Perasaan bahagia menyambut kehadiran si kecil membuat para orang tua sangat bersemangat membeli perlengkapan bayi. Meskipun menyenangkan, namun tak dapat dipungkiri bahwa belanja perlengkapan bayi dapat menghabiskan biaya yang tinggi. Untuk itu, beberapa orang tua memilih membeli perlengkapan bayi bekas. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli perlengkapan bayi bekas.
Perlengkapan Bayi Bekas yang Aman untuk Dibeli
Berbagai perlengkapan bayi seperti tempat tidur bayi, car seat, stroller hingga mainan anak termasuk perlengkapan bayi yang banyak dicari meskipun dalam kondisi bekas. Banyak orang tua memburu perlengkapan bayi tersebut karena terbilang cukup mahal jika harus membeli baru sementara masa pakainya tidak cukup panjang.
Dilansir dari Baby Center, tidak semua perlengkapan bayi aman untuk dibeli versi bekasnya. Hal ini berkaitan dengan riwayat kondisi kesehatan bayi atau anak yang tekadang tidak diketahui sebelumnya. Jika tidak dilakukan pemeriksaan dan disinfektan dengan baik, beberapa bakteri dan jamur dapat menetap pada benda-benda tersebut sehingga menyebabkan gangguan kesehatan si kecil.
Beberapa perlengkapan bayi bekas yang aman untuk dibeli, antara lain:
Pakaian dan sepatu bayi
Pakaian dan sepatu bayi merupakan perlengkapan bayi yang paling sering dibeli karena bayi dapat bertumbuh dengan cepat sehingga pakaian yang lama tidak lagi muat. Daripada membeli baru, banyak orang tua memilih untuk membeli pakaian dan sepatu bekas untuk menghemat.
Pakaian dan sepatu bayi termasuk produk yang aman untuk dibeli, namun Anda harus memastikan bahwa kondisi pakaian dan sepatu bayi masih dalam kondisi baik. Tidak bernoda, berlubang, tekstur masih terjaga dengan baik, dan alas kaki sepatu masih berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Ketahui Bedanya Cairan Antiseptik dan Disinfektan Agar Tepat Guna
Tempat tidur bayi
Dalam memilih tempat tidur bayi, pastikan tempat tidur tersebut masih berada dalam kondisi baik, kuat dan kokoh. Periksa kembali engsel dan kunci pada tempat tidur agar tetap dapat berfungsi dengan baik.
Apabila matras tidak dalam kondisi baik seperti kempes, berlubang atau terdapat cacat yang lain maka sebaiknya ganti matras dengan barang yang baru.
Bak mandi bayi
Anda bisa membeli bak mandi bayi jika bisa memastikan tidak ada jamur atau lumut yang bersarang di bak mandi tersebut. Pastikan bak mandi tidak licin dan bocor sehingga aman bagi bayi.
Kursi makan bayi
Kursi makan bayi bekas termasuk salah satu perlengkapan bayi yang bisa Anda beli untuk menghemat pengeluaran. Sebelum membeli kursi makan bayi, pastikan barang tersebut dalam keadaan bersih dan mudah dioperasikan.
Mainan bayi
Mianan bayi seperti mainan balok atau plastik juga aman untuk dibeli dalam kondisi bekas. Cuci bersih semua mainan bayi sesuai jenisnya dan pastikan semua mainan masih berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Tips Membersihkan Mainan Bayi
Beberapa Perlengkapan Bayi Bekas yang Tidak Dianjurkan untuk Dibeli
Beberapa perlengkapan bayi bekas yang tidak dianjurkan untuk dibeli, antara lain:
Pompa ASI: Pompa ASI yang digunakan secara pribadi termasuk barang yang tidak aman untuk dipakai secara bergantian. Pasalnya, pompa ASI tidak didesain untuk mencegah kemungkinan infeksi atau kontaminasi. Karenanya, meskipun terlihat bersih namun sebaiknya Anda tidak membeli pompa ASI bekas.
Matras: Matras tempat tidur bayi mengandung banyak cairan tubuh bayi. Kondisi ini tidak menjadi masalah jika matras bekas yang Anda gunakan adalah milik anak pertama atau kedua Anda. Namun jika Anda tidak mengenal baik riwayat kesehatan pemilik sebelumnya, sebaiknya beli matras baru.
Car seat: Dilansir dari Verywell Family, car seat sebaiknya beli dalam kondisi baru untuk pertimbangan keamanan dan kenyamanan bayi.
Dalam membeli perlengkapan bayi, baik bekas atau baru sebaiknya bersihkan semua barang bayi secara menyeluruh untuk menghilangkan kotoran, debu dan potensi kuman atau bakteri. Disinfektan barang sesuai jenisnya dan keringkan hingga bersih sebelum digunakan.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim