Gastroenteritis

Gastroenteritis

Bagikan :


Definisi

Gastroenteritis merupakan peradangan pada lapisan dinding lambung dan usus halus. Sebagian besar masyarakat mengenal penyakit ini dengan istilah muntaber, yaitu kondisi di mana terjadi muntah dan diare. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh yang belum optimal. Umumnya, gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus, sehingga penularannya sangat mudah. 

Diperkirakan angka kesakitan pada anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia akibat gastroenteritis mencapai 1 milyar per tahunnya, serta angka kematian berkisar 3 juta kematian per tahun. Oleh karena tingginya angka infeksi pada anak maupun orang dewasa, sangat penting untuk mengetahui penyebab, gejala, serta cara penanganan dan pencegahan dari penyakit ini.

Penyebab

Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, serta cemaran logam berat. Obat-obatan dengan efek samping yang dapat menimbulkan terjadinya gastroenteritis seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi. Sedangkan, logam berat seperti timbal, arsen, atau merkuri dapat menyebabkan gastroenteritis bila terhirup dari udara atau terkonsumsi dari air.

Gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi, secara umum dibagi menjadi dua, yaitu gastroenteritis virus dan gastroenteritis bakteri. Meskipun, beberapa jenis parasit seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium juga dapat menyebabkan gastroenteritis. Biasanya, gastroenteritis yang disebabkan parasit menimbulkan gejala buang air besar berdarah dan sering disebut dengan disentri.

  • Gastroenteritis Virus

Gastroenteritis yang disebabkan oleh virus lebih dikenal dengan istilah flu perut. Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab utama, yaitu Norovirus dan Rotavirus. Namun, virus jenis Adenovirus dan Astrovirus juga dapat menyebabkan gastroenteritis meski bukan penyebab tersering. Penyebaran penyakit ini sangat mudah dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau makanan dan minuman yang terkontaminasi. Virus dapat lebih mudah menyebar pada beberapa tempat seperti tempat penitipan anak, sekolah, asrama, atau kapal pesiar.

  • Gastroenteritis Bakteri

Bakteri yang menginfeksi lambung dan usus halus biasanya didapatkan dari makanan atau minuman yang terkontaminasi baik bakteri atau zat toksik yang diproduksi bakteri. Oleh karena itu, penyakit ini biasanya dikenal dengan istilah keracunan makanan. Beberapa jenis bakteri dapat menjadi penyebab gastroenteritis, seperti yersinia (pada babi), staphylococcus (pada produk susu, daging, dan telur), shigella (pada air, biasanya di kolam renang), salmonella (pada daging, produks susu, dan telur), campylobacter (pada daging dan unggas), dan E. coli (pada daging sapi dan salad). Penularan penyakit ini juga dapat secara mudah terjadi melalui orang ke orang dengan bersentuhan langsung, terutama melalui tangan yang terkontaminasi. Apabila orang yang terinfeksi menyentuh makanan, benda, atau orang lain, maka berisiko tertular infeksi. Oleh karena itu, penularan infeksi ini erat kaitannya dengan higienitas yang buruk.

Faktor Risiko 

Berikut ini merupakan kelompok yang lebih rentan terkena gastroenteritis yang disebabkan oleh virus, seperti:

  • Anak di bawah usia 5 tahun (balita).
  • Usia lanjut atau Lansia.
  • Orang dewasa atau anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Beberapa kelompok rentan tersebut terutama dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang kurang optimal untuk melawan infeksi virus penyebab gastroenteritis. Pada anak-anak atau balita, daya tahan tubuh belum sepenuhnya kuat, sedangkan pada lansia terdapat penurunan daya tahan tubuh. 

Selain itu, beberapa kebiasaan sehari-hari juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terkena gastroenteritis. Antara lain:

  • Tidak terbiasa mencuci tangan dengan benar, terutama pada orang yang bekerja di dapur.
  • Mengonsumsi air yang terkontaminasi atau tercemar virus/bakteri.
  • Konsumsi makanan laut dari air yang tercemar, terutama bila mentah atau kurang matang.

Gejala 

Diare dan muntah merupakan gejala utama yang sering timbul. Gejala biasanya berlangsung selama 1-2 hari, tetapi dapat bertahan hingga 10 hari. Beberapa gejala tambahan dapat berupa:

  • Nyeri kepala, otot, atau sendi
  • Demam atau meriang
  • Nyeri atau kram perut
  • Nafsu makan menurun

Pada gastroenteritis yang disebabkan bakteri, dapat ditemukan gejala buang air besar berdarah. 

Pada gejala gastroenteritis yang lebih lanjut, penting untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi. Gejala awal dehidrasi biasanya ditandai dengan rasa haus dan keinginan minum yang berlebih. Beberapa gejala awal lainnya yang dapat diketahui ialah:

  • Merasa haus dan pusing.
  • Mulut kering.
  • Jarang buang air kecil.
  • Lebih mudah lelah.
  • Urin berwarna lebih gelap dan berbau.

Dehidrasi pada bayi dapat ditandai dengan adanya ubun-ubun bayi yang cekung, sedikit atau tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok kering selama beberapa jam, cenderung lebih rewel pada gejala awal dehidrasi tetapi menjadi kurang aktif dan mudah mengantuk bila dehidrasi lebih berat.

Diagnosis

Penegakkan diagnosis gastroenteritis dapat dilakukan melalui pemeriksaan riwayat kesehatan dan fisik oleh dokter. Tanda dan gejala yang khas seperti muntah dan diare dapat mengarahkan ke gastroenteritis. Riwayat pasien seperti ciri-ciri buang air besar, adanya demam, intensitas nyeri perut, dan lainnya juga dapat mengarahkan dokter untuk mengetahui dugaan penyebab gastroenteritis. Hal tersebut akan berkaitan dengan pengobatan yang diberikan.

Untuk mengetahui penyebab pasti dari gastroenteritis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan feses atau tinja. Pengambilan feses menggunakan wadah khusus dan diperiksa di laboratorium. Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui apakah ditemukan bakteri, jamur, parasit, virus, lendir, darah, nanah, atau serat daging yang tidak tercerna dengan baik. 

Tatalaksana

Penyakit ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, dikarenakan sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus. Tatalaksana gastroenteritis bertujuan untuk menghindari gejala semakin memburuk dan mencegah dehidrasi.

Pencegahan dehidrasi dan pemenuhan nutrisi merupakan langkah utama penanganan gastroenteritis, terutama pada anak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk perawatan mandiri terkait gastroenteritis adalah sebagai berikut:

  • Penuhi kebutuhan cairan harian untuk mencegah dehidrasi.
  • Makan dengan porsi kecil dan sering
  • Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kaya kalium, seperti jus buah dan pisang.
  • Konsumsi jahe dapat membantu melawan infeksi dan meredakan nyeri perut.
  • Hindari konsumsi produk susu, buah, atau makanan tinggi serat untuk mencegah diare bertambah berat.

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, Anda dapat mengonsumsi oralit. Larutan ini mengandung elektrolit dan mineral, sehingga dapat membantu mencegah dehidrasi. Oralit dapat dibeli secara bebas ataupun dibuat secara mandiri menggunakan larutan gula dan garam. Perhatikan cara pemakaian di dalam kemasan atau pencampuran larutan sebelum mengonsumsinya.

Selain cara-cara di atas, dokter dapat memberikan obat untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh gastroenteritis. Beberapa jenis obat-obatan yang diberikan ialah:

  • Antibiotik, misalnya amoksisilin jika disebabkan oleh infeksi bakteri.
  • Antijamur, misalnya nistatin, jika disebabkan oleh infeksi jamur.
  • Obat anti diare, seperti loperamide atau attapulgit.
  • Obat penurun panas, seperti parasetamol atau ibuprofen, apabila disertai dengan peningkatan suhu badan di atas 37,5 derajat celcius.

Penanganan gastroenteritis pada bayi dan anak perlu mendapat perhatian khusus. Sebab, anak mudah mengalami dehidrasi. Apabila bayi atau anak mengalami muntah atau diare, biarkan pencernaannya beristirahat selama 15-20 menit. Berikan air minum secara bertahap, seperti memberikan air putih, larutan oralit, atau ASI. Berikut langkah penanganan lain yang dapat dilakukan pada bayi dan anak:

  • Berikan makanan yang mudah dicerna atau bertekstur halus, seperti roti, kentang, atau pisang.
  • Jangan memberikan anak Anda produk susu, baik makanan maupun minuman, terutama yang tinggi gula.
  • Jangan memberikan anak Anda obat anti diare yang dijual bebas, kecuali atas anjuran dokter.

Komplikasi

Gastroenteritis yang bertambah berat dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan nutrisi. Oleh karena itu, komplikasi yang umumnya menyertai ialah dehidrasi. Beberapa gejala yang dapat Anda waspadai terkait dehidrasi, seperti pusing, mudah lelah, rasa haus berlebihan, mulut kering, serta urin yang pekat. 

Pencegahan

Pencegahan utama gastroenteritis ialah dengan menjaga kebersihan atau higienitas diri dan lingkungan. Mencuci tangan dengan langkah yang benar merupakan hal penting yang perlu dilakukan. Lakukan cuci tangan menggunakan air hangat dan sabun selama 40-60 detik. Jika tidak tersedia air dan sabun, Anda dapat menggunakan hand sanitizer selama 20-30 detik. Anda dapat mencuci tangan saat sebelum makan, setelah beraktivitas di luar rumah, dan setelah buang air kecil atau buang air besar.

Selain mencuci tangan, beberapa hal berikut dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan, di antaranya:

  • Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum matang.
  • Memperhatikan kebersihan air minum atau air yang digunakan untuk menggosok gigi terutama saat bepergian. 
  • Membersihkan barang yang diduga terkontaminasi virus atau bakteri.
  • Membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin, serta barang-barang yang sering disentuh.
  • Tidak berbagi alat makan dan mandi dengan orang lain.

Pada bayi, dapat pula menjalani vaksinasi rotavirus. Sebagaimana yang telah diketahui, rotavirus merupakan penyebab tersering gastroenteritis pada anak. Vaksinasi rotavirus yang tersedia di Indonesia terdapat dua jenis, yaitu yang diberikan 3 kali saat bayi berusia 6-14 minggu, 18-22 minggu, dan 8 bulan; dan yang diberikan 2 kali saat bayi berusia 10 minggu dan 14 minggu. Apabila bayi telah berusia lebih dari 6-8 bulan dan belum pernah mendapat vaksinasi, maka tidak perlu dilakukan. 

Kapan Harus ke Dokter?

Umumnya, jika gejala gastroenteritis bersifat ringan, maka pemeriksaan ke dokter belum perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan kondisi ini akan dapat sembuh dengan sendirinya melalui perawatan mandiri dan obat-obatan pereda gejala yang dijual bebas.

Namun, apabila terdapat tanda dan gejala awal dehidrasi, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter terdekat untuk mendapat penanganan dan pemeriksaan lanjutan. Anda perlu mewaspadai tanda dan gejala dehidrasi, terutama pada anak dan bayi. 

Selain kondisi dehidrasi, Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila diare tidak kunjung mengalami perbaikan setelah 3 hari atau lebih, serta adanya diare berdarah.

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Selasa, 2 April 2024 | 08:06