Definisi
Tumor rongga hidung (tumor nasal atau paranasal) adalah pertumbuhan sel yang tidak normal di area rongga hidung (nasal cavity). Tumor rongga hidung dapat berupa tumor jinak maupun ganas. Tumor rongga hidung lebih jarang dialami oleh orang Amerika Serikat, namun sering dialami oleh orang Jepang dan Afrika Selatan.
Tumor rongga hidung berbeda dengan tumor hidung. Tumor rongga hidung tumbuh berawal pada rongga hidung atau rongga berisi udara pada saluran hidung yang disebut sinus paranasal.
Penyebab
Penyebab dari tumor rongga hidung masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa hal di bawah ini diduga merupakan penyebab utama, antara lain:
- Bahan kimia industri
- Virus human papillomavirus (HPV)
- Virus Epstein-Barr (EBV)
- Paparan debu, tepung, tekstil, nikel, dan debu kromium
- Paparan radium
- Merokok
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian tumor rongga hidung, antara lain:
- Laki-laki berusia di atas 40 tahun
- Merokok dan berada di sekitar orang yang merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko mengalami berbagai jenis tumor, termasuk tumor rongga hidung.
- Sering terpapar polusi udara
- Paparan jangka panjang terhadap zat kimia dan iritan berbahaya di tempat kerja, seperti serbuk kayu, alkohol, debu dari tepung terigu, kromium, dan nikel
- Infeksi HPV
Gejala
Tanda awal dari tumor rongga hidung antara lain:
- Hidung tersumbat terus menerus, umumnya hanya terjadi pada salah satu rongga hidung
- Mimisan berulang
- Penurunan kemampuan untuk menghidu (anosmia)
- Sering keluar lendir dari hidung, dapat mengandung darah
- Sering perlu berdeham untuk membersihkan tenggorokan, dapat disebabkan oleh rasa mengganjal
Gejala di atas juga dapat terjadi pada penyakit lain, seperti common cold atau sinusitis.
Pada stadium yang lebih lanjut, tumor rongga hidung dapat menyebabkan gejala antara lain:
- Rasa baal pada wajah, terutama pada bagian atas pipi yang tidak hilang dengan obat-obatan atau istirahat
- Benjolan atau pembengkakan pada leher
- Gangguan penglihatan atau penglihatan ganda (diplopia)
- Salah satu mata lebih menonjol ke luar
- Mata berair terus-menerus yang tidak hilang dengan pengobatan atau istirahat
- Nyeri pada salah satu telinga
- Terdapat luka pada langit-langit mulut Anda
- Masalah penglihatan
- Terdapat massa atau benjolan yang tumbuh di wajah, hidung, atau langit-langit mulut
- Sulit membuka mulut
Stadium Tumor
Stadium tumor adalah tingkat keparahan dari tumor. Dokter perlu menentukan stadium suatu tumor untuk menentukan pengobatan selanjutnya. Stadium tumor ditegakkan berdasarkan lokasi tumor, penyebaran tumor ke pembuluh darah dan kelenjar getah bening di sekitarnya, dan penyebaran tumor ke organ lainnya. Stadium tumor dibagi menjadi stadium I (stadium awal) hingga IV (stadium akhir).
Stadium dari tumor hidung, antara lain:
- Stadium I. Tumor masih berada di ronga hidung atau paranasal (sekitar hidung), dan belum menyebar.
- Stadium II. Tumor telah menyebar ke bagian hidung atau paranasal lainnya.
- Stadium III. Tumor telah menyebar ke tulang di sekitar rongga hidung, rongga bola mata, dan saluran getah bening di sekitarnya.
- Stadium IV. Tumor telah menyebar lebih dalam ke rongga mata, otak, tengkorak, leher, dan organ tubuh lainnya di luar area kepala dan telah masuk ke dalam sistem kelenjar getah bening.
Diagnosis
Dokter akan menanyakan mengenai gejala dan keluhan yang Anda alami.
Pemeriksaan dan prosedur tambahan yang diperlukan untuk mendiagnosis tumor nasal dan paranasal, antara lain:
- Endoskopi. Endoskopi dilakukan dengan cara memasukkan kamera kecil ke rongga hidung Anda. Kamera ini akan membantu dokter untuk melihat rongga hidung Anda secara langsung dari monitor.
- Biopsi. Jika dokter menemukan hal yang tidak biasa selama endoskopi, seperti adanya massa, dokter dapat mengambil sampel dari massa tersebut untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan dilakukan menggunakan mikroskop untuk menentukan apakah sel tersebut jinak atau ganas.
- Pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan lain yang dapat digunakan adalah pemeriksaan radiologi, seperti CT scan dan MRI rongga hidung. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui stadium dan perluasa dari tumor rongga hidung.
Tata Laksana
Pengobatan dan perawatan dari tumor rongga hidung akan bergantung pada lokasi, ukuran, dan tipe tumor yang Anda alami. Pilihan dari pengobatan tersebut, antara lain:
- Operasi. Sebagian besar tumor rongga hidung perlu dioperasi untuk mengangkat tumor tersebut. Terdapat beberapa pilihan operasi, antara lain:
- Operasi terbuka (open surgery). Dokter bedah akan membuat insisi atau robekan di sekitar hidung atau mulut untuk mendapatkan akses langsung ke rongga hidung. Dokter bedah akan mengangkan tumor di yang ditemukan dan jaringan lain yang sudah terkena tumor, seperti tulang.
- Operasi minimally invasive. Tujuan dari teknik ini sama dengan open surgery, namun menggunakan insisi/robekan yang lebih kecil. Alat yang digunakan akan dimasukkan melalui hidung bersamaan dengan kamera kecil.
- Terapi radiasi. Terapi radiasi menggunakan sinar X dan proton berfungsi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi dapat digunakan sebagai terapi setelah operasi atau digunakan langsung tanpa operasi sebelumnya.
- Kemoterapi. Kemoterapi dilakukan dengan memasukkan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat digunakan sebelum operasi, setelah operasi, atau dikombinasikan dengan terapi radiasi.
- Terapi paliatif. Terapi paliatif adalah terapi yang berfungsi untuk meringankan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tumor rongga hidung, seperti nyeri. Terapi paliatif juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker dan keluarga.
Pengobatan dari tumor rongga hidung akan dilakukan oleh satu tim dokter tertentu yang akan menyusun rencana pengobatan selanjutnya.
Komplikasi
Komplikasi dari tumor rongga hidung akan bergantung pada jenis, lokasi, dan penyebaran yang telah terjadi.
Tumor rongga hidung dapat menyebabkan komplikasi di bawah ini:
- Bekas luka operasi tidak hilang setelah operasi
- Perubahan permanen dari penglihatan, cara bernapas, bicara, cara mengunyah dan menelan akibat tumor maupun operasi
- Kerusakan saraf sehingga terjadi perubahan sensasi pada wajah dan kemampuan menggerakkan wajah, bahu, dan lengan
- Efek samping dari terapi radiasi, seperti nyeri, mual, kesulitan makan, mulut yang nyeri, hilangnya gigi, dan perubahan rasa
- Kanker menyebar ke bagian tubuh lainnya (metastasis)
Pencegahan
Semakin cepat ditangani, tumor rongga hidung memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik. Namun, secara keseluruhan, tingkat kesembuhan dari tumor rongga hidung cenderung rendah. Sekitar 60% pasien dengan tumor rongga hidung dapat hidup lebih dari 5 tahun.
Untuk mengurangi risiko mengalami tumor rongga hidung, Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
- Berhenti merokok. Jangan mulai merokok jika Anda tidak merokok sebelumnya. Konsultasikan tahapan untuk berhenti merokok kepada dokter Anda.
- Gunakan alat pelindung diri selama bekerja. Jika tempat kerja Anda rentan terpapar iritan dan zat kimia, gunakan alat pelindung diri seperti masker.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan gejala ke dokter jika Anda mengalami tanda dan gejala di atas yang terus muncul. Walaupun angka kejadian tumor rongga hidung sangat kecil, jika Anda mengalami gejala yang terjadi terus menerus, penting untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab dari gejala tersebut.
Jika dokter mencurigai adanya tumor rongga hidung, dokter umum akan merujuk ke dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT) untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono