Malformasi Arteri-Vena (AVM)

Malformasi Arteri-Vena (AVM)

Bagikan :


Definisi

Malformasi arteri-vena (AVM) adalah untaian abnormal pembuluh darah yang menghubungkan arteri dan vena. Hal ini biasanya terjadi saat perkembangan janin sebelum lahir atau segera setelah bayi lahir.

Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, termasuk otak. Sementara itu, pembuluh darah balik (vena) berfungsi untuk menyalurkan darah miskin oksigen dari seluruh tubuh kembali ke jantung. AVM mengganggu proses aliran darah tersebut, sehingga jaringan tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Selain itu, untaian pembuluh darah yang membentuk AVM adalah pembuluh darah yang abnormal dan lemah sehingga mudah pecah. Hal ini akan mengganggu aliran darah serta penyaluran oksigen oleh darah.

 

Penyebab

Penyebab AVM masih belum diketahui secara pasti. Kondisi ini jarang diturunkan di keluarga. Namun, diperkirakan kondisi ini disebabkan oleh adanya hubungan langsung yang tidak normal antara arteri dan vena. Para ahli belum mengetahui mengapa hal ini dapat terjadi. Beberapa faktor genetik dapat berperan, namun kebanyakan kondisi ini tidak diturunkan.

AVM dapat timbul di bagian tubuh manapun. AVM yang timbul pada otak atau dekat dengan saraf tulang belakang disebut dengan AVM neurologis atau saraf, dan paling mungkin untuk menyebabkan efek kesehatan jangka panjang.

 

Faktor Risiko

Meskipun jarang diturunkan, namun adanya riwayat keluarga dengan AVM dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena kondisi yang sama. Selain itu, beberapa kondisi yang diturunkan dapat meningkatkan risiko AVM, misalnya pada telangiectasia hemoragik herediter (THH) atau sindrom Osler-Weber-Rendu.

 

Gejala

Kebanyakan orang dengan AVM (12%) tidak mengalami gejala pada awalnya. Jika gejala tidak muncul sampai seseorang berusia 50 tahun, maka kemungkinan tidak akan pernah timbul gejala. Wanita biasanya mengalami gejala akibat AVM yang mengalami stress saat kehamilan.

Gejala dari AVM bervariasi berdasarkan lokasinya. Gejala dan tanda awal yang sering muncul biasanya akibat dari perdarahan AVM. Kurang dari 4% dari AVM akan mengalami perdarahan yang dapat bersifat berat dan fatal. Selain perdarahan, gejala yang dapat muncul adalah:

  • Kehilangan fungsi persarafan secara perlahan
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Kejang
  • Kehilangan kesadaran

Gejala dan tanda lainnya yang mungkin terjadi adalah:

  • Kelemahan otot
  • Kelemahan sesisi tubuh
  • Kehilangan koordinasi yang menyebabkan gangguan berjalan
  • Kesulitan dalam menjalankan kegiatan yang membutuhkan proses berpikir kompleks
  • Kelemahan pada anggota gerak bawah
  • Nyeri punggung
  • Pusing
  • Gangguan penglihatan, seperti kehilangan sebagian lapang pandang, kesulitan mengatur gerakan bola mata, dan pembengkakan pada sebagian dari saraf mata
  • Gangguan bicara
  • Kesulitan memahami percakapan
  • Timbulnya sensasi yang tidak biasa seperti baal, kesemutan, atau nyeri yang tiba-tiba
  • Kehilangan memori atau demensia
  • Halusinasi
  • Bingung

Anak-anak dan remaja dapat mengalami masalah dalam belajar atau perubahan perilaku.

Terdapat satu tipe AVM yang disebut vena Galen yang dapat menimbulkan gejala sesaat setelah lahir. Vena Galen ini terletak jauh di dalam otak. Gejalanya meliputi:

  • Penumpukan cairan di dalam otak (hidrosefalus) yang menyebabkan pembesaran kepala
  • Pembesaran vena kulit kepala
  • Kejang
  • Gagal tumbuh
  • Penyakit jantung

 

Diagnosa

AVM biasanya ditemukan secara tidak sengaja, seringnya setelah pemeriksaan CT scan atau. MRI yang dilakukan atas indikasi lain yang tidak berhubungan dengan AVM. Untuk mendiagnosa suatu AVM, dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan melakukan pemeriksaan fisik. Pada AVM dapat ditemukan adanya bunyi bruit atau suara mendesing yang ditimbulkan akibat adanya aliran darah yang cepat melalui arteri dan vena AVM. Suara ini seperti suara air yang melewati pipa sempit. Bunyi ini dapat mengganggu pendengaran atau tidur serta dapat menyebabkan stress emosional.

