Dengan mudahnya akses internet saat ini, setiap orang dapat dengan mudah mencari tahu gejala, penanganan pertama dan pengobatan rumahan yang efektif untuk mengobati penyakit. Di balik kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan, seseorang dapat merasa cemas berlebihan akibat informasi yang dibacanya mengenai kondisi kesehatannya. Kondisi ini dikenal dengan cyberchondria.

Apa Itu Cyberchondria?

Cyberchondria adalah kondisi yang mirip dengan hipokondriasis, di mana seseorang merasakan kecemasan berlebihan dan tidak beralasan bahwa mereka memiliki penyakit parah walaupun pemeriksaan medis membuktikan sebaliknya.

Istilah cyberchondria sendiri sebenarnya bukan istilah resmi dan tidak terdapat dalam panduan Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders-5. Istilah ini mengacu pada perkembangan kondisi hipokondriasis yang terdaftar dalam DSM-5.

Orang yang mengidap cyberchondria atau hipokondriasis akan merasa cemas dan menunjukkan reaksi berlebihan ketika tubuhnya menunjukkan gejala tertentu. Mereka menjadi sangat khawatir akan kondisi kesehatannya. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan mencari informasi mengenai gejala dan pengobatan atas satu penyakit tertentu. Mereka tidak bisa menghilangkan pemikiran bahwa mereka sepertinya memiliki suatu penyakit, walaupun hal tersebut belum dikonfirmasi oleh tenaga medis.

Seringnya, kondisi ini berakibat pada mendiagnosis sendiri bahwa mereka memiliki penyakit berbahaya. Menurut para ahli, meskipun kondisi ini tidak memiliki istilah resmi, namun hal ini banyak dialami masyarakat namun sering kali terjadi tanpa disadari. 

Baca Juga: Gatal-Gatal saat Cemas dan Stres, Ini Penyebabnya

Tanda-Tanda Cyberchondria

Orang dengan cyberchondria umumnya mengalami ketakutan akibat kondisi kesehatannya. Beberapa tanda yang khas dari kondisi ini adalah:

• Menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari tahu mengenai suatu penyakit secara online. 
• Anda mulai merasa stres, tertekan dan cemas setelah membaca banyak informasi kesehatan.
• Anda merasa takut terkena beberapa penyakit, bukan hanya satu atau dua.
• Merasa perlu mencari kepastian dari dokter namun tidak memercayai jawaban yang didapatkan dari dokter.
• Merasa perlu memeriksa ulang gejala Anda hingga 4-5 kali atau lebih walaupun sudah mencari informasi sebelumnya.

Penelitian menyebutkan kemungkinan bahwa pencarian informasi kesehatan secara online bisa menjadi faktor risiko seseorang mengembangkan masalah kecemasan.

Cyberchondria sebenarnya bukan sesuatu kondisi yang berbahaya, namun perilaku ini dapat memicu risiko seseorang berusaha mendiagnosis dan mengobati dirinya sendiri. Hal ini dapat memicu penyalahgunaan obat.

Baca Juga: Benarkah Menerapkan Mindfulness Efektif untuk Meredakan Gangguan Kecemasan?

Penyebab dan Faktor Risiko Seseorang Mengalami Cyberchondria

Belum diketahui dengan pasti penyebab seseorang bisa mengalami kecemasan akibat penyakitnya, namun ada beberapa hal yang diduga bisa mendorong seseorang mengalami kecemasan tersebut, yaitu:

• Sesorang tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai kesehatan, gejala, penyakit, atau semuanya. Ketika seseorang merasakan suatu gejala yang tidak biasa pada tubuhnya, ia bisa berpikir bahwa ia memiliki penyakit serius. Perilaku ini mengarahkan seseorang untuk mencari bukti yang menegaskan bahwa ia mungkin mengidap suatu penyakit serius walaupun mungkin orang tersebut sebenarnya sehat.
• Pernah memiliki anggota keluarga atau anggota yang memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap penyakitnya.
• Pernah mengalami penyakit serius di masa kecil atau melihat orang terdekat yang secara mendadak memiliki penyakit serius, sehingga mudah khawatir akan kondisi kesehatannya.
• Bila mereka memiliki kepribadian yang mudah khawatir. 
• Saat ini karena semakin berkembangnya dunia maya, informasi kesehatan bisa mudah didapat dibandingkan harus bertanya dengan dokter secara langsung.

Penanganan Cyberchondria

Bila Anda merasa khawatir dan cemas berlebihan terkait hasil pencarian informasi kesehatan yang sudah Anda lakukan dalam waktu lama, sebaiknya Anda menghentikan dahulu pencarian informasi kesehatannya. Obsesi berlebihan bisa menjadi sumber kecemasan, bisa berbahaya juga bila sumber informasi yang dibaca tidak benar dan valid.

Jika mencari informasi kesehatan, sebaiknya Anda memilah dahulu sumber informasinya dengan hati-hati. Anda bisa membaca dari situs kesehatan pemerintah, situs kesehatan dari lembaga terpercaya seperti WHO atau CDC, atau jurnal-jurnal kesehatan. Saat ini dengan berkembangnya kecanggihan teknologi, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui aplikasi kesehatan.

Mencari informasi mengenai masalah kesehatan yang dialami adalah hal yang wajar dan mudah dilakukan. Namun jika kondisi ini memicu kecemasan berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari bantuan medis untuk mengelola kecemasan dan stres yang Anda rasakan. Anda juga dapat menggunakan layanan aplikasi AiCare yang berbasis artificial intelligence untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan.  

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!