Solusio Plasenta

Solusio Plasenta
Kenali penyakit solusio plasenta yang bisa berbahaya bagi ibu dan janinnya.

Bagikan :


Definisi

Abrupsio plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh bagian ari-ari terlepas dari dinding rahim sebelum kelahiran bayi. Sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi kepada janin, serta perdarahan ketika proses persalinan. Kondisi ini adalah salah satu komplikasi yang serius dan gawat darurat dalam kehamilan.

Solusio plasenta terjadi pada sekitar 1 dari 100 kehamilan. Biasanya solusio plasenta terjadi secara mendadak, dimulai pada trimester dua kehamilan. Sebagian besar kasus terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. 

 

Peran Ari-Ari dalam Kehamilan

Plasenta atau ari-ari adalah organ sementara yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Biasanya ari-ari melekat pada bagian atas atau samping rongga rahim. Ari-ari berperan dalam memberika darah kaya oksigen dan nutrisi kepada janin melalui tali pusar, serta membuang limbah metabolisme janin yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Oleh sebab itu ari-ari harus tetap melekat dengan baik pada dinding rahim, dan baru dilahirkan setelah bayi lahir.

 

Jenis-Jenis Solusio Plasenta

Berdasarkan seberapa banyak ari-ari yang terlepas dari dinding rahim, solusio plasenta terbagi ke dalam 2 tipe, yaitu:

  • Solusio plasenta sebagian (partial placental abruption), terjadi ketika ari-ari terlepas sebagian dari dinding rahim.
  • Solusio plasenta total (complete or total placental abruption), terjadi ketika ari-ari terlepas seluruhnya dari dinding rahim. Pada kondisi ini sering terjadi pendarahan vagina.

 

Berdasarkan nampak tidaknya perdarahan vagina, solusio plasenta terbagi ke dalam 2 tipe, yaitu:

  • Solusio plasenta terbuka (revealed placental abruptions), terjadi perdarahan vagina yang sedang hingga parah, dan dapat dilihat.
  • Solusio plasenta tertutup (concealed placental abruptions), terjadi perdarahan vagina sedikit atau bahkan tidak nampak. Darah dapat terjebak di antara ari-ari dan dinding rahim.

 

Berdasarkan keparahannya, solusio plasenta terbagi ke dalam beberapa kategori, yaitu:

  • Kategori 0: Gejala tidak muncul, diagnosis ditegakkan dengan menemukan gumpalan darah atau bagian yang cekung pada ari-ari yang sudah lahir.
  • Kategori 1: Ringan (48% dari seluruh kasus), tidak ada tanda kegawatdaruratan pada janin atau ibu.
  • Kategori 2: Sedang (27% dari seluruh kasus), sudah muncuk tanda-tanda gawat janin.
  • Kategori 3: Berat (24% dari seluruh kasus), kondisi ini sangat gawat dan bisa membahayakan ibu.

Kategori 0 dan 1 biasanya terjadi pada solusio plasenta parsial (hanya sebagian dari ari-ari yang terlepas). Sementara itu pada kategori 2 dan 3 umum terjadi pada solusio plasenta total (seluruh bagian ari-ari terlepas dari dinding rahim).

 

Penyebab

Penyebab dari solusio plasenta tidak diketahui. Namun diperkirakan, solusio plasenta terjadi ketika ada gangguan pada struktur pembuluh darah yang terhubung dengan ari-ari dan rahim ibu. Gangguan seperti tekanan darah tinggi atau penggunaan obat tertentu bisa menyebabkan peregangan rahim. Walau pun otot rahim elastis, ari-ari tidak seelastis jaringan rahim. Sehingga, ketika jaringan rahim meregang mendadak, bisa terjadi robekan ari-ari dari dinding rahim.

 

Faktor Risiko

Walaupun penyebab pasti dari solusio plasenta masih belum diketahui, ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan kejadian solusio plasenta. Berikut faktor-faktor tersebut, antara lain:

  • Adanya cedera atau luka pada bagian rahim (seperti kecelakaan mobil, jatuh pada perut)
  • Usia Ibu saat hamil di atas 35 tahun
  • Kehamilan kembar
  • Menderita hipertensi atau pun pernah mengalami hipertensi pada kehamilan sebelumnya
  • Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.
  • Memiliki komplikasi kehamilan seperti infeksi rahim, preeklamsia
  • Masalah pada tali pusar janin
  • Cairan ketuban yang berlebih atau kurang
  • Gangguan pembekuan darah
  • Ketuban pecah dini
  • Merokok
  • Penggunaan zat narkotika dan alkohol selama kehamilan

 

Gejala

Gejala dari solusio plasenta biasa muncul pada trimester terakhir dari kehamilan dan beberapa minggu sebelum hari perkiraan lahir. Gejala tersebut antara lain:

  • Perdarahan vagina, walaupun pada beberapa kasus tidak ada perdarahan sama sekali, namun 80% kasus solusio plasenta dilaporkan memiliki perdarahan sebagai gejala
  • Nyeri perut
  • Sakit punggung
  • Kontraksi berulang pada rahim
  • Masalah pada detak jantung janin
  • Berkurangnya cairan ketuban
  • Janin memiliki masalah pertumbuhan dalam kandungan
  • Gerakan janin berkurang

 

Diagnosis

Layaknya penyakit lain pada umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mendiagnosis solusio plasenta. Dokter akan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

 

Wawancara Medis dan Pemeriksaan Fisik

Pada sesi wawancara, dokter bisa menanyakan hal-hal berikut:

  • Hari pertama haid terakhir untuk memastikan usia kehamilan.
  • Keluhan utama dan keluhan penyerta yang dirasakan saat ini.
  • Riwayat solusio plasenta sebelumnya.
  • Riwayat cedera pada perut.
  • Riwayat penggunaan obat tertentu (kokain) selama kehamilan.
  • Riwayat penyakit penyerta lain seperti darah tinggi, diabetes, atau gangguan pembekuan darah.

Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti tanda-tanda vital pasien dengan cepat, karena pada beberapa kasus, solusio plasenta merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek kondisi perut dan vagina pasien. Namun bila pasien dalam kondisi perdarahan, umumnya pemeriksaan vagina tidak dilakukan.

 

Pemeriksaan Penunjang

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan USG bila perlu. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengonfirmasi apakah ada kondisi lain yang menyertai pasien seperti anemia, infeksi, gangguan pembekuan darah, atau penurunan fungsi ginjal.

USG juga dilakukan untuk melihat kondisi janin, jumlah ketuban, dan apakah ari-ari yang terlepas hanya sebagian atau seluruhnya. USG juga bermanfaat untuk mengecualikan kondisi lain yang bisa menyebabkan perdarahan pada kehamilan di trimester ketiga. Bila kondisi memungkinkan untuk ibu dan bayi dan dokter merencanakan untuk melakukan persalinan, maka dokter juga akan melakukan pemeriksaan cardiotocography (CTG) untuk memantau kesejahteraan janin dan detak jantung janin.

 

Tata Laksana

Bila ari-ari sudah terlepas dari rahim, ari-ari tidak bisa diperbaiki dan tidak bisa menempel kembali. Dokter akan memberi pengobatan yang mungkin dilakukan berdasarkan derajat keparahan dari solusio plasenta, usia kehamilan ibu saat ini, adanya tanda-tanda kegawatan pada janin, serta jumlah perdarahan ibu.

Jika perdarahan yang terjadi sangat banyak dan mengancam nyawa ibu, maka dokter akan berusaha menstabilkan kondisi ibu terlebih dahulu. Ibu akan dirawat inap, diberikan cairan infus dan oksigen sebagai salah satu pengobatan awal, serta dimonitor kondisinya dan janinnya. Dokter juga akan melihat apakah ada kondisi penyakit lain yang memperparah kondisi solusio plasenta dan menanganinya.

 

Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

Bila kategori penyakit tergolong ringan serta tidak ditemukan tanda kegawatdaruratan pada ibu atau janin, umumnya ibu dan kandungannya akan dimonitor di rumah sakit. Akan dilakukan crossmatch, prosedur sebelum transfusi darah untuk memeriksa darah ibu, sehingga bila suatu hari terjadi perdarahan, sudah ada cadangan darah yang tersedia untuk didonorkan pada ibu.

Jika kondisi janin dalam keadaan baik dan perdarahan berhenti di rumah sakit, maka ibu dapat kembali ke rumah dan mendapatkan obat tertentu untuk membantu pematangan paru janin untuk menjaga bila bayi harus dilahirkan lebih cepat. Namun bila kondisi bayi dan ibu tidak memungkinkan, dan perdarahan cukup parah, maka dokter akan melakukan terminasi kehamilan atau persalinan prematur untuk menyelamatkan ibu dan janin.

 

Usia kehamilan lebih dari 34 minggu

Pada kondisi di mana janin masih hidup dan kondisi penyakit tidak terlalu berat, persalinan bisa menjadi pilihan terapi. Namun bila ada tanda gawat janin, bisa dilakukan operasi caesar untuk menyelamatkan janin. Ibu akan mendapat transfusi darah bila terjadi perdarahan hebat. Ibu dan janin umumnya juga akan dimonitor dengan ketat pasca prosedur operasi. 

 

Komplikasi

Komplikasi solusio plasenta dapat terbagi menjadi dua, yakni komplikasi untuk ibu dan janin.

 

Komplikasi ibu

  • Syok karena kehilangan darah dalam jumlah banyak.
  • Masalah pembekuan darah.
  • Persalinan caesar.
  • Gagal ginjal.
  • Walaupun sangat jarang, bisa dilakukan pengangkatan rahim karena perdarahan yang tidak kunjung berhenti.
  • Kematian ibu.

 

Komplikasi janin

  • Bayi tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi.
  • Kelahiran prematur.
  • Masalah perkembangan bayi.
  • Kematian janin dalam rahim.

 

Pencegahan

Karena penyebabnya yang masih belum diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegah terjadinya solusio plasenta. Namun Anda dapat menurunkan kemungkinan solusio plasenta dengan mengurangi faktor risiko, misalnya:

  • Tidak merokok selama kehamilan.
  • Tidak minum alkohol dan menggunakan zat narkotika.
  • Selalu berkendara dengan aman dan hati-hati agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
  • Melakukan pemeriksaan antenatal rutin saat kehamilan.
  • Mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera ke dokter bila mengalami perdarahan dari kemaluan selama kehamilan. Anda dapat mengunjungi instalasi gawat darurat dan nanti dokter akan memberikan penanganan pertama sebelum dokter spesialis kandungan melakukan tindakan yang tepat. Semakin cepat tertangani, diharapkan tidak akan terjadi komplikasi serius dari solusio plasenta.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 00:58