Terdapat beberapa pemeriksaan untuk membantu diagnose AVM, yaitu:

  • Angiografi otak (arteriografi). Tes ini dilakukan menggunakan pewarna special yang disebut dengan kontras yang disuntikkan ke arteri. Kontras ini akan meng-highlight struktur pembuluh darah sehingga dapat terlihat dengan baik pada X-Ray
  • CT Scan. Pemeriksaan ini dapat melihat kepala, otak, atau saraf tulang belakang, serta dapat menunjukkan adanya perdarahan
  • MRI. MRI menggunakan magnet kuat dan gelombang radio untuk menunjukkan gambaran yang detail dari jaringan tubuh. MRI dapat mendeteksi perubahan kecil pada jaringan tersebut.
  • MRA (magnetic resonance angiography). MRA menangkap pola, kecepatan, dan jauhnya aliran darah yang melalui AVM

 

Tata Laksana

Pengobatan dan terapi AVM bergantung pada lokasinya, gejala dan tanda yang dirasakan, Kesehatan tubuh secara umum, serta risiko terapi. Terkadang, sebuah AVM cukup dimonitor dengan pemeriksaan radiologi rutin untuk mengamati adanya perubahan atau masalah. Beberapa AVM lainnya memerlukan terapi. Factor yang menentukan perlu tidaknya sebuah AVM untuk diterapi adalah:

  • Adanya perdarahan
  • Adanya gejala selain perdarahan
  • Lokasinya, misalnya apakah suatu AVM berada di bagian otak dimana terapi dapat diberikan denga naman

Obat-obatan dipakai untuk mengontrol keluhan, seperti kejang, sakit kepala, dan sakit punggung.

Terapi utama AVM adalah dengan operasi. Dokter mungkin akan merekomendasikan operasi jika Anda berisiko mengalami perdarahan. Operasi dapat membuang AVM secara total. Terapi ini biasanya dilakukan Ketika AVM ada di area yang dapat dijangkau oleh dokter dan pengangkatannya tidak menimbulkan risiko kerusakan signifikan pada jaringan otak sekitarnya. Teknik operasi yang tersedia adalah:

  • Embolisasi endovaskuler. Pada Teknik ini, dokter akan memasukan kateter ke dalam arteri menuju ke AVM. Setelah itu, dokter akan menyuntikan larutan ke dekat AVM untuk mengurangi aliran darah
  • Stereotactic radiosurgery. Terkadang, teknik ini digunakan untuk AVM dengan menggunakan radiasi intens untuk merusak pembuluh darah dan menghentikan aliran darah menuju AVM

AVM otak seringkali dapat diterapi dengan sukses untuk mencegah atau mengurangi risiko.

Sebelum menentukan pilihan terapi yang tepat, pastikan Anda sudah berdisuksi dengan dokter untuk menimbang manfaat dan risikonya.

Setelah terapi, Anda mungkin akan membutuhkan follow-up serta pemeriksaan radiologi ulang untuk memastikan AVM sudah hilang dan tidak ada kekambuhan. Jika Anda memilih untuk mengamati AVM tanpa terapi, maka Anda akan membutuhkan konsultasi dan pemeriksaan radiologi rutin.

 

Komplikasi

Komplikasi paling banyak dari AVM adalah perdarahan dan kejang. Jika AVM di otak pecah, maka dapat terjadi perdarahan otak, stroke, kerusakan otak, sampai kematian. Akibat fatal ini dapat terjadi terutama jika tidak ditangani. Kematian akibat AVM terjadi pada 1% orang dengan AVM.

 

Pencegahan

AVM dapat timbul sebelum kelahiran atau sesaat setelah kelahiran. Oleh karena penyebabnya masih belum diketahui, maka belum ada cara untuk mencegahnya. Hal paling baik adalah dengan merespon segera gejala AVM yang timbul.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda memiliki gejala dan tanda dari AVM, misalnya sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, kejang, perubahan cara berpikir atau perilaku, atau gangguan saraf, maka Anda harus segera mencari pertolongan medis.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Rabu, 22 Juni 2022 | 06:48