Bermain peran (role play) merupakan salah satu permainan yang paling digemari anak-anak. Bukan hanya menyenangkan, permainan ini ternyata juga dapat mendukung tumbuh kembang anak. Apa saja manfaat dari bermain peran bersama anak?
Apa Itu Bermain Peran (Role Play)?
Anda tentu pernah mengajak si kecil bermain peran menjadi dokter. Anda berpura-pura menjadi dokter, memeriksa anak dengan stetoskop mainan, sedangkan si kecil berpura-pura menjadi pasiennya, atau sebaliknya. Itulah salah satu contoh permainan peran yang bisa Anda lakukan dengan anak-anak.
Bermain peran atau role play pada dasarnya adalah media belajar sambil bermain di mana Anda dan anak akan mencoba memerankan sesuatu sesuai imajinasi masing-masing. Permainan peran (role play) diyakini memiliki sejumlah manfaat bagi tumbuh kembang anak. Permainan ini juga banyak digunakan untuk membantu tumbuh kembang anak dengan autisme.
Manfaat Bermain Peran (Role Play)
Bermain peran bukan hanya menyenangkan bagi anak-anak tetapi juga memiliki efek posiif bagi tumbuh kembang anak. Beberapa manfaat bermain peran bagi anak di antaranya:
1. Melatih imajinasi dan kreativitas anak
Saat bermain peran, anak akan terlatih untuk menciptakan suasana dan skenario atas situasi tertentu. Dari sini, anak akan belajar untuk mengembangkan kreativitas dari peran yang sedang mereka mainkan.
Anak-anak akan merasa bebas untuk mewujudkan apa yang ada dalam imajinasinya ke dunia nyata. Dengan cara ini, anak-anak akan merasa percaya diri dan berani mengembangkan ide-ide yang ia miliki ketika dewasa nanti.
2. Meningkatkan kemampuan sosial
Bermain peran memiliki banyak manfaat dalam mengembangkan kemampuan sosial. Salah satunya, anak dapat menumbuhkan rasa empati dengan belajar menempatkan diri pada posisi orang lain. Kebiasaan ini jika diasah sejak kecil akan menumbuhkan anak dengan empati yang baik ketika dewasa. Dengan memiliki empati yang baik, anak akan lebih menghargai dan memahami orang lain yang ada di sekitarnya.
3. Melatih kemampuan menyelesaikan masalah
Dalam bermain peran, anak tidak hanya belajar memahami situasi dan posisi orang lain namun juga tertantang untuk memikirkan solusi dari peran yang ia jalani. Bermain peran juga akan melatih anak untuk menyadari bahwa dalam kehidupan nyata, ia akan memerlukan serangakaian kemampuan dasar untuk bertahan hidup.
4. Melatih kemampuan komunikasi
Bermain peran juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi anak-anak. Ketika anak memerankan tokoh dokter, maka ia akan berusaha mengucapkan kalimat-kalimat yang biasa diucapkan dokter ketika memeriksa pasien. Situasi ini akan melatih keberanian dan kemampuan komunikasi anak sehingga dapat memperkaya kosa kata anak.
5. Meningkatkan motorik anak
Permainan peran juga dapat mendukung perkembangan fisik anak. Beberapa permainan peran seperti berperan menjadi tokoh pahlawan super atau bermain boneka juga dapat melatih kemampuan motorik kasar dan halus pada anak.
Saat bermain, anak-anak akan belajar berguling, melompat, berlari, memanjat, menggunting, menyisir dan mengikat rambut sehingga kemampuan motoriknya terlatih. Dengan permainan peran yang tepat, Anda dapat mengembangkan kemampuan motorik anak sesuai dengan usianya.
Bermain peran adalah salah satu permainan yang banyak digemari anak-anak. Dalam bermain peran dengan anak, pilih peran yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Dengan memilih permainan yang tepat, Anda dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono