Definisi
Tumor kandung kemih terjadi ketika terdapat benjolan tidak normal pada organ kandung kemih. Tumor biasanya dapat bersifat jinak atau ganas yang sering disebut kanker. Tumor pada kandung kemih lebih sering bersifat ganas dan disebut kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih dapat dideteksi di stadium awal ketika kanker masih dapat diobati. Namun, kanker tetap dapat kembali meskipun sudah dilakukan terapi yang berhasil. Untuk alasan tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan rutin hingga beberapa tahun setelah penanganan kanker kandung kemih.
Penyebab
Tumor atau kanker kandung kemih terjadi karena adanya mutasi DNA. DNA sel berisi instruksi yang memberitahu apa yang harus dilakukan sel. Perubahan pada isi DNA akan mengubah sifat sel dan memintanya untuk berlipatganda dalam waktu cepat dan terus tumbuh. Sel normal yang sehat memiliki siklus hidup dan mati pada batas usianya dan digantikan sel baru. Sel yang abnormal ini akan membentuk tumor yang menyerang dan menghancurkan jaringan sehat. Seiring berjalannya waktu, sel akan membesar dan melepaskan diri serta menyebar ke seluruh tubuh (metastasis).
Terdapat beberapa tipe kanker kandung kemih. Tipe ini berdasarkan sel apa yang memulai pembentukan sel kanker. Beberapa tipe kanker kandung kemih adalah :
-
Karsinoma Urotelial
Sebelumnya disebut karsinoma sel transisional. Terjadi pada sel yang berada di dinding bagian dalam kandung kemih. Sel akan membesar ketika kandung kemih penuh. Sel ini juga berada di saluran ureter dan saluran uretra. Sehingga sel kanker ini juga dapat terjadi di tempat tersebut. Tipe kanker ini termasuk tipe paling sering pada kanker kandung kemih.
-
Karsinoma Sel Skuamosa
Kanker jenis ini sering dikaitkan dengan iritasi kronik atau jangka panjang pada kandung kemih. Beberapa penyebabnya adalah infeksi atau penggunaan kateter urin jangka panjang. Termasuk ke dalam tipe kanker yang jarang menjadi penyebab kanker kandung kemih.
-
Adenokarsinoma
Jenis kanker ini termasuk jarang terjadi. Sel yang mengalami kelainan adalah sel yang membentuk kelenjar mukus di kandung kemih.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko tumor atau kanker kandung kemih adalah :
-
Merokok
Merokok menggunakan media apapun dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih karena terkumpulnya zat kimia berbahaya di dalam urin. Zat kimia berbahaya dapat merusak dinding kandung kemih.
-
Bertambahnya Usia
Risiko kanker kandung kemih meningkat seiring bertambahnya usia. Pasien kanker kandung kemih lebih banyak di atas usia 55 tahun.
-
Laki-Laki
Risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan.
-
Paparan Terhadap Zat Kimia Tertentu
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat kimia berbahaya dari darah dan dikumpulkan ke dalam urin. Urin akan dibawa ureter menuju kandung kemih dan ditampung hingga penuh sebelum dikeluarkan tubuh melalui uretra. Hal ini yang menyebabkan meningkatnya risiko kanker kandung kemih. Beberapa zat kimia tersebut seperti arsenik, zat kimia yang digunakan sebagai pewarna, karet, bahan tekstil, dan produk cat. Risiko juga meningkat kepada pekerja yang terpapar zat tersebut.
-
Pernah Mengalami Terapi Kanker Sebelumnya
Ternyata penggunaan obat anti kanker siklofosfamid dapat meningkatan risiko kanker kandung kemih. Terapi radiasi pada daerah pelvis juga berisiko.
-
Peradangan Kandung Kemih Kronik
Dapat disebabkan infeksi atau peradangan (sistitis), penggunaan kateter jangka waktu lama. Salah satunya infeksi parasit skistosomiasis.
- Riwayat kanker pada keluarga dan riwayat kanker kandung kemih sebelumnya.
Kanker kandung kemih berisiko terjadi lagi meskipun sudah diobati hingga sembuh. Risiko juga meningkat bila saudara sedarah (orangtua, adik kakak, anak) memiliki riwayat kanker kandung kemih.
Gejala
Gejala dari tumor kandung kemih atau kanker kandung kemih adalah :
- Hematuria atau darah pada urin.
Urin akan terlihat mengalami perubahan warna menjadi merah atau berwarna seperti cola. Namun, urin juga dapat terlihat normal dan ditemukan darah pada pemeriksaan laboratorium.
- Frekuensi buang air kecil meningkat.
- Urgensi untuk buang air kecil.
- Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Nyeri pinggang belakang.
- Penurunan berat badan.
- Pembengkakan terutama di kaki.
Diagnosis
Diagnosis tumor atau kanker kandung kemih dilakukan dengan penilaian gejala dari wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :
-
Sistoskopi
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan alat sistoskopi yaitu selang kecil yang dapat dimasukkan ke uretra. Terdapat kamera dan cahaya untuk melihat dinding bagian dalam dari uretra dan kandung kemih.
-
Biopsi Jaringan
Biopsi dilakukan dengan pengambilan jaringan sampel untuk dilakukan pemeriksaan. Biopsi biasa dilakukan pada saat pemeriksaan sistoskopi. Pemeriksaan ini juga dapat dijadikan cara penanganan apabila sel kanker masih sangat kecil. Hasil sampel biopsi akan dibawa ke laboratorium untuk dilihat jenisnya.
-
Sitologi Urin
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menganalisis sampel urin yang dianalisis di bawah mikroskop untuk memeriksa sel kanker, darah, hingga bakteri pada urin.
-
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan yang dilakukan adalah CT urogram dan retrograde pyelogram. CT urogram menggunakan kontras yang dimasukkan ke dalam vena darah yang nanti akan masuk ke dalam ginjal, saluran ureter, dan kandung kemih. Kemudian dilakukan pemeriksaan X-ray untuk melihat aliran secara detail dan menentukan area tumor atau kanker. Sementara retrograde pyelogram menggunakan prinsip serupa namun cairan kontras dimasukkan melalui uretra. Setelahnya dilakukan pemeriksaan X-ray untuk melihat aliran urin.
Bila diagnosis kanker kandung kemih sudah tegak, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke kelenjar limfe atau bagian tubuh lain. Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah CT scan, MRI, PET scan, Bone scan, dan X-ray dada.
Tata Laksana
Pengobatan dan terapi tumor kandung kemih atau kanker kandung kemih disesuaikan dengan berbagai faktor seperti jenis kanker dan stadiumnya. Terapi ditentukan berdasarkan penilaian oleh dokter. Beberapa tatalaksana yang dapat dilakukan adalah :
-
Operasi untuk Membuang Sel Kanker
Pada jenis kanker yang masih dapat dioperasi maka dapat dilakukan operasi pengangkatan sel tumor dengan menggunakan transuretra reseksi pada tumor kandung kemih (TURBT). Kemudian dapat dilanjutkan kemoterapi untuk mencegah kambuh.
-
Kemoterapi di Kandung Kemih
Untuk menangani kanker yang masih berada di dinding kandung kemih. Namun berisiko tinggi kanker kambuh apabila kanker sudah stadium lebih tinggi.
-
Kemoterapi Seluruh Tubuh
Meningkatkan kemungkinan sembuh setelah operasi pengangatan kandung kemih atau terapi awal bila sudah tidak dapat dioperasi.
-
Terapi Radiasi
Menghancurkan sel kanker dengan metode radiasi.
-
Imunoterapi
Memicu sistem imun tubuh untuk melawan sel kanker pada kandung kemih atau seluruh tubuh.
-
Targeted Therapy
Untuk menangani kasus kanker berat ketika terapi lain tidak berfungsi.
-
Operasi Pengangkatan Kandung Kemih (Sistektomi)
Setelah pengangkatan, dapat dibuat jalur menuju dinding perut agar urin dapat keluar ke kantung eksternal atau dilakukan pembuatan kandung kemih baru di saluran cerna.
Komplikasi
Komplikasi dari tumor atau kanker kandung kemih cukup beragam. Kanker kandung kemih dan tatalaksananya dapat mempengaruhi hidup pasien. Salah satu pengaruh yang paling besar adalah pengaruh emosional. Emosi yang dirasakan digambarkan sebagai emosi roller-coaster. Perubahan suasana hati dapat menjadi ekstrem dari bahagia, sedih, hingga amarah. Bahkan dapat memicu munculnya depresi.
Bila terapi yang diterima adalah pengangkatan kandung kemih, akan dibuat jalur urin yang baru atau disebut diversi urin. Pilihan diversi urin juga beragam tergantung penilaian dokter dan kesepakatan dengan pasien. kondisi ini membutuhkan adaptasi dan perubahan hidup hingga berisiko gangguan kualitas hidup.
Komplikasi lain adalah gangguan seksual. Pada laki-laki dapat terjadi disfungsi ereksi atau impotensi. Kondisi ini dapat terjadi terutama setelah operasi pengangkatan kandung kemih. Pada perempuan dapat terjadi penyempitan vagina sebagai efek samping dari terapi radiasi dan sistektomi. Vagina perempuan dapat menjadi lebih pendek dan sempit serta membuat hubungan seksual menjadi sulit dan nyeri. Komplikasi lain yang dapat terjadi setelah terapi kemoterapi adalah mual muntah, hilang nafsu makan, rambut rontok, lemah akibat anemia, rentan infeksi, muncul sariawan di mulut.
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk tumor atau kanker kandung kemih adalah :
- Berhenti merokok. Bila belum merokok, sebaiknya hindari rokok.
- Berhati-hati pada penggunaan zat kimia. Terutama pada pekerja yang sehari-hari dapat terpapar zat kimia.
- Konsumsi buah dan sayur yang bervariasi. Antioksidan di dalamnya dapat menurunkan risiko kanker.
Kapan harus ke dokter?
Segera berobat ke dokter bila Anda menyadari perubahan warna urin terutama bila terlihat adanya darah. Bila Anda merasakan gejala di atas atau memiliki faktor risiko segeralah berobat ke dokter. Lakukan konsultasi rutin dan pemeriksaan rutin bila memiliki riwayat kanker kandung kemih sebelumnya.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
Bladder cancer - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 4 July 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-cancer/symptoms-causes/syc-20356104.
Babaian, K. (2022). Bladder Cancer: Practice Essentials, Background, Anatomy. Emedicine.medscape.com. Retrieved 4 July 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/438262-overview.
Bladder cancer. nhs.uk. (2022). Retrieved 4 July 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/bladder-cancer/
Bladder Cancer: Stages, Symptoms, Treatment & Tests. Cleveland Clinic. (2019). Retrieved 4 July 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14326-bladder-cancer.