Campak Jerman (Rubella)

Campak Jerman (Rubella)
Credit: istockphoto.

Bagikan :


Definisi

Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, yang ditandai dengan ruam kemerahan dan demam. Meskipun sudah ditemukan vaksin, penyakit ini masih ditemukan di banyak belahan dunia karena tingkat vaksinasi yang belum merata, terutama di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Oleh karena itu, setiap tahunnya masih terdapat lebih dari 100.000 bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital. Sebanyak 80% dari bayi tersebut lahir di Afrika dan di beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

 

Penyebab

Rubella disebabkan oleh virus rubella yang merupakan virus RNA. Meskipun disebut campak jerman, namun rubella disebabkan oleh virus yang berbeda dari virus campak. Rubella menyebar dari orang ke orang melalui droplet saluran nafas yaitu ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Manusia adalah satu-satunya pejamu alami virus ini. Selain itu, wanita hamil yang terinfeksi rubella juga dapat menularkan virus ke janinnya.

Seseorang yang terinfeksi rubella dapat menyebarkan penyakit ke orang lain dimulai dari 1 minggu sebelum ruam muncul sampai 5 - 7 hari setelah ruam muncul. Penularan paling tinggi terjadi saat ruam muncul. Meskipun 25-50% orang yang terinfeksi tidak mengalami ruam atau gejala lainnya, orang ini tetap dapat menularkan virus ke orang lain. Masa inkubasi (waktu dari infeksi sampai gejala timbul) dari virus rubella adalah 14 hari, dengan rentang waktu sekitar 12 - 23 hari.

 

Faktor Risiko

Semua orang yang tidak tervaksinasi rubella berisiko untuk terkena penyakit ini. Risiko lebih tinggi dimiliki oleh:

  • Orang yang tinggal di negara endemi rubella
  • Tidak vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
  • Memiliki kondisi imunodefisiensi atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Orang-orang yang bepergian ke negara endemi rubella

 

Gejala

Kebanyakan orang dengan rubella hanya menderita penyakit yang ringan, terutama anak-anak. Sebanyak 25 - 50% orang yang terinfeksi rubella tidak memiliki gejala apapun. Jika bergejala, yang paling awal muncul umumnya adalah ruam. Ruam terjadi pada 50-80% orang yang terinfeksi dan biasanya muncul pertama kali pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain dalam 24 jam. Ruam berlangsung sampai tiga hari. Gejala lain yang mungkin muncul sebelum ruam muncul adalah:

  • Demam tidak terlalu tinggi
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Bagian putih mata sedikit kemerahan (merah muda)
  • Lemas
  • Tidak nafsu makan
  • Kelenjar getah bening membengkak atau membesar. Kelenjar getah bening belakang telinga atau belakang kepala sering terlibat
  • Batuk
  • Pilek
  • Nyeri sendi. Sekitar 70% dari wanita yang menderita rubella akan mengalami peradangan sendi (hal ini jarang terjadi pada anak-anak dan pria).

Orang dewasa dan anak yang lebih besar lebih mungkin untuk mengalami sakit kepala, mata merah, dan lemas sebelum ruam timbul. Namun, bila infeksi menyerang janin yang masih dalam kandungan, infeksi rubella bisa berbahaya dan memengaruhi indera dan jantung bayi. Terdapat trias klasik infeksi rubella, yaitu, katarak, penyakit jantung bawaan, dan tuli sensorineural. Infeksi rubella pada bayi baru lahir juga dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, anemia, pembesaran organ liver dan limpa, sampai infeksi pada selaput pembungkus otak.

 

Diagnosis

Dokter dapat mendiagnosis rubella dengan menanyakan gejala yang Anda alami, riwayat vaksinasi, riwayat bepergian, serta riwayat kontak dengan orang yang mengalami demam dan ruam, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan untuk mengkonfirmasi infeksi rubella adalah dengan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus dari sampel yang diambil dari usap (swab) tenggorokan maupun hidung. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat antibodi terhadap virus rubella.

 

Tata Laksana

Jika Anda dicurigai atau didiagnosis rubella, Anda akan diisolasi supaya tidak menyebarkan virus ke orang sekitar. Isolasi dilakukan sampai 7 hari setelah ruam muncul.

Tidak ada obat-obatan spesifik seperti antivirus untuk menangani rubella atau untuk mempercepat penyembuhannya. Pada gejala ringan, penanganan cukup dengan istirahat (bed rest) dan pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala seperti asetaminofen untuk demam.

Wanita hamil yang terinfeksi rubella yang ingin melanjutkan kehamilan dapat diberikan antibodi yang disebut dengan hyperimmune globulin yang dapat memerangi infeksi. Terapi ini dapat mengurangi gejala, namun tidak menghilangkan kemungkinan bayi menderita sindrom rubella kongenital.

