Camellia sinensis, atau dikenal sebagai teh, telah menjadi minuman yang diseduh sejak ribuan tahun yang lalu. Teh memiliki beragam jenis, ada teh hijau, white tea, teh hitam, teh oolong, dan teh pu-erh, yang mengandung antioksidan unik disebut flavonoid. Kandungan zat tersebut dapat membantu melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung dan penyumbatan arteri.

Selain manfaat kesehatan tersebut, teh juga dikaitkan dengan penurunan berat badan, di mana teh pelangsing (slimming tea) dikabarkan dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan, membantu membakar kalori dan membersihkan tubuh dari racun-racun serta lemak yang tidak dibutuhkan. Apakah sebenarnya khasiat teh pelangsing memang seefektif itu?

Teh memang memiliki jenis flavonoid yang disebut katekin yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu memecah lemak lebih cepat. Kafein yang terkandung di dalam teh juga meningkatkan penggunaan energi sehingga menyebabkan tubuh Anda membakar kalori lebih banyak. Namun, mengandalkan dua zat tersebut saja tidaklah cukup untuk menjamin berat badan turun, apalagi naik turunnya berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Dalam sebungkus teh pelangsing, terdapat kandungan bahan lain yang dapat memberikan 'perasaan' bahwa berat badan sudah turun. Bahan-bahan tersebut di antaranya:

Senna

Klaim membantu menurunkan berat badan pada teh pelangsing, seperti dilansir Live Strong, seringkali dilatarbelakangi oleh zat yang dikenal dengan nama senna. Senna adalah buah atau daun dari tanaman Senna alexandrina, yang digunakan sebagai pengobatan sembelit jangka pendek. Senna mengandung bahan kimia yang disebut sennosides, yang mengiritasi lapisan usus dan menyebabkan efek pencahar.

Menurut FDA, mengonsumsi senna dapat menyebabkan efek samping di antaranya:

• Kram pada perut
• Mual
• Diare
• Sembelit yang semakin buruk
• Ketergantungan
• Usus yang melemah
• Penurunan kadar kalium yang dapat berbahaya bagi jantung

Senna mungkin tidak aman untuk dikonsumsi lebih dari 1 minggu atau dalam dosis di atas 34,4 mg dua kali sehari. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan usus berhenti berfungsi secara normal, menyebabkan ketergantungan, kerusakan hati dan efek berbahaya lainnya.

Zat Diuretik

Selain senna, teh pelangsing juga umumnya memiliki kandungan zat diuretik yang menyebabkan Anda akan merasa selalu ingin buang air kecil. Efek diuretik berlebihan ini dapat memicu beberapa kondisi yang berbahaya, di antaranya:

• Dehidrasi
• Kehilangan zat elektrolit tubuh yang kemudian dapat memicu aritmia dan kematian
• Kram otot
• Diare
• Kehilangan cairan tubuh

Untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal, minum teh pelangsing saja tentu tidak cukup. Teh pelangsing bahkan bisa membawa dampak jangka panjang yang berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi terus menerus.

Para ahli percaya bahwa persoalan menurunkan berat badan adalah tentang pola makan teratur, menu yang sehat, berolahraga teratur dan mengurangi asupan kalori berlebih. Ini artinya, bila Anda benar-benar mendambakan berat badan yang ideal, Anda harus bekerja keras dan tak hanya bergantung pada teh pelangsing.

Apabila selama ini Anda kesulitan dalam mengatur dan memilih menu yang sehat serta membantu dalam program menurunkan berat badan, maka lebih baik jadwalkan untuk mengunjungi ahli nutrisi yang dapat membantu menyukseskan program diet Anda.

Ingin baca lebih banyak artikel seputar menurunkan berat badan atau nutrisi lainnya? Yuk, baca artikelnya di sini!