Definisi
Mania atau manik adalah gangguan psikologis berupa euforia atau gembira yang berlebihan dan tanpa alasan, suasana hati yang sangat bersemangat, hiperaktif, dengan atau tanpa gejala psikosis. Gejala psikosis antara lain berupa halusinasi dan delusi. Halusinasi adalah persepsi melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak benar-benar ada. Sedangkan delusi adalah keyakinan semu atau tidak sesuai kenyataan, namun sulit untuk dipatahkan.
Suasana hati gembira dan bersemangat pada gangguan manik berbeda dengan kegembiraan biasa yang pernah dirasakan, umumnya energi atau aktivitas mereka bisa terlihat meningkat secara ekstrem. Gejala tersebut juga harus dikenali oleh orang lain sebagai kondisi yang tidak biasa dari penderita. Mania juga berbeda dari kondisi yang muncul akibat penggunaan narkoba.
Gangguan manik bisa menjadi kondisi berbahaya karena beberapa alasan, seperti menjadi tidak tidur atau tidak makan saat dalam kondisi mania. Orang dengan mania juga dapat terlibat dalam perilaku berisiko dan membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Episode manik merupakan gejala umum dari gangguan bipolar. Episode manik adalah periode saat penderita bipolar mengalami gejala mania. Pada beberapa kasus, penderita dapat dirawat di rumah sakit.
Penyebab
Penyebab pasti dari gangguan manik tidak diketahui dengan pasti. Namun, ada bukti kuat yang menduga bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari faktor-faktor genetik, sosial, dan psikologis.
Riwayat gangguan mania dalam keluarga
Riwayat keluarga diperkirakan berperan dalam berkembangnya mania. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan manik lebih berisiko mengalami gangguan manik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan mania. Namun, dengan memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan manik, tidak berarti orang tersebut pasti akan mengalaminya juga.
Perubahan drastis dalam lingkungan penderita
Paparan beberapa pemicu dapat mencetuskan mania pada orang dengan bipolar. Pemicu mania antara lain adanya perubahan lingkungan yang memberi tekanan. Peristiwa kehidupan yang mengagetkan, seperti kematian orang yang dicintai dapat berperan terhadap timbulnya mania. Masalah keuangan atau percintaan juga bisa mencetuskan gangguan manik.
Memiliki penyakit kejiwaan atau kondisi medis lain
Beberapa orang lebih rentan terhadap gangguan manik karena memiliki kondisi medis atau penyakit kejiwaan yang mendasari, seperti gangguan bipolar. Selain bipolar, gangguan manik juga dapat menjadi gejala dari gangguan jiwa psikosis postpartum yang terjadi pada ibu pasca melahirkan, gangguan skizoafektif, atau siklotimia. Kondisi medis seperti hipotiroidisme atau kekurangan hormon tiroid dalam tubuh, walaupun jarang terjadi, juga dapat menyebabkan mania.
Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa pasien gangguan manik memiliki struktur atau aktivitas otak yang sedikit berbeda. Namun, dokter tidak menggunakan pemindaian otak untuk mendiagnosis gangguan manik atau gangguan bipolar.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan manik adalah:
- Adanya riwayat gangguan manik dalam keluarga
- Memiliki gangguan bipolar
- Stres dari lingkungan seperti kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan, percintaan, dan penyakit medis lainnya
Gejala
Pasien dengan gangguan manik menunjukkan kegembiraan dan euforia yang berlebihan. Mereka juga hiperaktif dan mungkin mengalami halusinasi atau delusi. Beberapa pasien merasa gelisah dan sangat cemas. Orang dengan mania merasa seolah-olah mereka memiliki energi yang sangat besar dan segala sesuatu di dunia ini bergerak lebih cepat. Orang dengan mania biasanya memiliki pikiran dan cara berbicara yang cepat.
Gangguan manik dapat membuat penderitanya merasa tidak perlu tidur dan menimbulkan kinerja yang buruk. Orang dengan mania mudah tersinggung atau terganggu, terlibat dalam perilaku yang berisiko, dan menghabiskan banyak uang. Mereka juga memiliki perilaku agresif. Bentuk mania yang lebih ringan disebut hipomania. Hipomania berlangsung lebih singkat daripada mania.
Diagnosis
Dokter atau psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa) mendiagnosis gangguan manik melalui wawancara psikiatri dengan pasien. Pengamatan langsung juga dapat menunjukkan bahwa pasien sedang mengalami episode manik.
Buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders dari American Psychiatric Association menguraikan kriteria episode manik yaitu episode harus terjadi selama seminggu atau kurang dari seminggu jika pasien dirawat di rumah sakit.
Selain suasana hati yang terganggu, pasien harus mengalami setidaknya tiga dari gejala berikut:
- Fokus mudah teralihkan
- Berperilaku berisiko atau impulsif, termasuk menghabiskan uang berlebihan atau perilaku seksual yang berisiko
- Memiliki pikiran yang cepat, mudah berubah, dan sulit diikuti
- Kebutuhan tidur berkurang
- Memiliki pikiran obsesif
Pada beberapa kasus, halusinasi atau delusi menjadi bagian dari episode manik. Misalnya, seseorang mungkin percaya bahwa dia terkenal atau memiliki kekuatan super. Agar keadaan seseorang dianggap sebagai episode manik, gejalanya tidak boleh disebabkan oleh pengaruh dari luar, seperti penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium atau penunjang seperti tes darah lengkap, pemeriksaan urine, hingga CT scan otak. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan adanya indikasi atau untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain yang mungkin menjadi penyakit penyebab yang mendasari gangguan manik.
Episode manik mengganggu kehidupan seseorang dan berdampak negatif pada hubungan, pekerjaan, atau sekolah. Banyak episode manik memerlukan rawat inap untuk menstabilkan suasana hati pasien dan mencegah menyakiti diri sendiri.
Tatalaksana
Rawat inap diperlukan jika episode manik berat atau disertai dengan gejala psikosis. Rawat inap dapat mencegah pasien melukai diri sendiri dan orang lain.
Obat-obatan
Obat-obatan menjadi lini pertama pengobatan mania. Obat-obatan ini diresepkan untuk meredakan gejala psikosis yang mungkin dialami pasien, menyeimbangkan suasana hati, dan mengurangi risiko melukai diri sendiri. Obat-obatan yang diberikan harus dengan resep dan sesuai aturan psikiater.
Psikoterapi
Sesi psikoterapi dapat membantu pasien mengetahui pemicu mania pada diri mereka sehingga dapat bersiap jika timbul gejala, mengurangi efek episode manik, atau bahkan mencegahnya. Psikoterapi juga membantu pasien untuk mengelola stres. Terapi keluarga atau kelompok juga dapat membantu.
Komplikasi
Gejala sisa dari episode manik dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Mereka yang menderita mania sering bertindak tidak pantas serta merusak reputasi dan karier. Komplikasi lebih berat yang dapat terjadi antara lain menyakiti fisik diri sendiri maupun orang lain.
Pencegahan
Obat-obatan, psikoterapi, dan terapi kelompok dapat membantu mencegah episode manik. Terapi dapat membantu pasien mengenali pencetus manik sehingga mereka dapat mencegah atau segera mencari bantuan jika mengalami episode manik.
Meskipun episode manik tidak selalu dapat dicegah, pasien atau keluarga pasien dapat membuat rencana untuk mengelola gejalanya dengan lebih baik dan mencegah perburukan. Beberapa langkah pencegahannya antara lain:
- Hindari aktivitas dan lingkungan yang dapat memicu gejala, seperti tempat yang bising, ramai, atau terang
- Pilih aktivitas dan lingkungan yang tenang dan santai
- Disiplin pada rutinitas yang sudah dibuat, seperti tidur tepat waktu, bahkan jika tidak merasa lelah. Patuhi juga waktu makan, minum obat, dan olahraga
- Batasi jumlah kontak sosial agar tidak terlalu terstimulasi dan bersemangat
- Tunda membuat keputusan besar dalam hidup dan pembelian barang dalam jumlah besar
- Hindari orang dan situasi yang mungkin menggoda Anda untuk membuat pilihan yang buruk atau berisiko, seperti menggunakan narkoba atau minum alkohol
- Pertimbangkan meminta bantuan seseorang untuk mengelola keuangan Anda selama episode manik
- Jika Anda pernah berpikir untuk melukai diri sendiri, beri tahu keluarga atau teman, serta hubungi penyedia layanan kesehatan
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda memiliki gejala gangguan manik seperti yang disebutkan di atas, konsultasi dengan dokter atau psikiater karena gangguan mania tidak dapat membaik dengan sendirinya.
Segera cari bantuan medis darurat jika Anda atau kerabat Anda memiliki pikiran atau sudah bertindak melukai diri sendiri atau orang lain. Anda dapat menghubungi nomor darurat setempat atau datang ke unit gawat darurat RS terdekat.
- dr Hanifa Rahma
Nall R. (2019). Retrieved 1 February 2022, from https://www.healthline.com/health/mania#Causes
Mania. (2021). Retrieved 1 February 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21603-mania
Bipolar disorder. (2021). Retrieved 1 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/symptoms-causes/syc-20355955
What is a manic episode?. (2020). Retrieved 1 February 2022, from https://www.verywellmind.com/how-to-recognize-a-manic-or-hypomanic-episode-380316
Dailey MW, Saadabadi A. (2020). Mania. Retrieved 1 February 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493168/