Gangguan Kepribadian Klaster C (avoidant, dependen, obsesif-kompulsif)

Gangguan Kepribadian Klaster C (avoidant, dependen, obsesif-kompulsif)

Bagikan :


Definisi

Gangguan kepribadian merupakan sekelompok kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola pikir, perasaan, dan perilaku yang tidak fleksibel dan khas. Perilaku ini cenderung berbeda dengan kebudayaan di sekitar. Hal ini dapat menyebabkan seseorang yang mengalami gangguan kepribadian merasa kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain dan menghadapi permasalahan sehari-hari dengan cara yang diharapkan oleh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Orang dengan gangguan kepribadian dapat memiliki pandangan terhadap dunia yang sangat berbeda dengan orang di sekitarnya. Hal ini menyebabkan orang tersebut mungkin merasa kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan keluarga sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya keterbatasan dalam berhubungan, pertemuan sosial, dan lingkungan kerja serta sekolah. Lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan perasaan terisolasi, depresi, hingga mengalami kecemasan.

Gangguan kepribadian cenderung muncul pada masa remaja dan awal masa dewasa. Gejalanya dapat bervariasi, tergantung pada jenis gangguan kepribadian yang dialami. Terdapat berbagai macam kluster pada gangguan kepribadian, salah satunya gangguan kepribadian klaster C. Gangguan kepribadian klaster C memberikan gambaran berupa rasa cemas dan penuh rasa takut. Klaster ini terdiri atas gangguan kepribadian menghindar atau avoidant, gangguan kepribadian dependen, dan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

 

Penyebab

Penyebab pasti terjadinya gangguan kepribadian masih belum diketahui. Namun, faktor genetik atau keturunan dan pengaruh lingkungan seperti trauma pada masa kecil, dipercaya memberikan pengaruh besar terhadap kejadian gangguan kepribadian pada seseorang. Gangguan kepribadian dipercaya dapat merupakan kombinasi antara faktor genetik dan pengaruh lingkungan.

 

Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti gangguan kepribadian masih belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian, seperti:

  • Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lain
  • Tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang kasar atau adanya perlakuan yang membuat trauma selama masa kanak-kanak
  • Pernah didiagnosa mengalami gangguan perilaku pada masa kanak-kanak
  • Variasi pada zat kimia dan struktur pada otak

 

Gejala

  • Gangguan kepribadian menghindar atau avoidant

  1. Terlalu sensitive terhadap kritikan dan penolakan
  2. Memiliki perasaan bahwa diri tidak cukup baik, rendah diri, atau tidak menarik
  3. Terhambat secara sosial, cenderung pemalu, dan terisolasi
  4. Cenderung menghindari aktivitas baru atau bertemu dengan orang asing
  5. Rasa malu yang berlebihan pada situasi sosial dan dalam hubungan pribadi
  6. Rasa takut akan dipermalukan, tidak disetujui, atau dicemooh
  • Gangguan kepribadian dependen

  1. Ketergantungan yang berlebihan pada orang lain dan merasa perlu mendapatkan perhatian
  2. Perilaku yang tunduk atau sangat bergantung serta lekat terhadap orang lain
  3. Ketakutan harus memberikan perawatan diri atau menjaga diri sendiri jika dibiarkan sendirian
  4. Kurangnya rasa percaya diri, membutuhkan nasihat yang berlebihan dari orang lain bahkan untuk mengambil keputusan kecil
  5. Mengalami kesulitan untuk memulai suatu pekerjaan atau proyek sendiri karena kurangnya rasa percaya diri
  6. Kesulitan untuk tidak menyetujui atau berkata tidak terhadap permintaan atau perkataan orang lain
  7. Cenderung takut terhadap ketidaksetujuan
  8. Memiliki tolerasi terhadap perlakuan buruk dan kasar, meskipun terdapat pilihan lain
  9. Merasa terdesak untuk segera memulai hubungan baru ketika hubungan yang lain berakhir
  • Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif

  1. Menyenangi detail, keteraturan, dan aturan
  2. Perfeksionisme yang ekstrem. Hal ini menyebabkan terjadinya disfungsi dan kesulitan saat kesempurnaan tidak tercapai dengan baik dan menyebabkan rasa tidak mampu menyelesaikan suatu pekerjaan hanya karena tidak mencapai standar ketat yang dibuat sendiri
  3. Keinginan mengontrol orang, tugas, dan situasi serta ketidakmampuan untuk mendelegasikan tugas
  4. Sangat fokus dan berkomitmen dengan pekerjaan atau proyek yang sedang dilakukan sehingga mengabaikan teman atau aktivitas yang menyenangkan demi pekerjaan atau proyek tersebut
  5. Ketidakmampan untuk membuang benda yang rusak atau tidak berharga
  6. Memiliki sifat kaku dan keras kepala
  7. Cenderung bersifat tidak fleksibel tentang etika, moralitas, atau nilai
  8. Memiliki kontrol yang ketat dan kikir atas penganggaran dan pengeluaran uang

Perlu diperhatikan bahwa gangguan kepribadian obsesif kompustif berbeda dengan sindrom obsesif kompulsif. Sindrom obsesif kompulsif merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan, bukan gangguan kepribadian.

