Keracunan Insektisida

Keracunan Insektisida

Bagikan :


Definisi

Insektisida adalah bahan kimia pembunuh serangga. Keracunan insektisida terjadi ketika zat kimia tersebut tertelan, terhirup, atau diserap oleh kulit. 

Sebagian besar semprotan serangga rumah tangga mengandung bahan kimia yang bernama piretrin. Bahan kimia ini awalnya diisolasi dari bunga krisan dan umumnya tidak berbahaya. Namun, zat tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan yang mengancam jiwa jika terhirup dalam jumlah tertentu oleh manusia.

Insektisida yang lebih kuat, seperti yang digunakan di rumah kaca komersial, terdiri dari berbagai zat berbahaya seperti karbamat, organofosfat, atau paradichlorobenzene (seperti pada kapur barus).

Penyebab

Orang yang paling berisiko keracunan insektisida adalah mereka yang tinggal atau bekerja di lingkungan peternakan, pertanian, atau perkebunan. Keracunan terjadi secara tidak sengaja akibat menghirup zat kimia dalam jangka lama.

Orang yang tinggal berdekatan dengan lingkungan tersebut juga rentan mengalami keracunan insektisida, antara lain melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Rute paparan yang tidak disengaja lainnya adalah melalui pernapasan dan kontak dengan kulit.

Orang yang dengan sengaja mengekspos diri mereka pada insektisida cenderung menghirup dan menelannya. Pada kasus ini, bahan kimia yang terpapar ke tubuh dalam dosis yang tinggi sehingga sering berakibat fatal, contohnya pada kasus bunuh diri.

Faktor Risiko

Keracunan insektisida dapat terjadi jika seseorang terpapar bahan kimia dalam dosis tinggi atau dalam waktu lama. Risiko keracunan insektisida lebih tinggi pada:

  • Lingkungan pertanian dan pedesaan
  • Perumahan (obat serangga termasuk insektisida)
  • Perkebunan
  • Praktik kedokteran hewan
  • Pekerjaan di bidang pertanian, pengendalian hama, dan beberapa industri lainnya

Insektisida juga dapat mengkontaminasi makanan karena penyemprotan pada tanaman. Namun, seiring kemajuan teknologi bidang pertanian dan pangan, makanan pada zaman sekarang tidak mengandung cukup zat kimia untuk menyebabkan keracunan.

Sebuah penelitian tahun 2021, membahas tentang dampak paparan organofosfat (suatu insektisida) pada anak di negara-negara berpenghasilan rendah, khususnya Mesir. Penulis mencatat bahwa organofosfat adalah salah satu penyebab keracunan paling umum secara global karena harganya yang murah dan mudah didapatkan.

Penelitian ini dilakukan pada 108 anak berusia <16 tahun yang mendapatkan pengobatan untuk keracunan organofosfat di satu rumah sakit pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, 87% kasus tidak disengaja dan 13% adalah percobaan bunuh diri.

Di beberapa tempat, seperti Nepal, ada kekhawatiran tentang penggunaan organofosfat sebagai alat bunuh diri. Faktor yang berperan terhadap hal ini meliputi kurangnya dukungan kesehatan mental dan fakta bahwa organofosfat mudah untuk didapatkan.

Gejala

Berikut adalah gejala-gejala keracunan piretrin:

  • Kesulitan bernapas
  • Iritasi kulit
  • Kemerahan atau bengkak
  • Kejang
  • Berkurangnya daya respon, penurunan kesadaran, hingga koma 

Gejala keracunan organofosfat atau karbamat antara lain:

  • Detak jantung melambat 
  • Kesulitan bernafas
  • Mengi atau bunyi napas “ngik-ngik” akibat penyempitan saluran napas
  • Kecemasan
  • Pusing
  • Sakit kepala 
  • Kejang
  • Kelemahan
  • Peningkatan buang air kecil
  • Banyak keluar air liur dan air mata
  • Pupil mengecil
  • Kram perut
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Bibir dan kuku membiru
  • Berkurangnya daya respon, penurunan kesadaran, hingga koma

Keracunan yang serius terjadi jika organofosfat mengenai kulit secara langsung atau Anda tidak segera mencuci kulit setelah terkena. Sejumlah besar bahan kimia dapat meresap melalui kulit kecuali Anda mengenakan pelindung. Kelumpuhan yang mengancam jiwa dan kematian dapat terjadi dengan sangat cepat.

Gejala keracunan paradichlorobenzene meliputi:

  • Diare
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Kram atau kejang otot

Kapur barus yang mengandung paradichlorobenzene tidak terlalu beracun. Kapur barus jenis ini menggantikan jenis kamper lama yang lebih beracun.

Diagnosis

Dalam mendiagnosis, dokter akan menanyakan riwayat pajanan insektisida dan gejala khas yang timbul. Gejala keracunan organofosfat lebih cepat muncul dibandingkan gejala keracunan insektisida lainnya.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik yang diawali dengan mengukur dan memantau tanda vital pasien, seperti suhu, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah. Dokter juga akan memeriksa tanda khas keracunan insektisida lainnya.

Sementara, pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Tes darah dan urin 
  • Bronkoskopi, yaitu memeriksa tenggorokan menggunakan kamera untuk mencari luka di saluran napas dan paru-paru
  • Rontgen dada
  • EKG (elektrokardiografi) atau rekam jantung
  • Endoskopi, yaitu memeriksa kerongkongan menggunakan kamera untuk mencari luka di kerongkongan dan perut

Namun, jika gejala yang muncul termasuk berat, penanganan segera dilakukan tanpa menunggu hasil laboratorium.

Diagnosis juga didukung jika obat atropin yang diberikan melalui pembuluh darah dapat meredakan gejala pasien. Atropin adalah obat penawar racun insektisida. 

Tata laksana

Penanganan di rumah

Jika ada anggota keluarga Anda yang mengalami keracunan insektisida, lakukan langkah berikut:

  • Segera cari bantuan medis
  • Jangan membuat orang tersebut muntah kecuali jika petugas kesehatan menyuruh Anda untuk muntah
  • Jika bahan kimia mengenai kulit atau mata, bilas dengan air yang banyak selama minimal 15 menit
  • Jika racun terhirup, segera pindahkan pasien ke area berudara segar

Sebelum menelepon layanan gawat darurat, siapkan informasi mengenai:

  • Usia pasien
  • Berat badan
  • Kondisi pasien
  • Nama produk insektisida, kandungan, dan kekuatan racun jika diketahui
  • Waktu paparan racun
  • Jumlah yang terpapar ke tubuh

Penanganan di ruang gawat darurat (UGD)

Bawalah wadah insektisida ke rumah sakit jika memungkinkan. Petugas kesehatan akan langsung mengukur dan memantau tanda vital pasien setelah bertemu dengan pasien. Tanda vital yang diukur adalah suhu, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.

Setelah itu, akan dilakukan penanganan sesuai dengan area yang terkena racun. Penanganan meliputi:

  • Pemberian cairan melalui infus
  • Obat untuk mengatasi gejala
  • Tabung bilas lambung yang dimasukan melalui mulut untuk mengosongkan lambung
  • Irigasi atau pencucian kulit, setiap beberapa jam selama beberapa hari
  • Pembedahan untuk mengangkat kulit yang terbakar
  • Alat bantu pernapasan, yaitu selang melalui mulut ke paru-paru yang terhubung ke mesin pernapasan atau ventilator

Komplikasi

Paparan insektisida dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Tingkat keparahan komplikasi bergantung pada luas dan lamanya paparan. Komplikasi dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh berikut:

Pernapasan:

  • Pneumonia aspirasi (radang paru) karena produksi air liur yang berlebihan
  • Gagal napas karena otot-otot pernapasan melemah
  • Bronkospasme berat (tenggorokan menyempit) sehingga sulit bernapas
  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru

Jantung dan pembuluh darah:

  • Detak jantung tidak teratur
  • Detak jantung meningkat atau melambat
  • Tekanan darah tinggi atau rendah

Sistem saraf

  • Perubahan kondisi mental
  • Psikosis (berhalusinasi atau waham)
  • Kejang
  • Neuropati (peradangan saraf)
  • Kelesuan
  • Gangguan memori
  • Iritabilitas atau gangguan dalam menanggapi suatu rangsangan
  • Parkinsonisme

Pencernaan dan metabolisme 

  • Ketidakseimbangan elektrolit atau ion dalam tubuh
  • Pankreatitis (radang pankreas)
  • Kenaikan gula darah tinggi

Keracunan ini juga dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan risiko kanker.

Pencegahan

Orang yang pekerjaannya rentan terpapar insektisida harus:

  • Memakai alat pelindung diri lengkap selama terpapar insektisida
  • Mandi setelah menyelesaikan semua pekerjaan dan mencuci tangan sebelum makan atau minum
  • Mengetahui produk mana yang mengandung insektisida sehingga lebih berhati-hati saat menggunakannya
  • Simpan produk di tempat yang aman dan tandai dengan jelas

Langkah pencegahan lainnya meliputi:

  • Menghindari penggunaan produk yang mengandung insektisida
  • Tetap di dalam ruangan dengan jendela tertutup jika ada penyemprotan insektisida
  • Uji air secara teratur jika perlu
  • Cuci semua buah dan sayuran sebelum digunakan
  • Berhati-hati saat menggunakan suatu produk seperti obat serangga, karena organofosfat umumnya berupa cairan tidak berwarna hingga coklat dan tidak memiliki bau atau terkadang berbau buah

Pencegahan bunuh diri

Jika Anda mengenal seseorang yang berisiko melukai diri sendiri, bunuh diri, atau menyakiti orang lain, lakukan langkah berikut:

  • Ajukan pertanyaan "Apakah Anda berniat bunuh diri?"
  • Lalu dengarkan orang itu tanpa menghakimi
  • Hubungi 112 atau nomor darurat setempat untuk berkonsultasi dengan konselor
  • Tetap bersama orang tersebut sampai bantuan profesional tiba
  • Singkirkan senjata, obat-obatan, atau benda lain yang berpotensi membahayakan

Kapan harus ke dokter?

Anda atau siapapun yang memiliki riwayat terpapar insektisida dan mengalami gejala-gejala keracunan seperti yang sudah disebutkan di atas, harus segera dibawa ke unit gawat darurat. Penanganan yang cepat dapat memberikan hasil yang baik dan menyelamatkan nyawa.

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 10 Mei 2024 | 03:16
  1. Heller JL. (2019). Insecticide poisoning. Retrieved 28 Desember 2021, from https://medlineplus.gov/ency/article/002832.htm 

 

  1.  O'Malley GF. (2020). Insecticide poisoning. Retrieved 28 Desember 2021, from https://www.msdmanuals.com/home/injuries-and-poisoning/poisoning/insecticid 

 

  1.  Ciribo E. (2018). What you should know about organophosphate poisoning. Retrieved 28 Desember 2021, from https://www.healthline.com/health/organophosphate-poisoning 

 

  1.  Fletcher J. (2021). What to know about organophosphate poisoning. Retrieved 28 Desember 2021, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/320350