Definisi
Intoksikasi alkohol atau yang biasa dikenal dengan keracunan alkohol adalah kondisi di mana seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dan menyebabkan kadar alkohol dalam darah menjadi sangat tinggi. Keracunan alkohol dapat menyebabkan gejala tergantung kadarnya dalam darah. Seseorang bisa menjadi kurang responsif, kebingungan, mengalami kesulitan bernapas, pingsan, hingga koma. Keracunan alkohol merupakan salah satu kondisi gawat darurat dan membutuhkan penanganan segera karena dapat mengancam keselamatan jiwa. Keracunan alkohol biasanya terjadi saat seseorang terlalu banyak meminum alkohol, dihitung dari jumlah botol alkohol yang diminum atau dari kadar alkohol yang ada dalam minuman tersebut. Kondisi ini juga bisa muncul saat penderita, secara sengaja atau tidak sengaja meminum cairan produk rumah tangga yang mengandung alkohol.
Penyebab
Kondisi keracunan alkohol biasanya disebabkan karena konsumsi alkohol yang berlebihan. Namun, kadar alkohol yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan alkohol berbeda dari orang ke orang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa gelas alkohol atau kadar alkohol yang bisa dikonsumsi. Terdapat beragam faktor yang bisa memengaruhi kemungkinan intoksikasi alkohol, yaitu:
- Faktor genetik bisa membuat orang lebih rentan atau lebih tahan terhadap alkohol
- Jenis alkohol yang berbeda, seperti etanol pada minuman beralkohol, tentu berbeda dengan jenis alkohol yang digunakan pada produk-produk industri, disinfektan, dan antiseptik
- Jumlah dan kadar alkohol yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kejadian keracunan alkohol, dan setiap orang memiliki batas yang berbeda-beda
- Tingkat konsumsi alkohol juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menoleransi alkohol
- Konsumsi makanan dan air sebelumnya bisa memengaruhi efek alkohol pada tubuh
- Berat tubuh yang lebih tinggi meningkatkan kemampuan tubuh untuk membuang alkohol
- Adanya penyakit lain atau penggunaan obat tertentu yang bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk membuang alkohol
Faktor Risiko
Saat meminum alkohol, semakin cepat alkohol ditelan akan semakin tinggi juga risiko terjadinya keracunan. Anak-anak rentan mengalami keracunan alkohol karena mereka bisa tidak sengaja menelan alkohol yang terkandung pada parfum, obat kumur, atau obat batuk yang mengandung alkohol. Untuk keracunan alkohol karena konsumsi alkohol yang disengaja, biasanya remaja dan usia dewasa muda lebih rentan mengalami keracunan karena meminum alkohol dalam jumlah banyak. Kelompok usia ini juga bisa datang ke fasilitas kesehatan dengan cedera yang terjadi saat konsumsi alkohol.
Wanita juga lebih rentan mengalami keracunan alkohol karena berat tubuh yang lebih kecil, sehingga memengaruhi kemampuan tubuh dalam membuang alkohol. Wanita juga bisa lebih sensitif terhadap alkohol dibandingkan pria akibat kemampuan metabolisme alkohol di lambung yang kurang dibandingkan pria.
Faktor toleransi terhadap alkohol dan kebiasaan binge drinking, di mana orang tersebut minum alkohol lebih dari 5 botol dalam 1 jam memiliki risiko tinggi mengalami overdosis alkohol. Orang yang jarang meminum alkohol bisa menunjukkan gejala keracunan bahkan setelah meminum alkohol dalam jumlah yang sedikit. Memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus atau mencampur alkohol dengan obat-obatan lain juga bisa menjadi risiko terjadinya keracunan alkohol.
Gejala
Biasanya keracunan alkohol akan memengaruhi kesadaran dan perilaku seseorang, dan gejala yang muncul bervariasi tergantung tingkat keparahan intoksikasi dan kadar alkohol di dalam darah. Efek keracunan alkohol pada perilaku juga dapat menimbulkan kekerasaan atau kejadian yang tidak disengaja pada orang lain. Pada peminum alkohol rutin, gejala yang timbul biasanya tidak terlalu jelas.
- Intoksikasi alkohol ringan (kadar alkohol dalam darah 0,01% - 0,1%)
Terdapat perubahan suasana hati, seperti menjadi lebih percaya diri, merasa tenang dan relaks, serta muncul keinginan untuk berbicara lebih banyak. Alkohol juga menimbulkan disinhibisi pada seseorang, yaitu hilangnya kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya. Pada intoksikasi ringan, koordinasi tubuh mulai sedikit terganggu, sehingga penderita susah menyeimbangkan dirinya dan sulit berdiri tegak. Kulit dan wajah menjadi merah, detak jantung mulai meningkat, serta kemampuan memori mulai berkurang. Orang yang mengalami intoksikasi alkohol ringan biasanya menjadi kurang awas dengan lingkungannya.
- Intoksikasi alkohol sedang (kadar alkohol dalam darah 0,15% - 0,3%)
Seiring peningkatan kadar alkohol dalam darah, penderita akan mengalami gangguan mood dan bicaranya mulai tidak jelas. Disinhibisi pada seseorang akan bertambah jelas. Koordinasi tubuh serta kemampuan memorinya akan semakin terganggu. Terdapat memory gap atau hilang ingatan saat mereka mengalami intoksikasi alkohol sedang. Penderita akan semakin tidak awas dengan lingkungannya, sehingga saat kita mencoba bicara dengan mereka, penderita akan kurang respon serta terlihat bingung. Gejala lain seperti mual-muntah dan pusing juga dapat muncul.
- Intoksikasi alkohol berat (keracunan alkohol, kadar alkohol dalam darah >3%)
Saat kadar alkohol dalam darah terlalu banyak, penderita bisa mengalami halusinasi (melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada) dan delusi, mereka tidak bisa membedakan mana yang nyata atau hanya imajinasi belaka. Penderita mengalami kesulitan bicara berat dan gejala pusing hebat. Alkohol dalam tubuh dapat menurunkan suhu tubuh dan berpotensi menimbulkan hipotermia (suhu tubuh menurun drastis sampai kurang dari 35oC). Bila kadar alkohol >4%, seseorang bisa mengalami koma dan gagal napas.
Diagnosis
Untuk menegakan diagnosis intoksikasi alkohol dapat dilakukan melalui wawancara mendalam (anamnesis) mengenai gejala yang dialami, waktu terjadinya intoksikasi, serta kegiatan yang dilakukan pada saat gejala terjadi. Biasanya dokter akan bertanya mengenai jenis alkohol, seberapa banyak alkohol yang diminum, dan bila kondisi ini sering terjadi berulang-kali. Kadang karena kondisi penderita membuat mereka sulit menjawab pertanyaan dokter, biasanya dokter akan bertanya pada orang yang mengantar penderita. Dokter juga akan melihat adanya cedera yang timbul pada penderita akibat terjadinya kecelakaan atau kekerasan. Bila penderita juga mengalami kondisi lain seperti ketergantungan obat, depresi, kecenderungan bunuh diri, dokter akan merujuk pasien pada spesialis kejiwaan.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital seperti kesadaran penderita, tekanan darahnya, denyut nadi dan pernapasan sebagai fokus utama. Pengukuran kadar alkohol dalam darah adalah cara paling akurat untuk memeriksa intoksikasi alkohol, biasanya diperlukan pada kasus intoksikasi alkohol sedang dan berat. Pemeriksaan lain seperti pengukuran gula darah, kadar elektrolit, pemeriksaan rekam jantung, dan pemeriksaan pencitraan seperti rontgen atau CT scan dapat dilakukan bila ada tanda kekerasan atau kecelakaan.
Tata Laksana
Tata laksana terfokus dalam menangani gejala dan menghindari terjadinya komplikasi pada penderita, tergantung pada derajat intoksikasi yang dialami penderita. Biasanya terapi bersifat suportif, pasien akan menerima pemberian cairan melalui infus yang dipasang di pembuluh darah. Semakin berat intoksikasi, gula darah pasien biasanya akan menurun, oleh karena itu tergantung kadar gula darahnya, pasien bisa diberikan terapi glukosa. Pasien juga bisa diberikan obat penenang bila gelisah dan bertindak kasar.
Pada kondisi berat dimana pasien tidak sadar atau mengalami gangguan pernapasan, pasien bisa dirawat di ICU atau diberikan ventilasi mekanik melalui ventilator untuk membantu pernapasannya.
Setelah pasien sadar, dokter akan mengevaluasi bila kasus keracunan ini merupakan gangguan ketergantungan alkohol yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Tentunya, penderita harus mulai membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol sepenuhnya.
Komplikasi
Apabila keracunan alkohol tidak segera ditangani, dapat memicu komplikasi seperti dehidrasi berat, kejang, suhu tubuh rendah yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung, kerusakan otak, henti napas, hingga kematian.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya keracunan alkohol, beberapa langkah perlu diperhatikan seperti menghindari mengonsumsi alkohol secara berlebihan, menghindari permainan pertaruhan minum banyak alkohol, menghindari minum alkohol dalam perut kosong dan berhati-hati terhadap produk rumah tangga yang mengandung alkohol.
Kapan Harus ke Dokter
Disarankan untuk segera ke dokter atau IGD terdekat apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala seperti muntah, kejang, tampak bingung dan tidak fokus, bernapas lambat dan tidak teratur, kulit pucat kebiruan, tubuh terasa dingin, atau kehilangan kesadaran mendadak (pingsan) setelah meminum alkohol.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Ada's Medical Knowledge Team. (2021). Alcohol Intoxication. Retrieved 18 Januari 2022, from https://ada.com/conditions/alcohol-intoxication/
Lahood, A., Kok, S. (2021). Ethanol Toxicity. Retrieved 18 Januari 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557381/
O'Malley, G., O'Malley, R. (2020). Alcohol Toxicity and Withdrawal. Retrieved 18 januari 2022, from https://www.msdmanuals.com/professional/special-subjects/recreational-drugs-and-intoxicants/alcohol-toxicity-and-withdrawal