Perineal tear atau robeknya perineum (area antara lubang vagina dan anus) adalah hal yang umum terjadi pada persalinan pervaginam. Robekan ini seringkali terjadi saat kepala bayi keluar melalui lubang vagina saat melahirkan, yang disebabkan vagina tidak meregang cukup lebar sesuai dengan ukuran kepala bayi.
Robeknya perineum terkadang cukup kecil sehingga dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, robekan perineum ini terkadang membutuhkan perawatan dan perbaikan tambahan oleh dokter berupa jahitan untuk memulihkan cedera.
Penyebab perineal tear
Robeknya perineum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dilansir Cleveland Clinic dan Healthline di antaranya:
- Pengalaman pertama melahirkan
- Mendapatkan epidural
- Posisi bayi menghadap ke atas
- Penggunaan forsep atau vakum selama persalinan
- Ukuran bayi yang besar
- Pernah menjalani episiotomi
- Etnis Asia
- Tahapan mendorong yang berlangsung lebih dari satu jam
- Memiliki jaringan perineum yang lemah atau pendek karena faktor genetik
Jenis-jenis perineal tear
Seperti sempat disebutkan sebelumnya, robekan perineum dapat sembuh dengan sendirinya apabila ukurannya tidak terlalu besar. Perineal tear dibagi menjadi beberapa jenis, menurut derajat keparahan robekan, di antaranya seperti dilansir Baby Center berikut:
Derajat pertama
Robekan hanya melibatkan kulit perineum, terjadi di sekitar pembukaan vagina atau hanya di dalam vagina. Robekan ini sangat kecil sehingga akan sembuh dalam beberapa minggu tanpa pengobatan dan hanya akan menyebabkan sedikit rasa sakit.
Derajat kedua
Robekan telah mencapai otot-otot vagina dan otot-otot dasar panggul dan dapat masuk lebih dalam ke dalam vagina. Untuk perineal tear derajat ekdua, dokter harus melalukan jahitan tertutup.
Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan dan membutuhkan beberapa minggu untuk sembuh, jahitan pada perineium tidak membutuhkan proses lepas jahitan karena umumnya jahitan akan menyatu dengan kulit.
Derajat ketiga dan keempat
Robekan pada derajat ketiga dan keempat cukup rumit, karena telah masuk ke otot yang mengontrol anus (sphincter anal). Robekan derajat keempat juga melukai kulit di dalam rektum, sehingga beberapa wanita akan merasakan sakitnya selama berbulan-bulan. Beberapa di antaranya juga mengalami inkontinensia dubur serta mengalami nyeri saat berhubungan intim.
Menurut International Urogynecological Association, Anda mungkin harus mendapatkan rawat inap selama 1-2 hari apabila mengalami robekan perineum derajat ketiga atau keempat. Anda juga mungkin akan mendapatkan pengobatan antibiotik, pereda nyeri, serta pencahar setidaknya dua minggu untuk membantu pergerakan lebih mudah.
Periurethral tears
Beberapa wanita mengalami robekan di bagian atas vulva, dekat uretra. Robekan ini tidak melibatkan otot dan biasanya dapat sembuh dengan cepat dan tidak terlalu menyakitkan dibandingkan robekan perineum. Namun, Anda mungkin akan merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil sampai lukanya sembuh.
Apabila Anda mengalami perineal tear saat persalinan, dokter akan melakukan perbaikan segera setelah bayi keluar. Anda mungkin akan mendapatkan bius lokal agar tertidur selama proses berlangsung. Apabila Anda masih sering mengalami kesulitan buang air besar, tidak perlu malu untuk mengonsultasikannya dengan dokter Anda, agar dokter dapat mengevaluasi pengobatan yang telah diresepkan.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Cleveland Clinic (2020). Vaginal Tears During Childbirth. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21212-vaginal-tears-during-childbirth
Stephanie Watson (2019). What to know about perineal tearing. Available from: https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/perineal-tears_1451354
Ashley Marcin (2021). What to Expect If You Have a 4th-Degree Tear During Delivery?. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/4th-degree-tear
International Urogynecological Association. Available from: Third and Fourth Degree Perineal Tears. Available from: https://www.yourpelvicfloor.org/conditions/third-and-fourth-degree-perineal-tears/