Definisi
Trauma payudara merupakan suatu kondisi medis yang terjadi saat payudara mengalami trauma (cedera), baik trauma tajam, maupun trauma tumpul. Trauma tajam dapat terjadi akibat tertusuk atau tergores benda yang memiliki ujung yang tajam kemudian terkena payudara. Di sisi lain, trauma tumpul dapat terjadi akibat benturan atau hentakan benda/objek keras yang kemudian terkena payudara.
Trauma yang terjadi pada payudara, baik trauma tajam ataupun tumpul, dapat menimbulkan beberapa gejala dan tanda klinis, misalnya rasa nyeri atau sakit pada payudara, yang dikenal dengan bahasa medis yaitu mastalgia.
Trauma yang terjadi pada payudara dapat menyebabkan luka dan perdarahan di dalam jaringan payudara, terkadang dapat membentuk suatu benjolan yang dapat diraba. Perdarahan yang terjadi dapat menimbullkan hematoma (terbentuknya gumpalan darah akibat terpecahnya pembuluh darah di sekitar area payudara).
Penyebab
Trauma payudara biasanya diakibatkan oleh beberapa kondisi seperti:
- Terbentur objek benda yang keras mengenai payudara
- Terpukul atau tersiku oleh rekan Anda saat berolahraga terutama dalam kompetisi olahraga tertentu
- Beraktivitas tanpa menggunakan kutang atau bra penyangga payudara
- Penggunaan pompa payudara yang tidak tepat sesuai instruksi
- Benda terjatuh pada payudara saat Anda sedang dalam posisi terlentang
- Penggunaan pakaian ketat yang terlalu sering
Faktor Risiko
Pengenalan mengenai beberapa faktor risiko sangat berperan penting dalam pencegahan hingga pengobatan trauma payudara. Semua orang dapat saja berisiko mengalami trauma payudara. Namun, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan mengalami trauma payudara.
Beberapa faktor risiko diantaranya adanya beberapa objek atau benda yang berat dan keras dan berada di atas atau di sekitar lingkungan atau rumah Anda sehingga dapat saja terjatuh dan memberikan kerentanan terkena benda tersebut. Ibu menyusui juga memiliki kerentanan terutama saat menggunakan pompa payudara yang tidak dilakukan dengan tepat sehingga dapat saja melukai payudara. Selain itu, seringnya tidak menggunakan penyanggah payudara (bra) saat beraktivitas sehari-hari dapat meningkatkan risiko terjadi trauma payudara.
Gejala
Terdapat beberapa gejala yang dapat timbul akibat trauma payudara, diantaranya:
- Rasa nyeri saat istirahat atau saat diraba pada payudara. Rasa nyeri pada payudara baik saat diraba atau tidak diraba dapat muncul pada saat terjadinya trauma namun dapat juga rasa nyeri muncul setelah beberapa hari pascatrauma.
- Tampak adanya memar (kontusio payudara). Memar dan bengkak pada payudara juga dapat menunjukkan telah terjadi trauma, payudara mungkin akan berukuran lebih besar dibandingkan dengan payudara yang tidak mengalami trauma.
- Benjolan atau nekrosis lemak. Benjolan atau nekrosis lemak dapat diakibatkan oleh kerusakan jaringan payudara saat terjadinya mekanisme trauma. Benjolan ini tidak menyebabkan kanker dan merupakan hal yang umum terjadi pascatrauma atau pembedahan. Anda mungkin dapat melihat adanya kemerahan yang minimal atau memar disertai ada atau tidaknya rasa nyeri.
- Hematoma. Hematoma merupakan area yang terbentuk karena pecahnya pembuluh darah di bawah kulit akibat adanya trauma pada payudara. Hematoma akan memperlihatkan warna yang serupa dengan memar pada kulit. Hematoma biasanya akan tampak maksimal 10 hari pascatrauma pada payudara.
Diagnosis
Diagnosis trauma payudara merupakan diagnosis klinis, artinya dokter dapat menetepkan diagnosis trauma payudara melalui wawancara medis khusus dan pemeriksaan fisik pada umumnya melalui penampakan area memar atau benjolan yang terjadi pascatrauma. Meskipun demikian, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu seorang dokter untuk menetapkan diagnosis pasti trauma payudara.
Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, diantaranya pemeriksaan mammogram atau ultrasonografi, hingga pemeriksaan MRI apabila dibutuhkan. Pemeriksaan mammogram dapat membantu untuk mengenali adanya hematoma. Area hematoma akan tampak sebagai kalsifikasi (padatan yang berwarna putih). Sistem limfatik akan menyerap kembali hematoma secara perlahan-lahan dan masuk ke aliran darah sebagai bentuk respon tubuh terhadap adanya hematoma. Hal yang penting untuk diingat bahwa kalsifikasi yang diakibatkan oleh trauma dan ditemukan melalui mammogram tidak akan berubah menjadi kanker payudara berdasarkan fakta ilmiah saat ini.
Sebaiknya Anda beritahu dokter bila Anda atau seseorang di keluarga Anda pernah mengalami trauma payudara sebelumnya. Informasi seperti kapan pertama kali gejala muncul juga akan membantu dokter mendiagnosis dan menentukan penanganan terbaik pada saat pasien pertama kali diperiksa oleh dokter.
Tata Laksana
Umumnya, trauma payudara dapat ditangani secara mandiri di rumah. Penanganan yang dapat dilakukan di rumah apabila terjadi trauma payudara adalah sebagai berikut:
- Kompres dingin pada area trauma selama 10-15 menit selama 2 hari pertama pascatrauma
- Kompres hangat apabila tampak hematoma (kebiruan) pada area trauma
- Gunakan penyangga payudara (bra) yang nyaman untuk membantu meredakan rasa nyeri pada payudara yang mengalami trauma
- Konsumsi parasetamol sebagai pereda nyeri sementara apabila dibutuhkan
Jika penanganan yang dapat dilakukan di rumah telah dikerjakan namun gejala dan tanda klinis belum membaik, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan memberikan obat antinyeri yang lebih kuat untuk meredakan nyeri. Namun, jika nyeri payudara terjadi akibat pascaoperasi atau adanya kondisi kesehatan lain yang memengaruhi payudara, Anda tidak disarankan untuk tidak mengonsumsi obat antinyeri.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada trauma payudara adalah:
- Terbentuknya benjolan yang mungkin berupa hematoma.
- Jaringan parut nekrosis lemak. Trauma yang terjadi pada payudara juga dapat menyebabkan nekrosis lemak (kematian jaringan lemak). Nekrosis lemak merupakan jaringan parut luka dan dapat terlihat setelah proses pembedahan (pembedahan untuk mengecilkan payudara, fat grafting, dan lumpektomi/operasi pengangkatan benjolan pada payudara). Nekrosis lemak dapat menyebabkan benjolan yang keras pada payudara. Nekrosis lemak membutuhkan waktu beberapa bulan hingga tahun untuk terbentuk setelah terjadinya trauma.
- Kista berminyak. Kista berminyak (oil cyst) dapat terjadi juga sebagai bentuk dari trauma payudara. Kista berminyak terbentuk dari gaya robek pada komponen berminyak pada jaringan payudara sehingga melepaskan cairan berminyak yang berkumpul di dalam suatu kista (rongga).
Pencegahan
Ada beberapa Langkah yang dapat dilakukan untuk membantu dalam mencegah terjadinya trauma payudara yang mungkin dapat terjadi pada diri Anda. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Berhati-hati apabila sedang mengikuti lomba atau olahraga kompetisi
- Selalu gunakan bra atau penyangga payudara saat melakukan aktivitas harian
- Pakai pakaian yang longgar
- Hindari posisi terlentang apabila terdapat benda atau objek yang berada di atas tubuh Anda
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala dan tanda yang menetap dan terus-menerus, disertai perburukan, misalnya kulit payudara menjadi lebih merah, tebal, dan teraba hangat, puting payudara mengeluarkan cairan seperti nanah, disertai adanya demam, menggigil, tampak luka pada payudara mulai mengeluarkan cairan, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter. Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dan tata laksana yang tepat.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina