Inseminasi buatan adalah salah satu metode kesuburan yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma langsung ke dalam serviks atau rahim, dengan harapan cara ini dapat meningkatkan keberhasilan kehamilan. Dilansir Healthline, ada dua jenis metode inseminasi buatan yang ada:
Intrauterine insemination (IUI)
IUI adalah prosedur yang paling umum dikenal, dimana dokter akan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim.Sebelum prosedur ini, biasanya wanita akan memantau siklus ovulasinya. Sperma yang akan dimasukkan dipersiapkan secara khusus, atau "dicuci". Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan protein potensial yang dapat memengaruhi proses pembuahan, dan untuk membuat sperma lebih terkosentrasi. Diharapkan, persiapan sperma ini dapat meningkatkan keberhasilan proses pembuahan.
Dokter akan menggunakan alat khusus yang disebut spekulum, untuk mempermudah masuknya sperma ke dalam rahim. Setelah prosedur ini, wanita bisa kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dalam dua minggu atau lebih, akan dilakukan tes pemeriksaan kehamilan untuk melihat bila proses inseminasi telah berhasil.
Menurut penelitian yang diterbitkan Human Reproduction pada tahun 2015, angka kehamilan dari proses inseminasi intrauterine setelah enam siklus terapi adalah 40,5%.
Intracervical insemination (ICI)
Berbeda dengan prosedur IUI, seperti namanya, inseminasi ini dilakukan dengan cara memasukan sperma ke dalam serviks, bagian leher rahim yang terhubung dengan vagina. Seperti prosedur IUI, wanita akan memantau siklus ovulasi terlebih dahulu, bisa menggunakan kalender, USG, mengukur suhu tubuh secara teratur, atau kombinasi ketiganya. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan sperma ke dalam vagina bisa dengan menggunakan cervical cap, atau dengan syringe khusus. Pasien akan diminta untuk berbaring selama 15-30 menit sembari menunggu sperma bergerak dari serviks ke rahim. Setelah dua minggu, tes kehamilan akan dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses tersebut.
Dalam penelitian yang sama, angka kehamilan dari proses inseminasi intraservikal setelah enam siklus terapi adalah 37,9%, lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode IUI. Hal ini mungkin karena pada metode IUI, sperma langsung ditempatkan di dalam rahim dan karena persiapan sperma dengan konsentrasi tinggi.
Namun begitu, keberhasilan inseminasi buatan ditentukan oleh beberapa faktor, seperti:
- Usia wanita
- Penggunaan obat kesuburan
- Masalah kesuburan yang melatarbelakangi prosedur inseminasi
Pada inseminasi buatan, walaupun prosesnya cenderung singkat dan minim rasa sakit, dapat muncul efek samping seperti kram perut atau pendarahan ringan. Sangat disarankan untuk menggunakan pakaian yang bersih dan steril sepanjang pelaksanaan prosedur untuk menurunkan risiko infeksi panggul dan peradangan.
Pun demikian, prosedur inseminasi buatan tak selalu berhasil dalam sekali percobaan. Beberapa pasangan mencoba sampai beberapa kali hingga kehamilan dapat terjadi. Jika belum berhasil, umumnya dokter akan meminta Anda berusaha 3-6 kali sebelum merekomendasikan program kehamilan lainnya.
- dr Hanifa Rahma
Todd N (2021). Infertility and Artificial Insemination. Available from: https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/artificial-insemination
Nall R (2017). Everything You Need to Know About Artificial Insemination. Available from: https://www.healthline.com/health/artificial-insemination