Mengapa Bayi ASI Perlu Mendapatkan Suplementasi Zat Besi?

Mengapa Bayi ASI Perlu Mendapatkan Suplementasi Zat Besi?
Ilustrasi bayi yang mendapatkan ASI. Credits: Freepik

Bagikan :


Pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi adalah salah satu anjuran utama dalam panduan kesehatan global. ASI eksklusif yang diberikan selama enam bulan pertama memiliki banyak manfaat bagi bayi, termasuk nutrisi yang tepat serta antibodi yang dapat membantu melindungi dari berbagai penyakit.

Namun di usia tertentu, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mungkin perlu mendapatkan suplementasi zat besi.

 

Kandungan Zat Besi Dalam ASI

Meskipun ASI adalah sumber nutrisi yang ideal untuk bayi, kandungan zat besi dalam ASI relatif rendah, yaitu sekitar 0,4 mg per liter. Kadar ini biasanya cukup selama beberapa bulan pertama karena bayi masih memiliki cadangan zat besi dari masa kehamilan.

Seiring waktu, asupan zat besi dari ASI saja mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Karena hal ini, dokter merekomendasikan suplementasi zat besi, terutama setelah bayi berusia empat bulan.

Baca Juga: Kandungan Nutrisi di Dalam Air Susu Ibu (ASI) dan Rekomendasi Terbaru Menurut WHO

 

Kebutuhan Suplementasi Zat Besi pada Bayi ASI

Zat besi adalah mineral penting yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan pembentukan sel darah merah yang sehat. Selama masa kehamilan, bayi menyimpan zat besi dari ibunya, dan cadangan ini biasanya hanya cukup untuk beberapa bulan pertama kehidupan.

Ada beberapa alasan mengapa bayi ASI membutuhkan suplementasi zat besi, di antaranya:

Penurunan cadangan zat besi bayi

Bayi lahir dengan cadangan zat besi yang didapatkan dari ibu selama kehamilan. Simpanan ini mulai menurun secara signifikan setelah bayi berusia 4-6 bulan.

Pada saat ini, kebutuhan zat besi meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan produksi sel darah merah. ASI mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut sehingga bayi membutuhkan suplementasi zat besi.

Kebutuhan zat besi yang meningkat

Selama beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi mungkin mengalami pertumbuhan yang cepat, seperti peningkatan berat badan, panjang tubuh, perkembangan otak, dan perkembangan organ lainnya. Pertumbuhan bayi yang pesat ini dapat meningkatkan kebutuhan mereka akan nutrisi penting, termasuk zat besi.

Baca Juga: Manfaat Memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Prematur

Risiko kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi di tahap awal kehidupan bayi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang akan memengaruhi perkembangan kognitif dan motorik bayi. Kondisi anemia juga dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, rewel, dan penurunan nafsu makan.

Oleh karena itu, suplementasi zat besi sering dianjurkan untuk bayi yang mengonsumsi ASI setelah memasuki usia 4-6 bulan untuk mencegah risiko anemia.

MPASI yang kurang kaya asupan zat besi

Sumber zat besi yang baik bisa ditemukan dalam MPASI seperti daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, dan sayuran hijau. Namun, jika MPASI yang diberikan tidak mengandung zat besi, bayi mungkin tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.

Selain itu, zat besi dari sumber makanan hewani lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi dari nabati. Oleh karena itu, bayi yang MPASI-nya tidak terdapat menu makanan hewani mungkin memerlukan tambahan zat besi untuk memenuhi kebutuhannya.

 

Setiap bayi memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor seperti usia, berat badan, kondisi kesehatan, status nutrisi, dan riwayat kelahiran. Untuk itu, sangat penting berkonsultasi dengan dokter dalam menentukan dosis suplemen zat besi yang tepat bagi bayi Anda. Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 22 Agustus 2024 | 04:56