 

Diagnosis

Jika dokter mencurigai Anda memiliki gangguan kepribadian, dokter akan melakukan beberapa hal untuk menegakan diagnosis, berupa:

Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan beberapa pertanyaan mendalam tentang riwayat kesehatan Anda. Pada beberapa kasus, gejala yang Anda rasakan mungkin berhubungan dengan permasalahan kesehatan fisik yang Anda miliki. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemerikaan laboratorium untuk screening penggunaan alkohol dan obat-obatan.

Evaluasi psikiatri

Dokter akan melakukan evaluasi psikiatri dalam bentuk diskusi. Dalam diskusi tersebut, dokter akan menanyakan tentang isi pikiran, perasaan, dan kebiasaan yang biasa Anda lakukan. Evaluasi ini dapat disertakan dengan kuesioner guna membantu menegakan diagnosis. Jika Anda mengizinkan, informasi dari keluarga atau orang terdekat tentang keadaan Anda dapat berguna dalam menegakan diagnosis.

Diagnosis berdasarkan kriteria DSM-5 atau PPDGJ-3

Dokter akan melakukan penegakan diagnosis berdasarkan kriteria DSM-5. Di Indonesia, penegakan diagnosis juga dapat dilakukan dengan menggunakan PPDGJ-3 sebagai panduan.

 

Tata laksana

Gangguan kepribadian dapat diobati. Terapi yang sering dilakukan untuk mengobati gangguan kepribadian dapat berupa kombiasi terapi bicara dan pemberian obat-obatan. Pemberian terapi didasarkan pada jenis gangguan kepribadian yang dialami, tingkat keparahan, dan situasi kehidupan.

Salah satu terapi yang diberikan pada orang dengan gangguan kepribadian dapat berupa psikoterapi atau terapi bicara. Terapi ini dilakukan oleh tenaga profesional yang telah melewati masa pendidikan untuk membantu orang dengan permasalahan jiwa, seperti dokter jiwa atau psikiater dan psikolog. Pada sesi psikoterapi, Anda dapat mempelajari kondisi diri dan mengatakan tentang suasana hati, perasaan, pikiran, serta kebiasaan. Anda dapat belajar cara mengatasi stres dan manajemen gangguan kepribadian yang Anda rasakan.

Selain diberikan terapi pada orang yang mengalami gangguan kepribadian, dapat juga diberikan terapi pada keluarga. Hal ini bertujuan ntuk memberikan dukungan dan edukasi pada keluarga yang menghadapi anggota keluarga dengan gangguan kepribadian.

Selain pemberian terapi psikoterapi, pemberian terapi dengan menggunakan obat-obatan juga dapat dilakukan. Dokter mungkin akan memberikan obat berupa antidepresan, mood stabilizer, obat antipsikotik, atau obat anticemas. Penggunaan obat jenis ini membutuhkan pegawasan ketat dari dokter karena dapat menyebabkan efek samping signifikan jika tidak digunakan sesuai indikasi.

 

Komplikasi

Gangguan kepribadian dapat menganggu kehidupan seseorang yang mengalaminya dan orang di sekitarnya. Gangguan kepribadian mungkin dapat menyebabkan permasalahan dalam hubungan, pekerjaan, atau sekolah. Selain itu, gangguan kepribadian dapat menyebabkan isolasi sosial bahkan penyalahgunaan obat dan alkohol.

 

Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kepribadian yaitu dengan terapkan pola pendidikan di rumah dengan tegas bukan kasar, hindari perlakuan kasar terhadap anak yang dapat menyebabkan anak menjadi trauma. Apabila anak menunjukkan gejala gangguan prilaku yang tidak seperti teman sebaya lainnya segera periksakan anak.  

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika Anda atau orang terdekat Ana memiliki tanda atau gejala seperti yang dijelaskan di atas, segera kunjungi dokter. Jika gangguan kepribadian tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan terjadinya permasalahan yang signifikan dalam hidup Anda dan dapat semakin memburuk dikemudian hari.

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 20 Mei 2024 | 08:28

Mayoclinic. [Internet]. Personality disorder-symptoms and causes [Updated 2016 Sep 23]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/personality-disorders/symptoms-causes/syc-20354463

Mayoclinic. [Internet]. Personality disorder-diagnosis and treatment [Updated 2016 Sep 23]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/personality-disorders/diagnosis-treatment/drc-20354468

Healthline. [Internet]. Personality disorder: Types, Diagnosis, and Treatment [Updated 2022 Aug 14]. Available from: https://www.healthline.com/health/personality-disorders#types