Insufisiensi Plasenta

Ilustrasi bayi dalam kandungan. Gambar via freepik.com

Bagikan :


Definisi

Insufisiensi plasenta atau disfungsi plasenta adalah kondisi medis di mana oksigen dan nutrisi tidak dapat masuk secara cukup ke dalam janin melalui plasenta selama kehamilan. Kondisi ini tejadi pada sekitar 10% kehamilan.

Hal ini terjadi karena proses perkembangan plasenta yang terganggu atau terjadi kerusakan pada plasenta, sehingga fungsi plasenta menjadi menurun. Akibatnya, aliran darah melalui plasenta menjadi turun, sehingga dapat menyebabkan kadar oksigen di dalam tubuh janin menjadi berkurang yang disebut dengan kondisi hipoksemia.

Plasenta adalah organ kompleks yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Organ ini menghubungkan janin dengan ibunya dan bertanggung jawab dalam menyuplai bayi dengan oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa dari tubuh janin.

Oleh karena itu, plasenta membutuhkan energi dan oksigen dalam jumlah yang tinggi untuk menyuplai pertumbuhan janin dan plasenta itu sendiri. Hal ini menyebabkan gangguan asupan nutrisi yang terjadi akibat insufisiensi plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin (Intrauterine Growth Restricition/IUGR). Selain itu, bayi juga dapat lahir prematur dan dapat memiliki kelainan bawaan lahir.

 

Penyebab

Penyebab pasti dari insufisiensi plasenta tidak diketahui dengan pasti. Secara normal, plasenta berkembang dari suatu kumpulan sel yang disebut sebagai trofoblas. Untuk membentuk plasenta normal, trophoblast akan melekat ke dinding rahim ibu hamil dan membentuk suatu struktur berbentuk seperti akar yang disebut villi.

Villi merupakan struktur plasenta yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat makanan dan sampah antara ibu dan janin. Perlengketan plasenta dan pembentukan villi ini akan menyebabkan pembuluh darah rahim ibu mengalami perubahan (remodeling), membuatnya berukuran lebih lebar dan besar, sehingga aliran darah dari ibu ke janin melalui plasenta lebih besar.

Jika terdapat gangguan dalam proses remodelling pembuluh darah rahim, akan terjadi pembentukan gumpalan darah dan deposisi benang-benang fibrin. Hal ini akan menyebabkan perpindahan zat makanan ke dalam janin berkurang.  Selain itu, dapat juga terjadi suatu kondisi yang disebut lateralisasi, yaitu ketika perlengketan plasenta lebih banyak terjadi pada satu sisi plasenta saja. Akibatnya, distribusi darah menjadi tidak merata, sehingga penyebaran nutrisi ke janin juga menjadi terganggu.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan insufisiensi plasenta adalah solusio plasenta. Pada kondisi ini, plasenta terlepas lebih dini dari rahim sebelum waktu persalinan. Hal ini menyebabkan akan terjadi perdarahan dan gangguan perpindahan nutrisi dari ibu ke janin.

 

Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti insufisiensi plasenta tidak diketahui dengan pasti, diketahui terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini, di antaranya:

  • Preeklamsia
  • Merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan narkoba selama kehamilan
  • Diabetes
  • Kehamilan kembar/lebih dari satu janin
  • Kehamilan yang pertama
  • Umur ibu saat hamil >35 tahun
  • Riwayat bayi sebelumnya mengalami pertumbuhan janin dalam rahim terhambat (Intrauterine Growth Restriction/IUGR)
  • Obat-obatan tertentu, seperti obat kanker (cirzotinib, doxorubicin) dan obat antikejang (fenitoin, asam valproat)

 

Gejala

Ibu yang mengalami insufisiensi plasenta jarang menunjukkan gejala yang dapat diamati. Janin yang tidak mendapat cukup zat gizi cenderung untuk bergerak lebih sedikit dan kurang aktif. Ukuran rahim juga dapat dirasakan ibu lebih kecil dari kehamilan sebelumnya. Hal ini terkadang dapat diketahui oleh ibu atau dideteksi oleh dokter saat checkup kesehatan.

Yang termasuk tanda paling umum dari insufisiensi plasenta adalah Intrauterine Growth Restriction (IUGR) yang ditandai dengan ukuran dan berat janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, persalinan kurang bulan (<37 minggu), dan kematian janin. Kondisi lain yang dapat menyebabkan insufisiensi plasenta adalah solusio plasenta. Jika solusio plasenta terjadi, dapat terjadi perdarahan yang keluar dari vagina.

 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter Anda akan melakukan anamnesis dan serangkaian pemeriksaan. Saat ini, tidak ada metode diagnosis yang diakui sebagai metode standar dalam menegakkan diagnosis insufisiensi plasenta. Namun pada sebagian besar kasus, insufisiensi plasenta dapat didiagnosis melalui pemeriksaan Doppler ultrasound atau USG Doppler.

USG Doppler digunakan untuk menilai banyaknya aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah yang ada di dalam plasenta, sehingga pemeriksaan ini sangat berguna dalam menilai sirkulasi darah plasenta dan janin. Pemeriksaan ini sangat sensitif dalam mendeteksi IUGR berat dan preeklampsia. Screening teratur menggunakan USG Doppler sebaiknya dilakukan pada ibu dengan risiko tinggi (memiliki hipertensi kronis, gangguan pembekuan darah, atau riwayat preeklampsia) untuk mendeteksi secara dini gangguan yang dapat terjadi.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis tidak dapat ditegakkan melalui pemeriksaan ultrasound. Dari pemeriksaan ini, aliran darah dan gangguan lainnya yang terjadi pada plasenta dapat diketahui dengan pasti melalui gambar jaringan plasenta yang dihasilkannya, sehingga kondisi insufisiensi plasenta dapat diketahui.

 

Tata Laksana

Jika dokter Anda mencurigai adanya insufisiensi plasenta, pertumbuhan bayi dalam kandungan akan diamati secara ketat. Anda mungkin akan diminta untuk mencatat atau memperhatikan pergerakan bayi dan segera informasikan petugas medis jika terdapat perubahan yang dirasakan.

Saat ini, tidak ada terapi yang diketahui dapat mengatasi insufisiensi plasenta selain persalinan. Untuk itu, umur kehamilan menjadi suatu faktor penting dalam memilih opsi treatment yang akan digunakan, karena persalinan sebelum umur kehamilan 34 minggu dapat meningkatkan kemungkinan kesakitan dan kematian bayi selama persalinan. Karenanya, pada umur kehamilan di bawah 34 minggu, pilihan terapi lainnya digunakan untuk menunda persalinan.

Jika tanda insufisiensi plasenta dideteksi USG Doppler pada umur kehamilan di bawah 34 minggu, aspirin dosis rendah dan antioksidan seperti vitamin C dan E dapat digunakan untuk meningkatkan kondisi plasenta. Penggunaan heparin, suatu pengencer darah, juga dapat mencegah terbentuknya gumpalan darah dan menstimulasi pembentukan pembuluh darah di dalam plasenta, sehingga aliran darah plasenta menjadi meningkat.

 

Komplikasi

Komplikasi yang diketahui berhubungan dengan kejadian insufisiensi plasenta pada ibu adalah:

  • Preeklamsia
  • Persalinan kurang bulan/prematur
  • Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat (IUGR)
  • Solusio plasenta, yaitu pemisahan plasenta dari tempat perlengketannya secara prematur
  • Meningkatnya risiko bayi meninggal dalam kandungan

Insufisiensi plasenta juga dapat menyebabkan efek yang buruk pada bayi yang dilahirkan, seperti:

  • Anemia
  • Kadar gula darah rendah
  • Jumlah platelet darah rendah
  • Berkurangnya aliran oksigen ke otak bayi
  • Gangguan kemampuan berpikir

 

Pencegahan

Anda dapat menghindari insufisiensi plasenta dengan rutin checkup selama kehamilan. Dengan begitu, tanda-tanda insufisiensi plasenta dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Hal ini terutama perlu diperhatikan ibu hamil yang memiliki risiko tinggi. Hindari konsumsi alkohol, merokok dan penggunaan narkoba selama kehamilan. Insufisiensi plasenta tidak dapat diobati, namun kondisi ini dapat dikontrol jika dideteksi secara dini.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera pergi ke dokter jika Anda merasakan adanya penurunan frekuensi pergerakan bayi atau ukuran rahim yang dirasakan lebih kecil dari kehamilan sebelumnya. Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami perdarahan dari vagina.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 03:03

Osmosis. (2022). Plasental Insufficiency What is it, Causes, Symptoms, Treatment, and More. Retrieved 16 October 2022, from https://www.osmosis.org/answers/placental-insufficiency

(&) Wardinger, J., & Ambati, S. (2022). Placental Insufficiency. Retrieved 16 October 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563171/#:~:text=Placental%20insufficiency%20is%20a%20condition,in%20acidosis%20and%20fetal%20hypoxemia.

Healthline. (2018). Placental Insufficiency: Causes, Symptoms, and Diagnosis. Retrieved 16 October 2022, from https://www.healthline.com/health/placental-insufficiency

MedlinePlus. Placental insufficiency: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 16 October 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/001485.htm

Pregnancy Birth & Baby. (2020). Placental insufficiency. Retrieved 16 October 2022, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/placental-insufficiency

WebMD. (2021). What Is a Placental Insufficiency?. Retrieved 16 October 2022, from https://www.webmd.com/baby/what-is-placental-insufficiency