Definisi
Pubertas adalah periode ketika seorang remaja mengalami perubahan fisik menjadi dewasa secara seksual. Umumnya, pubertas terjadi pada usia antara 8 hingga 14 tahun untuk perempuan dan 9 hingga 15 tahun untuk laki-laki. Pubertas sendiri merupakan sebuah proses yang dijalankan oleh beberapa organ seperti otak, kelenjar pituitari, kelenjar gonad atau kelenjar seks. Organ-organ tersebut akan memproduksi hormon yang menyebabkan tanda pubertas pada tubuh seseorang.
Pada perempuan, pubertas didominasi oleh hormon estrogen, sedangkan pada laki-laki, pubertas didominasi oleh hormon testosteron. Ketidakseimbangan pada proses yang dijalankan organ-organ yang sudah dijelaskan tadi dapat menyebabkan terjadinya pubertas yang terlambat.
Pubertas terlambat adalah kondisi ketika gejala pubertas terjadi setelah usia maksimal terjadinya pubertas. Pada wanita, dapat diartikan sebagai munculnya tanda pubertas setelah usia 13 tahun. Walau begitu, pubertas terlambat lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan, dan tidak ada usia pasti tiap anak akan mengalami pubertas dikarenakan kondisi tiap anak yang berbeda-beda. Ciri-ciri pubertas yang terlambat yaitu tidak munculnya karakteristik seks sekunder seperti munculnya haid pertama atau menarke (menarche).
Angka kejadian pubertas terlambat belum diketahui secara pasti, dikarenakan belum adanya laporan angka kejadian pubertas terlambat di Indonesia. Lawan dari pubertas terlambat adalah pubertas prekoks atau proses pubertas yang terjadi terlalu dini.
Secara umum, pubertas terlambat tidak berbahaya dan hampir semua anak pada akhirnya dapat tumbuh sehat hingga dewasa. Namun untuk anak yang menderita pubertas terlambat dan memiliki penyakit tertentu, pengobatan penyakit hingga tuntas wajib dilakukan agar anak dapat tumbuh sehat hingga dewasa.
Baca selengkapnya mengenai menarche, di sini: Menarche - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Penyebab
Ada berbagai penyebab mengapa anak dapat mengalami pubertas terlambat. Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun penyebab yang cukup sering adalah sebagai berikut:
- Penyakit genetik
- Komplikasi kromosom
- Tumor di hipotalamus atau kelenjar pituitari
- Penyakit kronis
- Hipopituitari atau kelenjar pituitari yang kurang aktif
- Hipotiroid atau kelenjar tiroid yang kurang aktif
- Olahraga berlebihan
- Anoreksia atau gangguan makan lainnya seperti bulimia
- Sindrom insensitivitas androgen atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan hormon androgen
- Perkembangan abnormal dari sistem reproduksi
- Komposisi lemak tubuh yang rendah
- Diabetes mellitus
- Penyakit celiac
- Penyakit ginjal atau hati
- Sindrom Turner
- Radang usus atau inflammatory bowel disease
- Penyakit autoimun, seperti penyakit Addison
- Sedang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi
Jika Anda ingin mengetahui selengkapnya mengenai penyakit celiac, Anda dapat membacanya di sini: Penyakit Celiac - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko dari pubertas terlambat, diantaranya adalah:
- Faktor keluarga
Bila salah satu orang tua menderita pubertas terlambat, maka anaknya lebih mungkin untuk terkena pubertas terlambat juga
- Faktor fungsional
Penyebab fungsional dari pubertas terlambat adalah hipotropik hipogonadisme. Yang berarti adanya penundaan dari produksi hormon seks oleh kelenjar pituitari. Dengan begitu, estrogen dan testosteron tidak berproduksi dan pubertas menjadi terlambat
- Pertumbuhan terlambat konstitusional
Ini merupakan kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan tulang sehingga membuat anak tidak tumbuh setinggi teman sebayanya. Lebih dari setengah anak laki-laki dengan pubertas terlambat mengalami kondisi pertumbuhan terlambat konstitusional. Namun seiring berjalannya waktu, anak-anak ini akan mencapai pubertas dan mencapai pertumbuhan normal
- Penyakit kronis
Penyakit jangka panjang apapun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk menyebabkan adanya pubertas terlambat. Contoh penyakit kronis yang dapat terjadi adalah diabetes, penyakit ginjal, asma, anemia bulan sabit
- Malnutrisi
Tidak mendapat makanan yang cukup atau memiliki pola makan yang tidak baik dapat mengurangi proses pertumbuhan dan pubertas
- Penyakit genetik
Penyakit kromosom seperti sindrom Turner dan Klinefelter dapat mencegah dan memperlambat proses pubertas
Baca selengkapnya hipogonadisme, di sini: Hipogonadisme - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Gejala
Gejala pubertas terlambat pada perempuan adalah sebagai berikut:
- Payudara tidak berkembang hingga usia 13 tahun
- Tidak adanya rambut kemaluan
- Menstruasi tidak terjadi hingga usia 16 tahun
- Perawakan tubuh pendek dan pertumbuhan yang terhambat
- Rahim tidak berkembang
- Usia tulang kurang dari usia anak yang seharusnya
Diagnosis
Diagnosis dari pubertas terlambat didapat dari proses anamnesis atau wawancara pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Wawancara Medis
Dari anamnesis, dokter akan menanyakan keluhan utama pasien, keluhan penyerta, sudah sejak kapan keluhan tersebut muncul, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pengobatan tertentu, dan pola makan dan aktivitas sehari-hari.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa tanda vital seperti tekanan darah pasien, laju napas, nadi, dan suhu tubuh. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dari ujung kepala hingga ujung kaki, mengukur tinggi badan dan berat badan. Dokter juga akan memeriksa perkembangan payudara dan rambut pubis sebagai indikator berjalannya proses pubertas.
Pemeriksaan Penunjang
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan darah untuk membantu mengecek penyakit kronis dan kelainan kromosom
- Pemeriksaan x-ray tangan untuk memperkirakan usia tulang
- CT-scan
- MRI
Tata Laksana
Pengobatan akan bergantung dengan penyebab dari pubertas terlambat. Bila terdapat riwayat pubertas terlambat di keluarga, maka biasanya tidak diperlukan pengobatan tertentu.
Bila anak perempuan dengan jumlah lemak tubuh yang terlalu rendah, menaikkan berat badan sehingga kadar lemak bertambah dapat membantu memacu pubertas. Bila pubertas terlambat disebabkan oleh penyakit atau gangguan makan, mengobati penyebab dapat membantu agar pubertas berjalan secara normal.
Pada perempuan, pengobatan pubertas dini dapat dilakukan dengan memberi terapi hormon untuk memacu pubertas. Pemantauan pertumbuhan, pemberian pil KB untuk menstabilkan kadar hormon seks juga dapat dilakukan bergantung dengan kondisi pasien.
Seluruh pemberian obat harus diberikan oleh dokter spesialis anak. Selain itu, orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan fisik dan psikis kepada anak dengan pubertas terlambat untuk menjalani pengobatan dan meningkatkan rasa percaya diri dan aman pada anak dengan pubertas terlambat.
Komplikasi
Komplikasi dari pubertas terlambat pada perempuan hampir sama dengan pubertas terlambat pada laki-laki. Secara umum, remaja yang mengalami pubertas terlambat dapat mengalami stress dan penurunan rasa percaya diri. Pemberian dukungan emosional secara dini dapat membantu mencegah komplikasi. Bila tidak ditangani lebih lanjut, hal ini dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.
Komplikasi lain yang dapat muncul justru dapat disebabkan oleh terapi penggantian hormon. Komplikasi lainnya yang dapat muncul adalah menopause dini, ketidaksuburan atau infertilitas, dan rendahnya kepadatan tulang sehingga dapat memacu terjadinya fraktur dan osteoporosis.
Baca Juga: Osteoporosis - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Pencegahan
Tidak ada cara pasti untuk mencegah pubertas terlambat, namun deteksi dini dari pubertas terlambat dapat membantu tata laksana sehingga dapat ditangani lebih cepat dan mencegah terjadinya komplikasi lanjutan. Deteksi dini dari pubertas terlambat dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan skrining rutin di dokter anak, mencari tahu mengenai gejala pubertas dini.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila anak Anda tidak mengalami menarche atau haid pertamanya pada usia 16 tahun atau belum memiliki pertumbuhan payudara pada usia 13 tahun, segeralah pergi ke dokter anak untuk dievaluasi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
MedlinePlus - Delayed puberty (2020). Retrieved 29 January 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/007694.htm#:~:text=Delayed%20puberty%20in%20girls%20occurs,8%20to%2014%20years%20old.
Nemours Teens Health - Delayed Puberty (2019). Retrieved 29 January 2023, from https://kidshealth.org/en/teens/delayed-puberty.html
Topline MD - Delayed Puberty in Girls (2020). Retrieved 29 January 2023, from https://www.toplinemd.com/obgyn-specialists-of-south-miami/delayed-puberty-in-girls-causes-symptoms-and-treatment/
WebMD - What to know about delayed puberty (2022). Retrieved 29 January 2023, from https://www.webmd.com/children/what-to-know-delayed-puberty