Juli 2024 | 07:40

Malik, A., Brito, D., Vagar, S., Chhabra, L. (2021). Congestive Heart Failure. Retrieved 10 April 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430873/

Better Health Channel. (2020). Congestive heart failure (CHF). Retrieved 10 April 2022, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/congestive-heart-failure-chf

Blumenthal, R., Jones, S. Congestive Heart Failure: Prevention, Treatment and Research. Retrieved 10 April 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/congestive-heart-failure-prevention-treatment-and-research

McDonagh, TA. (2021). 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC) With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. Retrieved 10 April 2022, from https://academic.oup.com/eurheartj/article/42/36/3599/6358045