 

Komplikasi

Meskipun jarang, rubella dapat menyebabkan masalah serius yang meliputi infeksi otak dan perdarahan akibat kekurangan keping darah (trombosit). Komplikasi paling serius dari rubella adalah gangguan janin jika ibu hamil yang tidak tervaksinasi terinfeksi saat kehamilan. Ibu hamil dapat menyalurkan virus ke janinnya sehingga terjadi cacat janin yang serius akibat terganggunya perkembangan janin. Jika hal ini terjadi, dapat mengakibatkan keguguran atau kematian bayi baru lahir.

Cacat bawaan yang serius lebih sering terjadi jika seorang ibu hamil terinfeksi rubella pada usia kehamilan 12 minggu atau trimester pertama. Cacat bawaan yang berat ini disebut dengan sindrom rubella kongenital. Bentuk cacat bawaan yang paling sering ditemui pada sindrom rubella kongenital adalah:

  • Kelainan jantung
  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan penglihatan (katarak)
  • Disabilitas intelektual
  • Kerusakan hati atau limpa
  • Berat lahir rendah
  • Ruam kulit saat lahir

Komplikasi yang lebih jarang terjadi pada sindrom rubella kongenital adalah:

  • Glaukoma
  • Kerusakan otak
  • Kelainan hormon tiroid atau hormon lainnya
  • Peradangan pada paru

Meskipun gejala sindrom ini dapat ditangani, namun tidak dapat disembuhkan sehingga sangat penting bagi wanita untuk melakukan vaksinasi sebelum hamil. Bayi dengan sindrom rubella kongenital dapat menularkan virus sampai satu tahun setelah lahir.

 

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah rubella adalah dengan vaksinasi yang mengandung rubella, yang diberikan sebagai vaksin kombinasi MMR (measles, mumps, rubella). Vaksin ini dapat melindungi dari campak (measles), gondongan atau parotitis (mumps), dan rubella (campak jerman). Tidak ada vaksin yang hanya mengandung rubella. Vaksin MMR sangat aman dan efektif, serta tidak berhubungan dengan autisme. Satu dosis vaksin MMR memiliki keefektifan setinggi 97% untuk mencegah rubella saat terpapar virus.

Vaksin MMR direkomendasikan untuk diberikan secara rutin pada anak mulai dari usia 12 sampai 15 bulan, dilanjutkan dengan dosis kedua pada usia 4 sampai 6 tahun, atau setidaknya 28 hari setelah dosis pertama. Bayi usia 6-11 bulan yang akan bepergian ke negara endemi rubella, direkomendasikan untuk menerima satu dosis vaksin MMR sebelum keberangkatan. Manfaat vaksin MMR untuk anak Anda adalah:

  • Melindungi anak dari rubella, penyakit yang berpotensi serius, juga dari campak dan gondongan
  • Mencegah anak menyebarkan rubella ke wanita hamil
  • Mencegah anak mengalami demam dan ruam akibat rubella
  • Mencegah anak melewati hari sekolah karena sakit

Efek samping vaksin yang dapat terjadi dan biasanya sangat ringan adalah:

  • Demam
  • Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada tempat suntikan
  • Nyeri dan kaku sendi sementara
  • Ruam ringan

Sementara itu, orang dewasa yang lahir pada atau setelah tahun 1957 juga disarankan untuk mendapatkan minimal satu dosis vaksin MMR. Hal ini penting terutama pada pelajar pada suatu institusi, pekerja medis, pelancong internasional, dan wanita usia subur. Wanita hamil yang tidak memiliki bukti imunitas terhadap rubella harus divaksinasi segera setelah melahirkan. Vaksin tidak boleh diberikan saat hamil karena mengandung virus hidup yang dilemahkan.

Jika Anda seorang wanita dan sedang merencanakan kehamilan, pastikan Anda sudah terlindung dari rubella yaitu dengan vaksinasi sebelum kehamilan. Anda juga harus menunggu sampai 4 minggu sebelum hamil.

Wanita hamil yang belum menerima vaksinasi MMR tidak disarankan untuk bepergian ke negara yang endemi rubella atau area yang diketahui pernah terjadi wabah rubella, terutama saat usia kehamilan di bawah 20 minggu.

Untuk mencegah orang lain tertular, maka jika Anda terinfeksi dengan rubella, Anda harus memberitahu teman, keluarga, rekan kerja, terutama jika ada ibu hamil disekitar Anda. Jika anak Anda menderita rubella, beritahu sekolah anak Anda.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala rubella, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, jika Anda merupakan wanita hamil dan terpapar dengan rubella, segera hubungi dokter.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 13 Mei 2024 | 06:06