Bullying atau perundungan adalah masalah kekerasan yang banyak dijumpai di anak-anak. Bulying bukan hanya kekerasan fisik namun juga dapat berupa cyberbullying dan kekerasan verbal. Selain faktor lingkungan, pola asuh orang tua juga berpengaruh pada perilaku bullying oleh anak-anak.
Tipe Pola Asuh Orang Tua dan Pengaruhnya pada Perilaku Bullying
Cara mendidik anak dapat memengaruhi perilaku anak-anak termasuk dalam bersosialisasi. Penting untuk memastikan bahwa gaya pengasuhan Anda dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa pola asuh diyakini ikut berpengaruh pada kecenderungan anak untuk melakukan bullying. Dilansir dari Verywell Family, berikut ini tipe pola asuh orang tua dan pengaruhnya pada bullying.
1. Tipe otoriter (authoritarian parenting)
Pola asuh otoriter fokus pada mencetak anak menjadi disiplin. Pola asuh ini memandang anak sebagai obyek yang perlu dibentuk oleh orang tua karena orang tua lebih berpengalaman dalam hidup. Pendapat dan perasaan anak biasanya tidak terlalu didengar karena anak harus mengikuti aturan dan kemauan dari orang tua. Bila anak tidak mematuhi aturan, ia akan dihukum dan diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Efek samping dari pola asuh otoriter adalah anak akan merasa tidak percaya diri karena pendapat mereka tidak dihargai.Mereka juga cenderung bersikap agresif karena merasa semua masalah dapat diselesaikan dengan hukuman atau kekerasan. Pola asuh ini dapat menanamkan bibit bullying pada anak sebagai pelampiasan agar ia didengarkan orang lain dan mendapatkan pengakuan dengan melakukan kekerasan atau intimidasi.
2. Tipe otoritatif (authoritative parenting)
Pola asuh otoritatif atau demokratis mendorong anak untuk mandiri namun tetap memerhatikan perasaan anak Anda. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan merasa orang tua sebagai tempat yang aman untuk bercerita. Anak dengan pola asuh otoritatif umumnya dapat tumbuh disiplin karena merasa bertanggung jawab, bukan karena merasa takut dihukum. Mereka cenderung lebih baik dalam membuat keputusan dan jauh dari kekerasan.
3. Tipe permisif
Beberapa orang tua ingin anaknya tidak terbebani banyak aturan dan konsekuensi sehingga memilih pola asuh permisif. Pada pola asuh ini, orang tua menerapkan aturan namun tidak selalu memberi hukuman jika anak melanggarnya. Akibatnya, anak merasa memiliki kebebasan melakukan hal apa pun yang disukainya, termasuk jika hal tersebut adalah perilaku negatif.
Anak-anak dengan pola asuh permisif cenderung memiliki masalah perilaku karena tidak menghargai aturan, cenderung mengalami masalah akademis dan masalah kesehatan fisik. Anak-anak ini juga dapat melakukan bullying karena merasa aturan tidaklah penting.
4. Tipe pengabaian (uninvolved parenting)
Beberapa tanda pola asuh pengabaian antara lain tidak ada aturan baku di rumah, Anda tidak tahu saat ini anak Anda berada di mana dan bersama siapa, dan anak merasa kurang perhatian dari orang tua. Orang tua juga cenderung kurang informasi mengenai perkembangan anak baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini biasanya terjadi pada orang tua yang mengalami masalah kesehatan mental atau terlibat dalam penyalahgunaan zat terlarang.
Pola asuh ini dapat menyebabkan anak memiliki masalah percaya diri, masalah perilaku, dan tidak merasa bahagia. Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh pengabaian juga berisiko menjadi pelaku bullying di sekolah.
Cara Mencegah Anak Melakukan Bullying
Perilaku anak-anak banyak dipengaruhi oleh sikap orang tua ketika di rumah. Anak yang dibesarkan dengan sikap kekerasan cenderung tumbuh menjadi pelaku bullying. Mereka merasa bisa mendapatkan apa yang diinginkan melalui jalur kekerasan.
Jika Anda tidak ingin buah hati Anda tumbuh jadi pelaku bullying, sebaiknya evaluasi lagi bagaimana cara Anda menangani konflik dan masalah di rumah. Anak-anak yang selalu mendengar amarah orang tua, teriakan, ejekan, kritik keras dan terlibat kekerasan fisik dapat tumbuh menjadi anak yang agresif.
Selain itu, ajarkan anak untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan sopan, sebagaimana ia ingin diperlakukan. Jelaskan pada anak bahwa bullying adalah masalah serius, sehingga anak Anda tidak perlu mengikuti ketika ada teman-temannya melakukan bullying pada kelompok lain.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono