6 Bahaya Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil

Bagikan :


Penting bagi ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan nutrisi selama hamil. Salah satu nutrisi yang penting untuk pertumbuhan ibu hamil dan janin adalah zat besi. Di awal kehamilan, zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah ibu dan janin. Kekurangan zat besi tentunya dapat memengaruhi pertumbuhan bayi dan janin.

 

Kebutuhan Zat Besi Selama Kehamilan

Selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi 30-60 mg zat besi elemental per harinya, yaitu setara dengan 300 mg suplemen ferrous sulfate, 180 mg ferrous fumarate, atau 500  mg ferrous gluconate. Zat besi sangat penting bagi kesehatan ibu dan janin karena berperan dalam pembentukan sel darah merah. Banyak ibu hamil yang mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah selama masa kehamilannya. Hal ini menjadi salah satu penyumbang dari tingginya angka perdarahan pasca persalinan yang menjadi sebab kematian utama ibu. Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan zat besi selama masa kehamilannya.

 

Gejala Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil

Kekurangan zat besi saat hamil seringkali muncul tanpa gejala. Akibatnya, banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kekurangan zat besi. Beberapa gejala kekurangan zat besi yang perlu Anda kenali di antaranya adalah badan mudah lemas, pucat, tidak nafsu makan, dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, denyut jantung yang berdetak cepat dan nyeri dada juga bisa menjadi tanda kekurangan zat besi.

 

Bahaya Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil

Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan gangguan kesehatan ibu hamil. Efek kekurangan zat besi pun bisa dirasakan hingga setelah melahirkan. Beberapa bahaya kekurangan zat besi pada ibu hamil di antaranya:

1. Mengganggu Pertumbuhan Janin

Zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk membantu proses tumbuh kembang janin selama di kandungan. Salah satu bahaya ibu hamil kurang zat besi dan asam folat adalah meningkatkan risiko janin terlahir cacat (spina bifida).

 

2. Risiko Keguguran Meningkat

Zat besi berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh saat berada dalam kandungan. Jika bayi mengalami kekurangan zat besi, maka suplai oksigen dan nutrisi ke janin juga akan berkurang sehingga meningkatkan risiko terjadinya kematian janin atau keguguran.

 

3. Risiko Bayi Lahir Prematur

Sejumlah penelitian menunjukkan kekurangan zat besi pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya prematur. Pada bayi yang prematur juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang.

 

4. Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

Kekurangan zat besi sering dikaitkan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada bayi. Bayi disebut lahir dengan berat badan rendah ketika lahir dengan berat kurang dari 2,5 kilogram. Bayi BBLR selain lebih kurus juga cenderung memiliki masalah dalam menyusu, kesulitan mempertahankan suhuu tubuh, dan memiliki kadar gula dalam darah yang rendah.

 

5. Depresi setelah Persalinan

Salah satu bahaya kekurangan zat besi yang juga dapat dirasakan pada ibu hamil setelah melahirkan adalah depresi. Depresi postpartum adalah salah satu bagian dari gangguan suasana hati setelah melahirkan. Kondisi ini dialami oleh sekitar 15 persen ibu yang baru melahirkan. Kekurangan zat besi berdampak pada penurunan serotonin dan dopamin pada otak sehingga menyebabkan gejala depresi.

 

6. Mudah Lelah dan Mengurangi ASI

Kekurangan zat besi juga bisa membuat ibu merasa lebih mudah lelah dan sulit berkonsentrasi setelah melahirkan. Kurang zat besi menyebabkan terhambatnya produksi hemoglobin sehingga kurangnya asupan oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya tubuh menjadi terasa lemah dan tidak bertenaga.

 

Selama hamil, lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memastikan pertumbuhan janin sehat. Jika Anda mengalami gejala kekurangan zat besi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Dokter dapat merekomendasikan menu yang sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan atau meresepkan suplemen zat besi untuk dikonsumsi selama kehamilan.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 12:16
  1. Oxford University Hospitals. Iron deficiency anaemia in pregnancy: informations for patients. 2020.
  2. WebMD. Anemia in pregnancy. Available from: https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#1.
  3. WHO. Daily iron and folic acid supplementation during pregnancy. Available from: https://www.who.int/elena/titles/guidance_summaries/daily_iron_pregnancy/en/.
  4. Institute of Medicine (US) Committee on Nutritional Status During Pregnancy and Lactation. Nutrition During Pregnancy: Part I Weight Gain: Part II Nutrient Supplements. Washington (DC): National Academies Press (US); 1990. 14, Iron Nutrition During Pregnancy. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK235217/