Batuk Berdarah (Hemoptisis)

Batuk Berdarah (Hemoptisis)
Credit: Ask Apollo. Ilustrasi batuk berdarah.

Bagikan :


Definisi

Hemoptisis didefinisikan sebagai batuk yang disertai dengan keluarnya darah. Darah yang keluar dapat berwarna merah terang, merah muda dan berbusa, atau bercampur dengan lendir. Darah yang keluar dapat berasal dari beberapa bagian paru atau saluran napas.

Darah dapat muncul dari tempat lain, contohnya dari dalam perut Anda yang kemudian keluar dari mulut sehingga penting untuk menentukan lokasi sumber perdarahan terjadi. Ketika perdarahan berasal dari dalam perut dan menyebabkan Anda muntah darah, hal ini disebut sebagai hematemesis. Kondisi ini biasanya akan menyebabkan darah yang keluar berwarna lebih gelap dan terlihat seperti serbuk kopi.

Hemoptisis merupakan sebuah gejala yang tidak spesifik, karena dapat menandakan adanya penyakit yang jinak, tanda dari sebuah penyakit keganasan, atau sebuah proses fatal yang dapat mengancam jiwa. Namun, jika jumlah darah yang keluar saat batuk berjumlah banyak, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hemoptisis, yaitu merokok, paparan zat-zat yang dapat mengiritasi paru di lingkungan kerja, tidak mendapatkan vaksin COVID, mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera pada dada. 

 

Penyebab

Penyebab tersering terjadinya batuk disertai darah berupa penyakit bronkitis kronis atau bronkiektasis. Selain itu, juga terdapat beberapa penyebab lain yang bisa menyebabkan terjadinya batuk berdarah, yaitu:

  • PPOK atau Penyakit paru obstruktif kronik (ketika mengalami perburukan gejala),
  • Cystic fibrosis
  • Penggunaan beberapa jenis obat-obatan terlarang, seperti crack kokain,
  • Adanya benda asing pada saluran napas,
  • Abses paru (penumpukan nanah di dalam jaringan paru)
  • Kanker paru,
  • Infeksi parasit
  • Pneumonia,
  • Emboli paru (adanya sumbatan bekuan darah di pembuluh darah paru),
  • Adanya cedera pada dada, misal dikarenakan tembakan atau kecelakaan kendaraan bermotor atau mobil,
  • Tuberkulosis atau TB paru,
  • Penggunaan obat pengencer darah tertentu,
  • Kelainan pada pembuluh darah paru yang menyebabkan pembuluh darah tersebut mudah pecah

 

Gejala

Darah yang keluar saat batuk dapat berjumlah banyak dan sedikit. Meskipun jumlah darah yang keluar hanya sedikit, hal ini dapat merupakan suatu peringatan terhadap kondisi tubuh. Hemoptisis dikelompokan berdasarkan jumlah darah yang keluar saat Anda batuk selama 24 jam. Namun, pada beberapa kasus, jumlah darah yang keluar cukup sulit untuk dideskripsikan.

  • Batuk darah berjumlah banyak (Massive hemoptisis). Kondisi ini pada umumnya dapat mengancam jiwa sehingga perlu penanganan cepat.
  • Batuk darah berjumlah sedang (Non Massive hemoptysis). Kondisi ini cenderung tidak begitu mengancam jiwa dan darah yang dikeluarkan pada saat batuk berjumlah tidak sebanyak massive hemoptisis. Jumlahnya kurang lebih satu gelas darah saat batuk selama 24 jam.
  • Batuk darah ringan. Kondisi ini didefinisikan ketika Anda mengalami batuk disertai darah selama 24 jam dan mengeluarkan kurang dari sendok makan darah.

 

Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis, dokter Anda akan menanyakan Anda beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala dan kondisi yang Anda rasakan untuk mencari tahu penyebab yang mendasari terjadinya hemoptisis. Kemudian dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter Anda akan menilai kondisi Anda dan kebutuhan terhadap perawatan intensif di ruang ICU.

Kemudian dokter Anda akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis dan mencari letak sumber perdarahan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter Anda berupa:

  • Rontgen dada. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya masa atau cairan di dalam paru Anda yang mungkin menyebabkan terjadinya hemoptisis.
  • CT scan. Pemeriksaan ini juga akan memberikan gambaran mendetail tentang kondisi paru Anda. Gambaran yang dihasilkan oleh CT scan akan lebih baik dan detail dibanding rontgen dada.
  • Bronkoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukan sebuah tabung kecil yang fleksibel yang dilengkapi dengan kamera pada bagian ujungnya. Alat ini akan dimasukan melalui hidung atau mulut Anda menuju ke temggorokan dan saluran nafas Anda. Alat ini akan memberikan gambaran secara langsung tentang kondisi saluran napas Anda dan kemungkinan adanya kelainan atau gangguan pada saluran nafas yang menyebabkan terjadinya hemoptisis.
  • Pemeriksaan hitung darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya batuk darah. Pada tes ini akan dilakukan penghitungan jumlah sel darah merah dan sel darah putih di dalam darah Anda.
  • Pemeriksaan urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan yang mendasari terjadinya hemoptisis atau batuk darah.



Tata Laksana

Pengobatan yang dilakukan pada kasus hemoptisis dilakukan berdasarkan jumlah darah yang dikeluarkan ketika Anda mengalami batuk darah atau hemoptisis serta hal yang mendasari terjadinya hemoptisis. Jika hemoptisis yang Anda alami menyebabkan keluarnya darah dalam jumlah banyak, kondisi ini harus segera dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit, dokter Anda akan memasukkan Anda ke ruang ICU atau intensive care unit agar mendapatkan penanganan yang intensif. Keluarnya darah dalam jumlah banyak dapat bersifat mengancam jiwa sehingga memerlukan penanganan khusus.

Tata laksana pertama pada hemoptisis yang menyebabkan banyaknya keluar darah dapat berupa memasukan pipa yang dimasukan ke saluran napas untuk membantu pernapasan atau disebut dengan intubasi, melakukan pemberian suplai oksigen, memposisikan tubuh sehingga posisi paru lebih tinggi dibanding tempat yang mungkin merupakan tempat terjadinya perdarahan. Jika dokter Anda telah menemukan letak perdarahan, dokter Anda melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan.

Prosedur penghentian perdarahan tersebut dapat memerlukan pemberian beberapa jenis obat yang akan membantu dalam proses pembekuan darah dan obat-obatan untuk mengatasi penyebab batuk darah atau hemoptisis yang Anda alami. Pada beberapa kasus, dibutuhkan tindakan operasi sebagai tindakan penatalaksanaan.

Jika hemoptisis yang Anda alami hanya menyebabkan keluarnya darah dalam jumlah sedikit, dokter Anda akan melakukan pengobatan untuk mengatasi penyakit penyebab terjadinya hemoptisis. Jika Anda mengalami infeksi pada saluran napas bronkitis, dokter Anda akan memberikan obat untuk mengatasi infeksi yang terjadi serta memberikan obat untuk mengurangi batuk yang Anda rasakan.

Jika Anda merupakan perokok, maka dokter Anda akan menyarankan Anda untuk berhenti merokok. 

 

Komplikasi

Hemoptisis dapat menyebabkan keluarnya darah dalam jumlah banyak, hal ini dapat mengancam nyawa. Selain itu, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan semakin memburuknya kondisi yang mendasari terjadinya hemoptisis.

 

Pencegahan

Sebagai tindak pencegahan, jika Anda merokok, maka berhentilah merokok. Cuci tangan dan jaga kebersihan. Gunakan masker dan ikuti vaksinasi influenza, pneumonia, dan COVID-19. Di tempat kerja, gunakan APD atau alat pelindung diri yang cukup guna menghindari paparan zat yang dapat mengiritasi saluran napas Anda.

 

Kapan Harus Ke Dokter?

Penyakit peradangan saluran bronkus paru akut atau disebut dengan bronkitis merupakan salah satu penyebab terjadinya batuk darah atau hemoptisis. Bronkitis akut dapat membaik dengan sendirinya meski tidak diberi pengobatan. Jika Anda mengalami bronkitis dan melihat adanya darah pada lendir saat Anda batuk yang terjadi selama lebih dari satu minggu dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu, nyeri dada, penurunan berat badan, berkeringat malam, demam tinggi, mengalami nafas pendek saat melakukan aktivitas sehari-hari, segera kunjungi dokter Anda karena hal ini dapat merupakan kondisi medis yang serius.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Rabu, 10 Juli 2024 | 06:34