Definisi
Pseudofakia 'lensa palsu', yaitu suatu kondisi yang terjadi setelah Anda memiliki lensa buatan yang disebut juga Intraocular Lens (IOL) yang ditanamkan di mata untuk mengganti lensa alami. Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular ini ditempatkan pada waktu operasi katarak dan akan tetap di sana untuk seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh. Lensa intraokular merupakan lensa yang terbuat dari akrilik atau silikon, seperti plastik bening dengan daya optik yang mampu memperbaiki penglihatan secara permanen.
Penyebab
Penyebab paling sering diperlukannya pemasangan lensa intraokular yaitu akibat penyakit katarak. Katarak merupakan kelainan pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang menyebabkan berkurangnya tajam penglihatan penderita. Katarak sering dijumpai dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di dunia hingga saat ini. Katarak terbentuk akibat lensa mata yang berperan dalam memfokuskan cahaya masuk ke mata, untuk menghasilkan gambar yang jelas dan tajam di retina menjadi kurang fleksibel, kurang transparan dan lebih tebal salah satunya akibat bertambahnya usia. Kekeruhan lama kelamaan menjadi lebih padat dan menyebar lebih luar di lensa sehingga menghalangi cahaya saat melewati lensa, mencegah gambar yang jelas di retina, akibatnya pandangan menjadi kabur.
Pada stadium awal, katarak tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari, namun seiring dengan berkembangnya penyakit, katarak akan mengakibatkan pandangan berkabut sehingga sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas sehari-hari. Kekeruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehinggap penderita katarak mengalami gangguan penglihatan di mana objek terlihat kabur. Jika katarak masih tergolong ringan dan belum menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, operasi katarak biasanya belum disarankan. Dokter akan menyarankan saat sudah muncul gejala seperti gangguan penglihatan pada malam hari, penglihatan kabur, sulit membedakan warna, sensitif terhadap sinar, rabun jauh, penglihatan ganda dan terdapat lingkaran cahaya ketika melihat sumber cahaya seperti lampu.
Faktor Risiko
Faktor risiko dari pseudofakia terkait dengan faktor yang dapat meningkatkan risiko katarak, seperti usia. Seiring dengan bertambahnya usia, proses penuaan secara normal mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh. Selain itu, ukuran lensa akan bertambah dengan timbulnya serat-serat lensa yang baru. Sebagian besar katarak berkembang di usia sekitar 60-70 tahun, namun beberapa kelainan genetik bawaan yang menyebabkan masalah kesehatan lain juga dapat meningkatkan risiko katarak.
Katarak dapat pula dijumpai pada bayi yaitu katarak kongenital atau pada usia muda. Faktor jenis kelamin dan pekerjaan yang berhubungan dengan paparan sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak. Katarak juga dapat disebabkan oleh kondisi mata lain, seperti operasi mata sebelumnya atau kondisi medis seperti diabetes. Penggunaan obat steroid jangka panjang juga dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya katarak.
Gejala
Gejala yang biasa dialami pasien yang mengindikasikan perlunya pemakaian pseudofakia, seperti pandangan berawan atau kabur, warna menjadi pudar, kesulitan melihat dimalam hari, terlalu sensitif terhadap cahaya matahari atau lampu, dan terdapat penglihatan ganda. Gejala ini juga merupakan gejala yang perlu diperhatikan apabila katarak mulai muncul. Gejala katarak tidak muncul secara instan, melainkan terjadi secara perlahan dan progresif. Gejala katarak ini tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan.
Sedangkan, gejala yang dapat muncul setelah pemasangan lensa intraokular adalah penglihatan kabur, dapat berupa miopia (rabun jauh) atau hipermetropia (rabun dekat) tergantung ukuran lensa yang ditanam, terdapat bekas insisi atau jahitan.
Diagnosis
Diagnosis pseudofakia dapat dilakukan dengan anamnesis (wawancara mendalam terkait keluhan serta riwayat medis pasien) dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis dapat diketahui adanya riwayat operasi katarak dan dari pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan menyinari mata dengan senter maka akan terlihat refleks kaca positif, yaitu seperti pantulan cahaya dari senter mengindikasikan adanya lensa intraokular yang terpasang.
Tata Laksana
Keuntungan dari pemasangan lensa intraokular ini adalah penglihatan menjadi lebih baik karena letak lensa yang ditempatkan pada tempat lensa asli yang diangkat, lapang penglihatan sama dengan lapang pandang normal, tidak terjadi pembesaran benda yang terlihat, psikologis dan mobilisasi untuk beraktivitas lebih baik. Namun, terapi dengan menggunakan lensa intraokular ini tidak dianjurkan pada mata yang sering mengalami radang di dalam bola matanya, anak di bawah usia 3 tahun, memiliki penyakit uveitis menahun berat, dan memiliki penyakit glaukoma berat.
Untuk perawatan lensa intraokular setelah operasi, Anda mungkin merasakan lebih sensitif ke cahaya dan terdapat rasa tidak nyaman di mata, oleh karena itu disarankan untuk memakai obat yang diberikan dokter sesuai anjuran. Anda juga perlu memakai penutup mata pada mata yang dioperasi hingga waktu yang ditentukan oleh dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah Anda menggosok atau menekan mata terutama saat tidur dan mencegah mata terbentur. Selain itu, Anda disarankan untuk melakukan kontrol setelah operasi ke dokter mata.
Dalam masa pemulihan, penglihatan pada awalnya akan terasa buram selama beberapa hari setelah operasi. Namun, kondisi penglihatan akan semakin membaik dalam 2 hingga 4 minggu. Selama masa pemulihan juga disarankan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh mata dan sebelum memberikan obat tetes mata, serta minum obat yang diberikan dokter sesuai anjuran dokter untuk meminimalkan risiko infeksi dan inflamasi. Jangan sampai mata terkena air hingga diperbolehkan oleh dokter, usahakan untuk tidak menunduk sampai 24 jam setelah operasi karena akan menyebabkan meningkatnya tekanan pada bola mata. Untuk olahraga, anda dapat melakukan olahraga ringan seperti berjalan, namun hindari olahraga berat, aerobik, headstands.
Beberapa minggu setelah operasi, Anda akan diberikan kacamata oleh dokter dan sudah diperbolehkan untuk membersihkan mata. Pada minggu ini, biasanya pasien belum berani terlalu membersihkan mata sehingga komplikasi yang paling sering muncul adalah blefaritis (infeksi di kelopak mata).
Komplikasi
Efek samping yang dapat terjadi dari penggunaan pseudofakia, yaitu terlalu banyak atau terlalu sedikit koreksi penglihatan, lensa ditempatkan di posisi yang salah, lensa berpindah keluar dari tempat sehingga pandangan menjadi kabur, terjadi penumpukan cairan, dan pembengkakan pada retina. Sedangkan, komplikasi akibat operasi pemasangan pseudofakia pada penyakit katarak meliputi infeksi, perdarahan, pembengkakan dan kemerahan pada mata, kehilangan penglihatan, penglihatan ganda, peningkatan tekanan dalam mata yang dapat menyebabkan glaukoma, dan ablasi retina.
Pencegahan
Untuk mengurangi risiko pemakaian lensa intraokular, salah satu caranya adalah dengan mencegah terjadinya katarak itu sendiri. Katarak dapat dicegah dengan beberapa hal, seperti melindungi mata dari sinar UV B, melakukan pemeriksaan mata secara teratur terutama ketika sudah memasuki lanjut usia, berhenti merokok, makan buah dan sayur yang mengandung antioksidan, menjaga diabetes dan kondisi medis lainnya tetap terkontrol.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan mata ke dokter mata apabila terjadi perubahan pada fungsi penglihatan. Jika mengalami perubahan penglihatan mendadak, seperti penglihatan ganda atau kilatan cahaya, sakit mata mendadak, atau sakit kepala mendadak segera pergi ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit pada mata lainnya? Yuk, baca lebih banyak artikelnya di sini!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Boyd, K. (16 November 2016). "IOL Implants: Lens Replacement and Cataract Surgery". American Academy of Ophthalmology. Retrieved 2 June 2017.
Seltman, W. WebMD (2021). How Can I Prevent Cataracts?
National Health Service UK (2020). Health A to Z. Age-Related Cataracts.
Feldman, B. et al. American Academy of Ophthalmology (2020). Cataract.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Katarak Penyebab Terbanyak Kebutaan.
Heiting, G. (September 2016). "Astigmatism and Cataract? A Toric IOL Can Fix Both". AllAboutVision.com. Retrieved 2 June 2017.