Memiliki berat badan ideal merupakan impian bagi sebagian besar masyarakat. Berbagai upaya dilakukan seperti olahraga, menjaga pola makan hingga mengonsumsi obat penurun berat badan. Namun sebenarnya, obat penurun berat badan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara bebas. Bagaimana sebenarnya cara kerja pil penurut badan dan apa saja obat penurun berat badan yang digunakan secara medis?
Cara Kerja Obat Penurut Berat Badan
Para ahli meyakini bahwa cara paling sehat menurunkan berat badan adalah dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan yang bergizi seimbang setiap hari. Namun dalam kondisi tertentu, dokter dapat meresepkan obat penurun berat badan untuk membantu seseorang menjaga kesehatannya. Dilansir dari Healthline, masing-masing obat penurun berat badan bekerja dengan cara yang berbeda, yaitu:
- Mengurangi nafsu makan
- Mengurangi penyerapan lemak
- Meningkatkan pembakaran kalori di dalam tubuh
Setiap obat dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh Anda. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter mengenai obat penurun berat badan yang diresepkan oleh dokter Anda.
Siapa yang Dianjurkan Minum Obat Penurut Badan?
Obat penurun berat badan sebaiknya tidak digunakan secara bebas dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Dilansir dari Mayo Clinic, dokter dapat merekomendasikan obat penurun berat badan pada orang yang termasuk dalam kategori berikut:
- Memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30
- Memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan masalah kesehatan lainnya seperti obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi
- Tidak menunjukkan penurunan berat badan sekitar 0,5 kg setelah menjalani diet, olahraga dan perubahan gaya hidup selama 6 bulan
Sebelum menentukan obat penurun berat badan yang tepat untuk Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan Anda dan obat-obatan yang sedang digunakan. Umumnya, dokter tidak akan memberikan obat penurun berat badan pada ibu hamil atau jika Anda sedang menjalankan program hamil.
Beberapa Jenis Obat Penurun Berat Badan dan Efek Sampingnya
1. Orlistat
Orlistat merupakan salah satu obat penurun berat badan yang banyak digunakan masyarakat. Orlistat bekerja dengan menghambat penyerapan sekitar sepertiga lemak yang Anda makan. Lemak yang tidak diserap kemudian dibuang melalui tinja.
Dilansir WebMD, sebelum mengonsumsi obat ini disarankan meminum multivitamin sebelum meminum orlistat. Selain itu, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping yang dirasa kurang nyaman pada saluran cerna seperti tinja lebih berminyak, nyeri atau kram perut, sering kentut, dan diare.
2. Phentermine
Phenteremine bekerja dengan cara mengurani nafsu makan Anda. Obat ini dianjurkan hanya dikonsumsi dalam jangka pendek, sekitar beberapa minggu saja. Penggunaan obat ini dapat memberi efek samping seperti naiknya tekanan darah, meningkatnya detak jantung, sesak napas dan susah tidur. Phentermine tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada malam hari karena dapat memicu insomnia. Obat ini masih belum beredar di Indonesia.
Meskipun ada beberapa obat penurun berat badan yang bisa dikonsumsi dalam jangka panjang namun obat-obatan ini sebaiknya hanya dikonsumsi dalam jangka waktu terbatas atau sesuai arahan dokter. Untuk itu, hindari mengonsumsi obat penurun berat badan tanpa konsultasi dokter terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan lainnya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Cari tahu lebih banyak artikel seputar gaya hidup sehat di sini!
- dr Hanifa Rahma