Pedofilia adalah gangguan seksual dimana seseorang dewasa memiliki ketertarikan seksual dengan anak-anak atau remaja di bawah 14 tahun. Jika gangguan ini tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bukan hanya dapat membahayakan diri sendiri, namun juga orang lain.
Apa Itu Pedofilia?
Dilansir dari MSD Manuals, gangguan pedofilia adalah gangguan seksual dimana seseorang memiliki ketertarikan dan nafsu seksual pada anak-anak atau remaja yang berusia di bawah 14 tahun. Seseorang disebut memiliki gangguan pedofilia jika gangguan ini berlangsung selama lebih darai 6 bulan. Orang yang mengalami gangguan pedofilia disebut dengan istilah pedofil.
Gangguan ini umumnya lebih banyak dialami laki-laki, namun bisa juga terjadi pada perempuan. Meskipun tidak semua kasus gangguan pedofilia menyebabkan kekerasan seksual pada anak-anak, namun seorang pedofil tetap memerlukan penanganan agar dapat sembuh dari gangguan pedofil tersebut.
Baca Juga: Pria Juga Bisa Menjadi Korban Pelecehan Seksual, Ini yang Sebaiknya Dilakukan
Tanda-Tanda Pedofilia
Belum dapat diketahui penyebab pasti mengapa seseorang mengidap pedofilia. Gangguan ini dapat dialami akibat trauma kekerasan seksual ketika anak-anak, perubahan hormon dan faktor genetik. Seseorang dikatakan mengalami gangguan pedofilia jika memiliki ciri-ciri berikut:
- Memiliki dorongan dan nafsu seksual yang intens dan berulang pada anak-anak berusia di bawah 14 tahun selama minimal 6 bulan
- Berusia minimal 16 tahun dan berusia setidaknya 5 tahun lebih muda dari anak-anak yang menarik perhatiannya
Gangguan pedofilia juga dapat ditunjukkan dengan tindakan seks yang melibatkan anak-anak seperti menonton pornografi anak, melakukan kegiatan seksual, berkhayal atau bermasturbasi dengan gambar anak-anak, baik nyata maupun rekaan.
Di luar ketertarikan seksual dengan anak, seorang pedofil juga dapat menunjukkan gejala lainnya seperti:
- Menyangkal perasaan yang dialami
- Merasa inferior
- Terisolasi dengan dunia luar karena takut gangguan seksualnya diketahui
- Merasa depresi
- Merasa bersalah
Pedofil menganggap nafsu seksual mereka berbahaya jika dipenuhi, karenanya sebagian pedofil memilih mengisolasi diri dari masyarakat. Umumnya kasus kriminal yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh gangguan psikologis lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi parah, gangguan suasana hati atau penggunaan narkotika.
Baca Juga: Pengaruh Kurang Tidur pada Kesehatan Mental
Penanganan Pedofilia
Penanganan pedofilia terbilang cukup sulit dilakukan karena pasien pedofil umumnya tidak mau membuka diri pada gangguan yang dialami. Untuk mendiagnosis pedofilia, dokter membutuhkan data bukan hanya dari hasil wawancara pasien saja namun juga keluarga, lingkungan dan orang-orang di sekitar pasien.
Dokter juga dapat membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti plethysmography pada pasien untuk mengukur aliran darah ke kelamin sebagi respon gairah ketika ditunjukkan gambar anak-anak.
Usai mendapatkan diagnosis sesuai keadaan pasien, dokter dapat merekomendasikan beberapa jenis perawatan yaitu:
Psikoterapi
Terapi yang diberikan adalah metode terapi perilaku-kognitif (CBT) untuk menggali penyebab dan menanamkan pemikiran baru mengenai hubungan yang sehat dan tidak sehat. Terapi ini umumnya akan menunjukkan hasil lebih baik jika dilakukan dalam jangka panjang.
Obat-Obatan
Selain terapi perilaku, dokter juga dapat memberikan pengobatan untuk mengendalikan gangguan pedofil. Obat yang diberikan umumnya adalah obat untuk mengatur produksi hormon seksual. Namun obat hormon umumnya memiliki efek samping lainnya pada tubuh. Sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut pasien diharuskan menjalani pemeriksaan dan hanya mengonsumsi obat tersebut sesuai anjuran dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim