Definisi
Herpes simpleks adalah suatu infeksi virus yang umum ditemukan yang ditandai dengan munculnya lepuhan pada satu area tubuh yang terlokalisir. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja meskipun banyak orang yang tidak menunjukkan gejala. Menurut WHO, pada tahun 2016 diperkirakan sekitar 3.7 miliar orang berusia dibawah 50 tahun (67% dari populasi) terinfeksi HSV-1. Sementara itu, 491 juta orang berusia 15-49 tahun (13%) terinfeksi HSV-2. Penelitian lain mengatakan bahwa lebih dari 90% orang dewasa yang mencapai usia 50 tahun memiliki antibodi terhadap HSV-1.
Penyebab
Herpes simpleks disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Virus ini merupakan virus DNA rantai ganda. Terdapat dua tipe utama dari HSV yaitu HSV-1 dan HSV-2.
- HSV tipe 1 (herpes oral atau mulut) biasanya menyebabkan infeksi pada area sekitar mulut, dalam mulut, dan wajah. Tipe ini terutama ditularkan melalui kontak dengan virus yang ada pada luka, air liur, selaput lendir, atau permukaan kulit yang tampak normal. Namun, risiko penularan tertinggi jika terdapat luka. Meskipun lebih jarang, HSV-1 juga dapat menyebabkan herpes genital melalui kontak mulut atau kulit dengan alat kelamin.
- HSV tipe 2 biasanya menyebabkan infeksi pada alat kelamin dan anus (herpes anogenital) dan termasuk infeksi menular seksual (IMS). Tipe ini ditularkan terutama saat hubungan seksual melalui kontak dengan permukaan kelamin atau anus, kulit, luka, atau cairan dari seseorang yang terinfeksi HSV-2. Virus ini dapat ditularkan bahkan dari kulit yang terlihat normal dan sering menular meskipun tidak bergejala.
Namun, kedua tipe tersebut sebenarnya bisa menginfeksi area kulit atau selaput lendir mana saja, tidak harus mulut dan alat kelamin. Penting juga untuk diingat bahwa kedua tipe HSV dapat ditularkan melalui mulut atau genital. Hal ini berarti, HSV-1 dan HSV-2 keduanya dapat menyebabkan herpes mulut dan genital. Banyak orang dengan herpes genital ternyata juga memiliki HSV-1 karena virus ini sangat mudah ditularkan melalui kontak mulut-genital. Sementara itu, HSV-2 lebih jarang menyebabkan gejala di mulut.
Meskipun jarang, HSV-1 dan HSV-2 dapat ditularkan dari ibu ke bayinya saat proses melahirkan sehingga menyebabkan herpes pada bayi baru lahir. Herpes bayi baru lahir terjadi pada 10 dari 100.000 kelahiran secara global. Risiko herpes bayi baru lahir paling tinggi jika ibu baru terinfeksi HSV pertama kali saat akhir kehamilan.
Faktor Risiko
Semua orang usia berapapun dapat terkena infeksi HSV. Jika Anda terpapar HSV, kemungkinan besar Anda akan terinfeksi. Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi jika Anda:
- Memiliki pasangan seksual yang terkena HSV
- Menderita penurunan sistem imun
- Melakukan aktivitas seksual tanpa menggunakan kondom, diafragma, atau lainnya
- Anak-anak. Infeksi HSV-1 umumnya didapatkan pada masa kanak-kanak
- HSV-2 menginfeksi wanita sebanyak hampir dua kali lipat daripada pria karena penularan seksual dari HSV-2 dari pria ke wanita lebih efisien.
Gejala
Seseorang yang sudah terinfeksi HSV akan memiliki virus itu dalam tubuhnya untuk jangka waktu yang sangat lama. Setelah infeksi pertama, HSV akan berdiam di persarafan tulang belakang yang berfungsi untuk mengatur sensasi pada kulit. Kekambuhan dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi pertama. Kekambuhan terjadi karena virus berjalan mengikuti saraf dan mencapai kulit atau selaput lendir dan berkembang biak disana. Bertambahnya virus di kulit atau selaput lendir ini akan menyebabkan timbulnya lepuhan. Selama periode kambuh, virus dapat bertumbuh di area kulit yang lain, sehingga bagian kulit lain juga bisa ditemukan lepuhan herpes, sama dengan kulit yang awal. Frekuensi berulangnya gejala bervariasi pada setiap orang. Namun, kekambuhan seringkali dicetuskan oleh adanya demam, misalnya saat seseorang mengalami flu disertai demam maka risiko untuk herpes simpleks kambuh akan lebih tinggi.
Kebanyakan infeksi HSV tidak menimbulkan gejala, kecuali virus aktif kembali dan bermultiplikasi sehingga akan menimbulkan gejala lepuhan kulit yang nyeri atau luka yang kambuhan. Gejala ini dapat bersifat ringan sampai berat.
- Herpes mulut akan menimbulkan lepuhan nyeri atau luka di sekitar atau di dalam mulut. Gejala ini sering didahului dengan sensasi kesemutan, gatal, atau terbakar di sekitar mulut sebelum timbulnya lepuhan.
- Herpes genital dapat menimbulkan gejala adanya lepuhan atau luka berjumlah satu atau lebih pada alat kelamin, bokong, anaus, dan paha bagian dalam. Gejala infeksi baru bisa disertai dengan demam, nyeri otot atau sendi, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Herpes genital yang disebabkan oleh HSV-1 biasanya tidak sering kambuh. Namun, infeksi akibat HSV-2 sering menyebabkan kekambuhan. Namun, kekambuhan biasanya lebih ringan daripada episode pertama dan cenderung untuk berkurang frekuensinya seiring berjalannya waktu
Meskipun gejala umumnya timbul di alat kelamin atau mulut dan bibir, namun dapat juga terjadi pada bagian tubuh yang lain misalnya tangan dan jari-jari.
Diagnosis
Biasanya dokter dapat mendiagnosis HSV dengan memeriksa lepuhan. Dokter juga akan menanyakan gejala lain seperti pilek (karakteristik dari infeksi virus), rasa kesemutan, dan terbakar. Untuk mengonfirmasi diagnosis diperlukan pemeriksaan kultur yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari luka menggunakan swab atau usapan dan mengirimkannya ke laboratorium.
Jika Anda berisiko tinggi terkena HSV namun tidak bergejala, terdapat pemeriksaan darah untuk memeriksa antibodi HSV, namun hal ini dapat tidak akurat sampai 12 minggu setelah Anda terinfeksi.
Tata Laksana
Beberapa obat-obatan dapat menurunkan tingkat keparahan gejala dan frekuensi kambuh, namun tidak dapat menyembuhkan infeksi atau tidak dapat menghilangkan virus yang diam di persarafan. Obat-obatan antivirus seperti asiklovir, famsiklovir, dan valasiklovir merupakan yang paling efektif untuk infeksi HSV.
Hal yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman akibat lepuhan adalah dengan memakai:
- Kompres hangat atau dingin
- Aloe vera
- Campuran bawang putih yang dihaluskan dan minyak zaitun
- Campuran soda kue atau maizena dan air
Komplikasi
- Infeksi HSV-2 meningkatkan risiko terkena infeksi HIV sebanyak 3 kali lipat. Orang yang terinfeksi HIV dan HSV-2 lebih mungkin menularkan HIV ke orang lain. HSV-2 merupakan salah satu kondisi yang paling sering ditemui pada penderita HIV.
- Pada orang dengan penurunan sistem imun, misalnya orang dengan infeksi HIV stadium lanjut, herpes dapat menyebabkan gejala yang lebih berat dan kekambuhan yang lebih sering. Komplikasi yang jarang namun dapat terjadi adalah infeksi otak, selaput otak, dan penyebaran infeksi dalam tubuh. Sementara itu, HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kornea mata (keratitis).
- Pada bayi baru lahir, herpes dapat menyebabkan gangguan saraf yang permanen bahkan kematian.
Pencegahan
- Orang dengan gejala herpes mulut harus menghindari kontak mulut dengan orang lain, termasuk seks oral dan menghindari berbagi benda yang terkena air liur, misalnya sendok makan atau sikat gigi. Sementara itu, penderita herpes genital harus menghindari aktivitas seksual jika sedang bergejala. HSV-1 dan HSV-2 paling menular jika terdapat luka, namun tetap dapat menular meskipun gejala tidak terlihat atau terasa.
- Untuk orang yang aktif secara seksual, penggunaan kondom yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah herpes genital dan juga penyakit menular lainnya. Namun, infeksi HSV tetap dapat terjadi melalui kontak dengan alat kelamin atau area anus yang tidak tertutup kondom.
- Sirkumsisi (sunat) pada pria dapat melindungi dari infeksi HSV-2, HIV, dan HPV.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda terinfeksi HSV maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter sehingga dapat dilakukan pemeriksaan untuk infeksi seksual menular lainnya. Anda tidak perlu malu untuk pergi ke dokter karena infeksi virus ini sebenarnya sangatlah sering.
Ibu hamil dengan gejala herpes genital harus berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah penularan ke bayi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya, cek di sini ya!
- dr Anita Larasati Priyono