Memasuki usia bayi 6 bulan, seiring pertumbuhan bayi di mana bayi memerlukan semakin banyak nutrisi, orang tua perlu memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi. Salah satu metode memberi makan pada si kecil adalah baby-led weaning (BLW) di mana bayi akan makan sendiri menggunakan tangannya. Yuk, kenali lebih lanjut seperti apa metode BLW untuk buah hati Anda!
Apa Itu Baby-Led Weaning (BLW)?
Baby-led weaning adalah metode pemberian MPASI di mana orang tua akan membiarkan bayi memilih dan mencoba sendiri semua makanannya dan tidak disuapi oleh orang tua. Pada metode ini, MPASI diperkenalkan pada bayi. Karena tidak disuapi oleh orang tua atau pengasuh, maka makanan yang diberikan umumnya mudah digenggam, dipegang dan dikunyah oleh anak. Diharapkan bayi dapat mengeksplorasi berbagai jenis makanan dan mengetahui jenis makanan apa yang ia sukai atau inginkan.
Anda bisa menerapkan metode BLW umumnya ketika bayi berusia 6 bulan. Pada usia ini, bayi biasanya akan menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Bayi bisa duduk tegak dengan leher dan kepala tetap stabil, baik saat duduk di kursi bayi atau di pangkuan Anda
- Bayi mampu memegang benda kecil seukuran jari atau kepingan besar biskuit
- Bayi mampu memindahkan makanan dari piring ke mulut
- Bayi dapat menelan makanan, alih-alih mengeluarkannya kembali
- Bayi dapat mengunyah makanan dengan mulut
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda di atas, maka bayi dapat memulai makanan padatnya dengan menggunakan metode BLW. Namun jika si kecil belum menunjukkan tanda-tanda di atas maka sebaiknya tunda dulu penerapan BLW.
Baca Juga: Risiko Memberikan MPASI Terlalu Dini
Dilansir dari Cleveland Clinic, salah satu konsep dasar yang membedakan metode BLW dengan metode tradisional lainnya adalah dengan memberikan makanan finger food atau makanan yang dapat dipegang oleh bayi, tanpa melalui tahap pemberian makanan lunak seperti puree atau makanan yang diblender.
Orang tua menyiapkan berbagai pilihan makanan yang akan dimakan bayi, namun bayi tetap menentukan apa yang akan mereka pilih, berapa banyak dan seberapa cepat bayi akan menghabiskan makanan tersebut. Saat makan, anak ikut duduk bersama dengan keluarga di waktu makan dan tidak disuapi. Anak didorong untuk menegeksplor makanan dengan mengambil sendiri menggunakan tangan.
Baca Juga: Manfaat Menambahkan Mentega Dalam MPASI Bayi
Kelebihan dan Kekurangan Baby-Led Weaning (BLW)
Ketika metode BLW pertama kali diperkenalkan sejak tahun 2005, metode ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Banyak para ahli berpendapat bahwa metode ini dapat membantu memperkenalkan bayi pada berbagai jenis makanan, namun tak sedikit yang menganggap metode BLW juga memiliki kekurangan.
Beberapa kelebihan metode BLW antara lain:
- Bayi dapat lebih belajar mengenai tekstur, bentuk, ukuran dan variasi jenis makanan
- Bayi ikut makan dengan anggota keluarga lainnya sehingga meningkatkan kemampuan sosialnya
- Bayi dapat mencontoh cara makan dan mengunyah dengan melihat cara anggota keluarga yang lain makan
- Bayi menentukan sendiri porsi makannya sehingga dapat mengendalikan nafsu makannya dan menurunkan risiko berat badan berlebih
- Melatih kemandirian bayi
Sementara itu, kekurangan metode BLW di antaranya:
- Bayi berisiko mengalami kekurangan nutrisi atau berat badan kurang karena hanya memilih jenis makanan tertentu
- Risiko tersedak makanan
- Saat mencoba BLW di awal, bayi bisa makan dengan sangat berantakan dan mungkin ada banyak makanan yang terbuang
- Mungkin memerlukan proses yang lama agar bayi bisa menghabiskan makanan dengan cepat dan tepat waktu
Tidak ada metode pemberian makan pada bayi yang sempurna, termasuk BLW atau pemberian makanan secara tradisional. Anda dapat menyesuaikan metode pemberian makan pada bayi sesuai dengan kondisi dan karakter bayi. Hal yang paling penting, pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangannya.
Jika memiliki pertanyaan seputar pemberian makan pada bayi, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma