Definisi
Ulkus herpetiform adalah sariawan pada mulut yang memiliki karakteristik berukuran kecil, berjumlah banyak, dan berkelompok (kluster). Sariawan ini bisa berwarna putih atau kuning dan biasanya ditemukan di bawah lidah. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk dari stomatitis aftosa (sariawan), yang merupakan kelainan selaput lendir mulut yang paling sering ditemui di seluruh dunia.
Stomatitis aftosa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu minor, mayor, dan herpetiform (ulkus herpetiform). Ulkus herpetiform merupakan bentuk sariawan yang paling jarang, hanya ditemukan 5% dari keseluruhan kasus.
Penyebab
Penyebab ulkus herpetiform ataupun stomatitis aftosa secara umum belum diketahui secara pasti. Namun, hal yang pasti adalah kondisi ini tidak disebabkan oleh infeksi virus. Ulkus ini berbeda dengan ulkus yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (memiliki karakteristik ulkus yang mirip dan mudah kambuh).
Kemungkinan mekanisme terjadinya ulkus herpetiform adalah akibat peran sistem kekebalan tubuh yang merusak lapisan epitel (sel pada permukaan tubuh) dari selaput lendir. Teori penyebab yang masih kontroversial adalah ketidakseimbangan mikrobiota mulut. Pada pasien dengan ulkus herpetiform yang sering kambuh, ditemukan adanya peningkatan spesies bakteri Bacteroidales. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai hal ini dibutuhkan untuk mengetahui apakah ketidakseimbangan mikrobiota mulut berperan dalam menyebabkan munculnya ulkus herpetiform.
Faktor Risiko
Ulkus herpetiform lebih banyak ditemukan pada wanita. Biasanya sariawan timbul pertama kali pada dekade kedua kehidupan. Mayoritas orang berusia di bawah 30 tahun saat pertama kali mengalami ulkus herpetiform. Frekuensi dan keparahan episode sariawan akan meningkat saat dekade tiga dan empat, lalu semakin menurun seiring dengan pertambahan usia.
Ulkus herpetiform dikaitkan dengan adanya penyakit tertentu seperti:
- Sindrom behcet, kondisi langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh
- Lupus
- Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease, IBD)
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita ulkus herpetiform berulang adalah:
- Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan ulkus herpetiform dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi yang serupa. Pada ulkus herpetiform yang diturunkan, biasanya gejala timbul pada usia yang lebih awal dan dengan tingkat keparahan yang lebih berat.
- Gangguan nutrisi
Kekurangan nutrisi terutama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12. Pada beberapa studi, ditemukan bahwa pada penderita ulkus herpetiform, terjadi gangguan nutrisi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang normal.
- Faktor lingkungan
Cedera pada area mulut baik secara perlukaan maupun kimia dapat mencetuskan timbulnya sariawan, khususnya pada orang yang rentan terhadap ulkus herpetiform. Selain itu, stres psikologis diduga juga memainkan peran terbentuknya sariawan, walaupun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Infeksi HIV
Sekitar 66% penderita HIV juga menderita ulkus herpetiform. Tidak seperti orang sehat, ulkus ini dapat timbul pada seluruh bagian mulut, tidak hanya pada tempat-tempat tertentu.
- Mulut kering atau xerostomia
Saliva atau air liur adalah agen lurikasi dengan kandungan antimikroba. Kurangnya air liur akan mencetuskan timbulnya ulkus herpetiform.
- Sensitivitas terhadap makanan
Alergi terhadap bahan kimia atau penyedap makanan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sariawan berulang. Beberapa makanan seperti coklat, kopi, kacang, sereal, almond, stroberi, keju, tomat, dan tepung terigu bisa menjadi penyebab pada beberapa orang.
Pola makan dan kebersihan mulut dikatakan tidak berhubungan dengan adanya ulkus herpetiform, namun hal ini masih menjadi kontroversi.
Gejala
Ulkus herpetiform ditandai dengan sariawan yang memiliki karakteristik:
- Dangkal.
- Berbentuk bulat sampai oval.
- Berukuran kecil, umumnya memiliki diameter sekitar 1 - 2 mm.
- Berjumlah banyak, biasanya berkisar dari 10 sampai 100 sariawan kecil.
- Berkelompok membentuk klaster, dapat berukuran kecil dan terlokalisir, namun bisa juga menyebar di seluruh selaput lendir rongga mulut.
- Nyeri yang biasanya berlangsung 3 - 4 hari atau sampai timbul selaput putih tebal yang menutupi luka. Selaput ini merupakan tanda penyembuhan (epitelisasi).
- Beberapa sariawan disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening di area bawah rahang.
- Timbulnya sariawan dapat didahului dengan sensasi terbakar atau panas pada selaput lendir, jarang disertai demam. Setelah itu, sariawan akan timbul dalam waktu 24 - 48 jam.
Lokasi timbulnya sariawan biasanya pada:
- Selaput lendir bibir dan pipi (bagian dalam)
- Bagian gusi di sela-sela gigi
- Langit-langit bagian depan
- Amandel
- Dasar mulut
- Bagian bawah dari lidah
- Bagian samping belakang lidah
Umumnya sariawan akan berlangsung selama 7 sampai 10 hari dan sembuh sendiri tanpa meninggalkan bekas luka. Namun, sering terjadi kekambuhan yang biasanya terjadi dengan interval beberapa hari sampai beberapa bulan.
Perbedaan ulkus herpetiform dengan ulkus herpes simpleks adalah, pada herpes simpleks, ulkus diawali dengan pembentukan lepuhan kecil (vesikel) yang dengan cepat akan pecah membentuk ulkus. Ulkus herpes simpleks juga biasanya timbul di tempat yang berbeda, yaitu sering pada langit-langit mulut bagian belakang, bagian atas (punggung) lidah, dan bagian gusi di atas gigi.
Diagnosis
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis ulkus herpetiform. Biasanya kondisi ini didiagnosis setelah dokter menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang dapat menyebabkan keluhan serupa, dengan bertanya terkait gejala pasien dan dari tampilan sariawan pemeriksaan. Dokter akan melihat karakterisitik sariawan, mulai dari jumlah, ukuran, berapa lama sudah muncul, bila ada periode bebas sariawan, lokasi, dan rasa nyeri, serta keluhan-keluhan lain yang menyertai sariawan.
Tata Laksana
Terdapat banyak pilihan pengobatan untuk ulkus herpetiform. Pemilihan terapi umumnya didasarkan pada tingkat keparahan nyeri, riwayat medis pasien, efek samping obat, kemampuan pasien dalam menoleransi pengobatan, dan biayanya. Terapi bertujuan untuk mengurangi keluhan, mempercepat penyembuhan, dan mencegah kekambuhan.
Obat Oles
Obat oles seperti gel, krim atau pasta bisa dioleskan pada permukaan sariawan sebagai pelindung, agar tidak semakin iritasi dan untuk mencegah infeksi sekunder. Obat oles ini diberikan dalam jumlah kecil, dan hindari makan atau minum selama 30 menit setelah mengoleskan obat. Dokter juga bisa meresepkan obat kortikosteroid oles untuk membatasi proses peradangan yang terjadi di area mulut dan antimikroba oles bila terjadi infeksi bakteri, atau bila dokter menduga ulkus herpetiform yang terjadi disebabkan oleh bakteri.
Obat Minum
Pada ulkus herpetiform yang berat dan terus berulang, dokter dapat meresepkan obat minum bersama obat oles. Obat kortikosteroid minum seperti prednison dapat diberikan dokter. Obat antinyeri golongan Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) seperti diklofenak dapat dikonsumsi untuk meredakan nyeri yang timbul. Pada kasus yang cukup berat dokter juga dapat meresepkan obat penekan sistem imun.
Mengatasi Penyakit Penyebab
Terapi lain yang diberikan juga tergantung kemungkinan penyebab. Seperti pada kasus alergi atau kekurangan nutrisi, terapi akan ditujukan untuk mengatasi kondisi tersebut sebelum memberikan obat pada sariawannya. Pemberian multivitamin harian dapat digunakan pada orang yang mengalami gangguan nutrisi, namun terapi ini dikatakan tidak dapat mencegah kekambuhan.
Pada ulkus yang dicetuskan oleh makanan, maka menghilangkan makanan pencetus dapat membantu. Hindari makanan asin dan pedas untuk menghindari nyeri akibat iritasi ulkus. Beberapa orang melaporkan timbulnya ulkus setelah paparan terhadap nanas, keju, dan sodium lauril sulfat yang terdapat di pasta gigi dan pembersih mulut. Pada kasus ini, menghindari zat tersebut dapat mempercepat penyembuhan.
Selain itu, saat terdapat ulkus, hindari makanan yang dapat memperparah ulkus atau menyebabkan pembentukan ulkus baru, misalnya makanan yang keras atau tajam.
Komplikasi
Ulkus herpetiform pada umumnya tidak bersifat serius dan akan sembuh sendiri tanpa terapi tertentu. Namun, ulkus dapat sangat nyeri dan menyebabkan rasa tidak nyaman, terutama jika sering kambuh. Dapat timbul infeksi bakteri sekunder sebagai komplikasi penyakit walaupun jarang terjadi.
Pencegahan
Untuk mengurangi kemunculan ulkus, terutama pada orang yang memiliki riwayat stomatitis aftosa yang sering kambuh, dapat melakukan beberapa cara di bawah ini, yaitu:
- Mencegah makanan yang dapat mencetuskan ulkus
- Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang yang mengandung cukup nutrisi dan vitamin
- Mempertahankan kebersihan gigi dan menggunakan sikat gigi yang lembut untuk mencegah iritasi
- Mengurangi stress dan istirahat yang cukup
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ulkus herpetiform tidak sembuh dalam tiga minggu atau disertai dengan rasa nyeri yang sangat hebat, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter untuk mengatasi keluhan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Aphthous Stomatitis: Background, Pathophysiology, and Epidemiology. (2022). Retrieved 9, 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/1075570-overview#a4
Tarakji, B., et al., Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Recurrent Aphthous Stomatitis for Dental Practitioners. Retrieved June 9, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4441245/
Aphthous ulceration (aphthae, ulcers) | DermNet NZ. (2022). Retrieved 9, 2022, from https://dermnetnz.org/topics/aphthous-ulcer