Defnisi
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah suatu infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri klamidia.
Penyebab
LGV disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotipe L1, L2, dan L3. Serotipe ini berbeda dari serotipe klamidia yang menyebabkan infeksi mata, infeksi saluran kemih, dan infeksi leher rahim karena serotipe L1, L2, dan L3 ini dapat menginvasi dan bereproduksi pada kelenjar getah bening sekitar.
Penularan utama LGV adalah melalui seks anal, vaginal, atau oral yang tidak menggunakan pengaman (seperti kondom).
Faktor Risiko
LGV paling sering terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria. LGV pada wanita sangat jarang terjadi.
Selain itu, risiko Anda untuk terkena LGV dapat meningkat jika Anda:
- Melakukan aktivitas seksual dalam pengaruh obat-obatan terlarang
- Melakukan aktivitas seksual dalam kelompok
- Menggunakan sex toys yang tidak dicuci atau ditutup dengan kondom yang baru setiap kali digunakan
LGV merupakan penyakit endemik di beberapa bagian Afrika, India, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Karibia. Namun, angka LGV juga mengalami peningkatan pada Amerika Utara, Eropa, dan Australia.
Gejala
LGV terjadi dalam 3 stadium yaitu:
- Stadium pertama mulai setelah periode inkubasi (periode dari infeksi didapatkan sampai gejala muncul) yang berjalan sekitar 3 hari. Stadium ini ditandai dengan adanya kelainan pada kulit tempat kuman masuk, yang berukuran kecil. Pada kulit dapat terjadi pembentukan luka seperti sariawan yang sembuh dengan cepat sehingga dapat tidak disadari
- Stadium kedua pada pria biasanya dimulai setelah sekitar 2 sampai 4 minggu. Stadium ini ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua sisi lipat paha. Pembesaran ini akan berkembang menjadi suatu benjolan yang besar, nyeri, dan terkadang berfluktuasi, yang disebut abses (bubo). Bubo dapat terbentuk sampai ke jaringan yang lebih dalam dan menyebabkan kulit di atasnya meradang, terkadang disertai dengan demam dan tidak nafsu makan. Sementara itu, pada wanita, nyeri punggung atau nyeri panggul sering terjadi. Kelainan awalnya dapat muncul pada leher rahim atau vagina bagian atas, menyebabkan pembesaran dan peradangan kelenjar getah bening sekitar rektum dan panggul. Saluran seperti terowongan dapat terbentuk dan mengeluarkan nanah atau darah
- Stadium ketiga. Pada stadium ini, kelainan mulai mengalami penyembuhan yang ditandai dengan pembentukan jaringan luka (skar). Namun, saluran terowongan yang sudah terbentuk dapat menetap atau kambuh. Peradangan menetap akibat infeksi yang tidak ditangani dapat menyumbat pembuluh limfatik, menyebabkan pembengkakan dan luka pada kulit
Orang yang melakukan hubungan seks melalui anus dapat mengalami peradangan pada rektum dan/atau usus (proktitis dan/atau proktokolitis) yang berat, yang dapat disertai dengan keluarnya cairan bercampur nanah dan darah. Selain itu, dapat juga timbul nyeri pada anus, konstipasi, demam, atau perasaan tidak puas setelah buang air besar. Wabah proktokolitis LGV pernah dilaporkan pada kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria dengan angka infeksi HIV yang tinggi.
Orang dengan LGV yang tidak memiliki gejala tetap dapat menularkan infeksi ke pasangannya.
Diagnosis
Diagnosis LGV yang pasti hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan molekuler yang spesifik untuk LGV (misalnya PCR-based genotyping). Tes ini dapat membedakan C. trachomatis LGV dengan C. trachomatis non LGV. Namun, pemeriksaan ini tidak tersedia luas dan hasilnya umumnya tidak tersedia dalam waktu yang cepat. Oleh karena itu, diagnosis biasanya didasarkan pada kecurigaan dokter, wilayah tempat tinggal, temuan C. trachomatis pada tempat yang bergejala, serta penyingkiran kemungkinan penyebab lainnya.
Untuk memeriksa adanya LGV, sampel usap akan diambil dari saluran buang air besar (rektum), vagina, tenggorok, atau dari luka jika ada. Sampel urin juga dapat digunakan.
Jika sampel ini terdeteksi positif klamidia dan dokter berpikir Anda mungkin mengalami infeksi LGV, maka sampel akan digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk LGV. Pemeriksaan ini dapat membutuhkan waktu sampai 3 minggu.
Jika gejala yang timbul hanya pembesaran kelenjar getah bening saja sehingga tidak dapat dilakukan pengambilan sampel, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu serologi klamidia (untuk mendeteksi antibodi terhadap klamidia). Pemeriksaan ini dapat mendukung diagnosis LGV namun tidak dapat digunakan sebagai alat utama untuk diagnosis.
Jika Anda sudah terdiagnosis dnegan LGV, dokter akan merekomendasikan Anda untuk menjalani skrining IMS lengkap, termasuk untuk gonore, sifilis, dan HIV.
Jika Anda ingin mengetahui selengkapnya mengenai sifilis, Anda dapat membacanya di sini: Sifilis - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Tata Laksana
Tujuan terapi LGV adalah untuk menyembuhkan infeksi dan mencegah berlanjutnya kerusakan jaringan.
LGV biasanya diterapi dengan antibiotik yang disebut doksisiklin. Antibiotik ini diminum dua kali sehari selama 3 minggu. Terkadang, antibiotik yang berbeda dapat digunakan.
Orang dengan infeksi HIV dan LGV harus menerima regimen terapi yang sama dengan orang tanpa HIV, namun kemungkinan membutuhkan terapi yang lebih lama karena perbaikan gejala dapat terjadi lebih lambat.
Oleh karena hasil pemeriksaan LGV dapat membutuhkan waktu 3 minggu, dokter dapat menyarankan Anda untuk memulai terapi sebelum hasil akhir tersedia.
Pembengkakan jaringan yang rusak pada stadium lanjut dapat tidak membaik meskipun bakteri sudah mati dengan antibiotik. Bubo dapat diterapi dengan mengeluarkan cairan menggunakan jarum atau operasi kecil jika diperlukan. Namun, kebanyakan orang memberikan respon yang cepat terhadap antibiotik. Bubo, saluran terowongan, dan penyempitan rektum akibat jaringan skar mungkin membutuhkan operasi.
Semua orang yang sudah diterapi untuk LGV harus menjalani pemeriksaan klamidia kembali setidaknya 3 bulan setelah terapi.
Untuk menghindari menyebarkan LGV ke pasangan Anda, Anda harus menghindari seks sampai Anda dan pasangan Anda sudah menyelesaikan terapi antibiotik. Hal ini meliputi seks oral dan seks dengan kondom.
Komplikasi
Jika tidak ditangani dnegan baik, LGV dapat menyebabkan pembentukan jaringan luka (skar) dan pembengkakan pada kulit. LGV juga dapat menyebabkan pembengkakan permanen pada alat kelamin. Infeksi rektum juga dapat menyebabkan pembengkakan dan jaringan skar yang menimbulkan komplikasi saluran cerna jangka panjang.
Meskipun jarang, infeksi dapat menyebar melalui pembuluh darah sehingga menyebabkan peradangan pada sendi-sendi atau hati.
Jika infeksi Anda tidak ditangani, Anda dapat menularkannya ke pasangan seksual Anda yang lain.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah semua IMS adalah dengan melakukan aktivitas seksual yang lebih aman. Hal ini berarti menggunakan kondom untuk seks vagina, anal, ataupun oral.
Jika Anda memiliki pasangan baru, pastikan bahwa Anda berdua sudah menjalani pemeriksaan kesehatan seksual sebelum Anda melakukan hubungan seksual tanpa kondom.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda berpikir mungkin mengalami LGV, Anda harus menghubungi dokter.
Orang yang pernah melakukan kontak seksual dengan seseorang yang menderita LGV dalam 60 hari sebelum gejala penderita muncul, harus mendapatkan evaluasi dan pemeriksaan untuk infeksi klamidia, bergantung pada tempat paparannya. Jika ada, pasangan seksual akan diterapi dengan antibiotik, meskipun tidak memiiliki gejala atau hasil pemeriksaan nantinya menunjukkan hasil yang negatif.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim