Rabun Dekat (Hipermetropia)

Bagikan :


Definisi

Hipermetropia (hyperopia, farsightedness) atau rabun dekat merupakan kondisi penglihatan di mana seseorang tidak dapat melihat benda dekat dengan jelas dan mampu melihat benda jarak jauh dengan jelas. Kondisi hipermetropia dapat dikoreksi dengan menggunakan kaca mata berlensa plus. Tingkat keparahan hipermetropia Anda dapat mempengaruhi kemampuan penglihatan Anda untuk memfokuskan benda.

Hipermetropia ringan dapat melihat benda dekat dengan sedikit buram, sedangkan hipermetropia berat hanya dapat melihat benda dalam jarak jauh. Hipermetropia yang terjadi sangat bervariasi pada setiap orang. Pada usia penderita yang lebih muda, kondisi hipermetropia umumnya tidak disadari.

Kondisi hipermetropia dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan keparahannya:

  1. Hipermetropia ringan (low), yaitu jika lensa yang dibutuhkan berkekuatan +2.00 D (dioptri) atau kurang
  2. Hipermetropia sedang (moderate), yaitu jika lensa yang dibutuhkan berkekuatan antara +2.25 D hingga +5.00 D
  3. Hipermetropia berat (high), yaitu jika lensa yang dibutuhkan berkekuatan lebih dari +5.00 D

 

Penyebab

Untuk dapat melihat dengan jelas, mata perlu memfokuskan bayangan benda agar jatuh tepat di retina. Hal ini dilakukan mata dengan menebalkan atau menipiskan lensa, mengatur masuknya cahaya dengan pupil, dan menjaga kejernihan kornea. Pada kondisi hipermetropia, bayangan benda jatuh di belakang retina. Tidak jatuhnya bayangan benda tepat di retina menyebabkan benda terlihat kabur. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain panjang (axis) bola mata yang terlalu pendek dan/atau kornea yang terlalu tipis. Untuk dapat menyesuaikan kondisi tersebut, mata yang hipermetropik perlu mengakomodasi bayangan dengan melibatkan otot-otot di sekitar mata. Hal ini yang menyebabkan penderita hipermetropia sering merasa pegal dan tidak nyaman pada area mata.

 

Faktor Risiko

Baik laki-laki ataupun perempuan dapat mengalami hipermetropia. Tinggal di wilayah pedesaan dibandingkan perkotaan mempengaruhi angka kasus hipermetropia. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini adalah:

  • Memiliki riwayat keluarga dengan hipermetropia
  • bu yang merokok ketika hamil
  • Kelahiran prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Memiliki diabetes melitus

 

Gejala

Jika Anda merasa kesulitan untuk melihat dalam jarak dekat, seperti membaca buku atau koran, namun tidak mengalami keluhan ketika melihat dalam jarak jauh, maka mungkin Anda mengalami hipermetropia. Gejala lain yang dapat dialami antara lain:

  • Sering mengernyitkan atau memicingkan mata untuk melihat jarak dekat
  • Sensasi pegal di sekitar mata, kepala bagian depan
  • Mata menjadi sensitif atau terasa silau bila melihat sinar
  • Sering merasa sakit kepala setelah melakukan kegiatan dalam jarak dekat, seperti membaca, menulis, membaca tulisan di layar komputer, menggambar dalam jangka waktu lama
  • Mata juling juga dapat terjadi pada beberapa kasus

 

Diagnosis

Hipermetropia dapat didiagnosis oleh dokter berdasarkan pemeriksaan tajam penglihatan, salah satunya menggunakan Snellen Chart. Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan memeriksa ketajaman penglihatan mata Anda dengan menyebutkan angka atau huruf yang ditunjuk oleh dokter yang memeriksa Anda. 

Jika Anda memiliki risiko tinggi mengalami penyakit mata, seperti adanya riwayat glaukoma pada keluarga, Anda perlu melakukan pemeriksaan mata secara berkala setiap 1–2 tahun sekali mulai usia 40 tahun. Jika Anda tidak menggunakan kacamata, lensa kontak, dan tidak memiliki riwayat penyakit mata di keluarga, maka Anda dapat melakukan pemeriksaan mata sejak usia 40 tahun dengan rincian sebagai berikut:

  • Pemeriksaan awal pada usia 40 tahun
  • Setiap 2–4 tahun sekali pada usia 40–54 tahun
  • Setiap 1–3 tahun sekali pada usia 55–64 tahun
  • Setiap 1–2 tahun sekali pada usia di atas 65 tahun

 

Tata Laksana

Jika derajat hipermetropia Anda cukup mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga Anda tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik, maka segera memeriksakan diri ke dokter.

Lensa

Tata laksana standar yang paling aman untuk hipermetropia adalah dengan menggunakan kacamata. Hipermetropia ringan tidak memerlukan tatalaksana lebih lanjut. Koreksi hipermetropia dapat dicapai dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, dan operasi refraktif. Lensa yang digunakan untuk menatalaksana hipermetropia adalah lensa cembung atau plus yang menarik titik focus mata kembali ke retina. Lensa dapat ditoleransi lebih baik oleh anak dan bayi. Lensa kontak tidak direkomendasikan untuk menatalaksana hipermetropia, namun jika Anda nyaman menggunakan lensa kontak dan dapat menjaga kebersihannya, Anda dapat menggunakannya.

 

Operasi

Prosedur bedah refraktif dapat digunakan untuk menatalaksana hipermetropia dengan cara memperbaiki kelengkungan kornea Anda. Terdapat beberapa jenis operasi bedah refraktif, antara lain:

  • Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), dengan prosedur ini, dokter mata Anda akan menggunakan laser untuk mengatur kelengkungan kornea Anda untuk mengoreksi hipermetropia. Penyembuhan dari operasi LASIK umumnya lebih cepat dan nyaman.
  • Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), merupakan prosedur pembedahan yang mengoreksi pada bagian terluar dari kornea (epitel kornea).
  • Photorefractive keratectomy (PRK), merupakan prosedur yang mirip dengan LASEK. Perbedaannya adalah pada PRK epitel kornea akan dibuka untuk dapat memperbaiki kelengkungan kornea. Tidak perlu khawatir, epitel kornea ini dapat kembali tumbuh secara natural untuk membentuk kornea Anda.

 

Komplikasi

Komplikasi dari hipermetropia antara lain:

  • Mata juling, jika anak mengalami hipermetropia pada usia muda, maka anak memiliki risiko untuk mengalami juling untuk mengkompensasi buram yang ia rasakan.
  • Penurunan kualitas hidup karena tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik.
  • Nyeri dan pegal pada daerah kepala, disebabkan oleh otot di dalam bola mata yang berusaha untuk memfokuskan bayangan pada retina.
  • Berbahaya ketika menyetir atau ketika berjalan kaki.

 

Pencegahan

Anda tidak dapat mencegah kondisi hipermetropia, namun Anda dapat melindungi mata Anda dengan beberapa cara, antara lain:

  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin
  • Mengontrol penyakit yang dimiliki, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi yang dapat mengganggu penglihatan
  • Mencegah trauma bola mata, gunakan pelindung bola mata ketika berolahraga, memotong rumput, melukis, dan menggunakan bahan-bahan kimiawi
  • Makan makanan yang sehat, meningkatkan konsumsi ikan dan sayuran
  • Tidak merokok
  • Menggunakan pencahayaan yang baik saat melihat atau membaca
  • Meredakan rasa pegal di mata 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Temui dokter terdekat jika Anda mengalami pandangan kabur. Jika pandangan kabur disertai dengan nyeri hebat dan mata merah, segera periksakanlah ke dokter.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit mata lainnya? Baca lebih banyak artikelnya di sini, ya!

 

 

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 04:05

Hyperopia (farsightedness). (2021). Retrieved 18 October 2021, from https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/hyperopia?sso=y.

Hyperopia - EyeWiki. (2021). Retrieved 18 October 2021, from https://eyewiki.aao.org/Hyperopia.

Hyperopia (farsightedness). (2021). Retrieved 18 October 2021, from https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/hyperopia?sso=y.

Majumdar S, Tripathy K. Hyperopia. [Updated 2021 Aug 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560716/.